Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jeno mewek ditinggal Papa alien
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sejujurnya, Doyoung bukan tipikal orang yang religius-religius amat. Tapi setidaknya Doyoung percaya Tuhan ---- dan masih pergi ke gereja setiap minggu pagi –- dengan catatan kakak laki-lakinya yang tinggal terpisah tetap menjemputnya, dan jika dia tidak lupa kalau itu hari minggu.
Tapi sejauh yang selama ini Doyoung pecayai, hidup, mati, dan jodoh itu sudah diatur Tuhan.
Jadi mau dia apatis, dan se-cuek apapun terhadap hubungan, pasti nanti jodohnya datang sendiri.
Lantas, untuk kasus seperti ini bagaimana?
"Jeno, atau siapapun namamu," satu-satunya perempuan di ruangan itu, dan satu-satunya orang yang dijadikan objek pengamatan Doyoung semenjak sepuluh menit yang lalu ---- setelah ia menunjukkan 'cincin'nya, tiba-tiba berkata –--- memecah keheningan yang dibuatnya sendiri, sambil memijit keningnya.
"Dengar ya, bukannya aku tidak percaya dengan semua ini, tapi ini memang benar-benar hal yang sulit dipercaya, kau tahu, kan?" Sejeong masih memijit-mijit keningnya, merasa pusing.
"Maksudku, perjalanan waktu, itu tidak se-simpel seperti kau berpergian atau jalan-jalan ke plasa gwanghamun, atau tamasya ke pulau jeju,"
"Dan kau juga tahu persis itu, kan? Kim Doyoung?" Doyoung yang tiba-tiba disebut namanya terlonjak kaget. "Dan kau masih percaya anak ini?"
