Part 6

611 74 16
                                    

Happy Reading






Al kembali mengunjungi rumah sakit tempatnya dulu dirawat, Al melihat keseliling tak ada yang berubah dari rumah sakit itu, pohon pohon yang rindang dan bangunan yang masih berdiri tegak dihadapanya.
Al berjalan perlahan menyusuri setiap lorong, Al pun berhenti pada sebuah ruangan dia melihat gadis kecil berusia 10 tahun sedang duduk dan terdiam padahal didepanya terdapat alat lukis.

Sebelum Al mendekati gadis kecil itu, sebuah suara yang sudah tak asing lagi ditelinga Al memanggilnya.

"Al... kenapa kau kemari??" Suara Dokter Rudy.

Dokter Rudy, adalah dokter yang menangani Al selama Al tinggal dirumah sakit jiwa.

"Aku .... hanya ingin melihat keadaanmu". Ujar al

"Ah.. baiklah ayo silahkan duduk, kau terlihat begitu bersemangat Al". Ajak Dokter Rudy..

"Kenapa dia tidak melukis...?" Tanya Al pada dokter Rudy sambil menunjuk pada gadis kecil didepannya.

"Aku berharap dia bisa pegang pensil, tapi sampai sekarang masih belum bisa, jadi membutuhkan waktu yang cukup lama untuk menyembuhkannya. Melukis adalah cara terbaik untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dengan pikiran. Sebelumnya kau juga Rehabilitasi dengan cara ini". Jelas dokter Rudy.

"Ah.. iya, dan seingatku dulu aku hanya asal asalan memberi warna pada kertas.." kata Al

"Warna juga salah satu cara mengungkapkan perasaan. Jujur saja kau datang menemuiki apakah terjadi sesuatu??"

"Dokter, kau bohongkan? Aku bukannya sudah sembuh tapi sebenarnya memang tidak bisa disembuhkan?".

"Saat kau diantar kesini, kondisi mu sangat parah. Setelah dilakukan terapi obat dan kejiwaan, dan kau perlahan lahan menunjukkan perubahan, kau jadi jauh lebih tenang dan mampu memgendalikan dirimu, oleh sebab itu aku mengizinkan kau keluar dari rumah sakit ini. Luka di batin dan luka dijasmani adalah luka yang berbeda. Dan bukan masalah kau sembuh atau tidak, tapi tergantung bagaimana caramu untuk mengatasinya.. Apa sampai sekarang kau masih merasa kalau kau yang membunuh adik mu?". Tanya dokter Rudy.

Al hanya diam, bayangan yang selama ini terus memghantui nya terus terlintas seperti roll film yang terus berputar, bayangan dimana dia melihat Elvan berdiri diatas pagar pembatas gedung dan bayangan ketika Elvan terjun bebas dan jatuh terhempas.

******

Di ruang kelas , Al tertidur saat dosen Indra memberikan pelajaran. Yuki hanya bisa menatap sambil bekata dalam hati : “Tidak ada yang tahu apa yang telah terjadi. Dia tidak bilang apapun maka kami pun tidak akan bertanya. Aku takut kehilangan dia. Takut sekali. ”

Al sedikit menggeliat dalam tidurnya, Yuki pun mencoba membangunkan Al yang duduk disebelahnya dengan perlahan, tapi justru hal itu membuat Al kaget dan reflek berdiri sambil berkata "Tujuan terakhir ku adalah menjadi juara dunia motoGP 500cc."

Seisi kelas pun tertawa , dan dosen indra pun menegur agar Al membaca buku dulu baru pergi merebut gelar juara dunia motoGp. Jika bermimpi terus kau tidak akan lulus. Tegas dosen Indra
Setelah memandang yuki sesaat , Al pun kembali tertidur. ( hahaha kok aku ngakak ya pas ngetik part ini).

Jam kuliah sudah usai Al berjalan bersama Verrel. Al meminjam catatan mata kuliah hari ini pada verrel, namun verrel menjawab "kenapa tiba tiba kau menjadi rajin?".

"Untuk mencegah kantuk terkadang belajar juga bagus, apa kau tak tahu itu Ver?" Jawab Al santai.

"Aku rasa jika untuk mu bukan untuk mencegah kantuk, tapi justru membuat mu tidur semakin nyenyak". Ejek Verrel.

BersamaMuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang