Day Off

380 26 2
                                    

(Anna POV)

Jadi, aku harus istirahat selama seminggu penuh karena bekas jahitan operasiku infeksi. Aku meminta Na Ra menghandle semua pekerjaan. Begitu juga aku meminta Hyun Min Oppa untuk memperhatikan kesehatan anak - anak yang mulai menurun. Aku juga mengirim pesan pada Shownu untuk beristirahat, karena ia terlihat lelah. Karena bosan diruangan, aku sengaja berjalan - jalan di sekitar rumah sakit. Hari ini aku harus tinggal sampai 3 hari ke depan. Selanjutnya aku baru boleh tinggal dirumah.

Baru 15 menit aku melihat seorang wanita berteriak - teriak kesakitan di ranjang yang tengah para suster dorong. Ketika ranjang itu lewat. Kemudian aku menyadari sesuatu. Itu Yoo Jin!!!

"Dok. Apa ia sendiri?" tanyaku mengiringi.
"Ia dia datang dengan taksi. Suaminya diluar kota. Kau kenal wanita ini?" tanyanya.
"Dia teman saya. Jika butuh persetujuan saya bisa menjadi walinya. Jangan khawatir" kataku berhenti saat suster menahan tubuhku.
Ku ambil handphone dari saku bajuku kemudian mendial no suami Yoo Jin. Jin Woo oppa, kemudian aku mendial no hp ibunya Yoo Jin. Walau ayah Yoo Jin tidak akan datang, setidaknya ibu Yoo Jin akan datang demi anak perempuan satu - satunya.
"Nona Anna" panggil perawat membuatku menoleh.
"Ya. Aku" jawabku mengantongi kembali handphoneku.
"Nona Yoo Jin meminta anda untuk menemani persalinannya. Silahkan masuk" aku menelan ludah, ini baru pertama kalinya bagiku untuk menemani persalinan.

Aku tak dapat membendung air mataku melihat Yoo Jin yang tampak kesakitan, ia sudah mulai mengejan. Ku raih tangannya yang langsung disambut dengan genggaman erat. Kami bertatapan, aku tak mampu berkata - kata. Aku bingung, punggungku terasa nyeri. Padahal sudah disterilkan dan diberi obat. Tampaknya rasa nyeri Yoo Jin menular.

"Yoo Jin - a. Jin Woo oppa dan ibumu sedang dalam perjalanan. Aku tahu rasanya pasti sakit sekali. Bagaimana kalau kita percepat. Mengejanlah sekuat tenaga. Usahakan satu kali jalan saja. Jadi kau tidak perlu menahan rasa sakit hingga seperti ini" tiba - tiba saja kataku banyak yang keluar. Yoo Jin mengerjap, ia mengangguk. Aku terus memegangi tangan Yoo Jin yang kini tengah mengejan. Usaha pertama gagal.
"Yoo Jin - a. Kau pasti bisa. Ayo Yoo Jin - a" kataku lagi. Kemudian ia kembali mengejan, jeritannya memenuhi ruangan. Lalu kulihat dokter mengangkat bayi seperti di film Lion King.
"Laki - laki. Sehat, sempurna. Selamaat" aku dan Yoo Jin kembali menangis. Aku memeluknya, perawat menidurkan sang bayi dalam posisi tengkurap didada Yoo Jin. Ku ambil handphoneku yang sudah penuh dengan panggilan tak terjawab dari ibu Yoo Jin. Ku pastikan lampu blitz tidak menyala, ku ambil gambar sebanyak mungkin lalu ku kirimkan pada Mi Na eonni, Na Ra, Hyun Min oppa dan Shownu.

Kakiku masih gemetar saat keluar ruangan. Hingga tubuhku merosot ke lantai begitu keluar.

"Anna" panggil seseorang yang kemudian membantuku berdiri.
"Omoeni" kataku memegangi tangan ibu Yoo Jin yang tidak sendiri. Ia datang bersama suaminya.
"Yoo Jin bagaimana?" tanya ibunya lagi.
"Dia berhasil. Anaknya laki - laki, tampan. Menangisnya keras sekali seperti Yoo Jin" kataku kembali menangis, kami berpelukan. Ku lihat Jin Woo oppa berlari dari ujung lorong. Ayah Yoo Jin menatap menantunya dengan tatapan sarkastik. Masih sama seperti dulu. Mungkin ini baru kali kedua mereka bertemu setelah Yoo Jin dan Jin Woo menikah tanpa restu dari ayah Yoo Jin.

"Ayah. Ibu. Anna" sapanya. Ia berusaha menyalami ayah mertuanya. Mungkin ia tahu akan ditolak, jadi ia memegangi tangan kanannya sambil menunduk. Tapi, ayah Yoo Jin memeluk menantunya sambil berkata jika ia telah berusaha keras selama ini. Kami berempat terisak dilorong, ini momen bahagia yang tak terduga. Sesaat kemudian, terdengar suara ayah dan ibuku yang tampak kebingungan kenapa aku ada didepan ruang bersalin.

XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang