"Kamu kalau capek tidur aja," Doyoung perlahan memutar kemudi mobilnya menuju jalan raya.
Doyoung jadi serba salah. Dari tadi semenjak kejadian di pinggir danau fakultas itu, perempuan ini jadi lebih banyak diam. Hanya sesekali menanggapi omongan Doyoung. Entah apa yang dia pikirkan.
Dia tidak terlihat marah, atau sedih, hanya melamun. Makanya Doyoung berinisiatif menawari untuk mengantarkan pulang. Mumpung Doyoung kemarin sembarang membawa Audy hitam Eomma. Kesempatan ini tidak boleh disia-siakan.
Doyoung mengeratkan pegangannya ke roda setir. Sejeong membenahi duduknya.
Dari tadi ponsel Sejeong bergetar, minta diangkat, tapi selalu diabaikan oleh perempuan itu. Yang terakhir, entah di telepon yang ke berapa, sejeong terdengar kesal, mengumpat sedikit. Lalu berakhir mematikan ponselnya. Doyoung yang melihat itu tidak berani bertanya.
"Nggak usah pulang dulu, ya?" tiba-tiba Sejeong bersuara.
"Apa?" Doyoung menajamkan telinganya tanpa menoleh. Takut salah dengar.
"Ke apartemenmu dulu, aku mau ketemu Bi,"
Doyoung membulatkan matanya. "Eh, Serius?"
Tapi tidak ada jawaban. Doyoung meringis. Satu hal lagi yang harus Doyoung ingat, sepertinya perempuan ini tipikal orang yang tidak suka mengulangi pernyataannya dua kali.
Tapi sejujurnya ini suasananya sedang tidak enak,
"Oke, ke apartemenku,"
Doyoung meliriknya. Sejeong memalingkan wajah ke kanan jalan. Masih melamun.
Ada perasaan tidak nyaman menggantung di udara.
Sebenarnya apartemen Doyoung cukup dekat dari kampus, lima belas menit berjalan kaki, tapi jika membawa mobil atau kendaraan harus mengambil jalan memutar, dan itu cukup jauh.
Dan sialnya lagi jalanan agak macet, berhubung bertepatan dengan jam pulang kampus dan kantor.
Tanpa Doyoung ketahui, Sejeong sebenarnya sedang menimang-nimang. Dalam kepalanya, dia berusaha menyusun kalimat yang tepat agar laki-laki ini tidak salah paham.
Sejeong menarik napas panjang. Ah, tidak tahulah, dia hanya harus menyampaikan apa yang ada di benaknya, bukan?
Selain itu ia juga tidak bisa menahannya lebih lama.
"Kalau kau tidak keberatan, kita jalani saja dulu seperti saat ini,"
"Eh," Doyoung menaikkan alis. Sejeong memejamkan mata, berdoa agar laki-laki itu tidak hilang kendali dan berakhir menabrakkan diri di trotoar.
Tapi jauh dari bayangannya. Doyoung malah bertanya, "Saat ini seperti apa maksudnya?"

KAMU SEDANG MEMBACA
Baby's Day Out
FanfictionWhen your future baby comes to town . . . . [romantic-comedy fanfiction] Featurette : Kim Doyoung Kim Sejeong