Baru saja aku duduk disofa apartemenku setelah shooting Idol Room.
Ki Hyun Calling
"Wae?" tanyaku sambil membenarkan poni.
"Susah dijelaskan. Anakmu dan Mi Na Noona. Sudahlah kukirimkan alamatnya, cepat datang kemari" kata Ki Hyun.
"Ha?" Belum sempat bertanya lebih lanjut. Ki Hyun sudah memberi sebuah alamat. Bukankah itu kafe JYP?Aku mengganti kemejaku dengan kaos oblong berwarna putih dan blue ripped jeans diatas lutut. Ku ambil hoodie dan tasku. Lalu kembali keluar dari apartemenku. Starship sudah mengeluarkan pernyataan dan penjelasan resmi jika Chang Kyun dan Seola tidak berkencan. Walaupun masih pro dan kontra, aku tidak begitu memikirkannya sekarang.
Aku memutar setir ke kanan, berbelok dua kali. Lalu ke kiri memasuki basement untuk parkir. Saat aku melangkahkan kaki ke dalam kafe itu, aku dapat melihat Ki Hyun dan Chang Kyun tengah duduk di depan Na Ra dan Na Na yang wajahnya berantakan. Apa yang terjadi? Shownu yang sedari tadi berdiri, akhirnya melihatku. Ia mengisyaratkan agar aku segera mendekat.
"What happened here?" tanyaku.
"Noona? Ehmm. Celanamu" kata Chang Kyun melirik ripped blue jeans pendekku.
"Mau kalian yang ceritakan atau aku?" tanya Ki Hyun pada kedua anak itu.
Shownu memberiku tempat duduk disebelah Chang Kyun.
"Aku saja yang cerita" kata Na Na menatap Na Ra dengan sengit.
"Kalian ini habis pukul - pukulan?" tanyaku.
"Aku tak tahan lagi ingin memukul pembohong kelas kakap sepertinya" kata Na Na dengan pipi lebam.
"Jelaskan" kataku mendengarkan.
"Orang yang memberi tahu dispatch mengenai lokasi bertemunya Chang Kyun dan Seola eonni adalah Na Ra. Yang mengambil foto Chang Kyun tengah mencium Seola eonni juga dia" kata Na Na bersungut - sungut.
"Hyun Min oppa bilang ia sudah memeriksa hp kalian dan nihil" balasku datar.
"Dia punya hp lain yang selama ini tak pernah ia tunjukkan. Aku ingat sekali waktu itu ia mengeluarkannya saat dikafe tapi aku tidak ambil pusing. Bodohnya, ia tidak menggunakan lockscreen. Aku tahu karena ia pelupa. Saat ia pergi, aku memeriksanya. Karena itu hp keluaran terbaru dan memang bagus sekali. Tanpa kusadari aku malah menjelajah galeri dan chatnya. Disana juga ada bukti transfer uang ke rekening Na Ra. Begitu ia datang aku pukul saja dan dia balas memukul" kata Na Na hampir menangis.Min Hyun calling.
"Ya"
"Mamaaaaaaa"
"Hey baby"
"Ri On. Sebentar appa ingin bicara dengan mama Anna" kata Min Hyun.
"Kau mengajak Ri On ke rumah sakit?" tanyaku melihat Shownu menepuk kepala Na Na yang tengah menangis.
"Dia ingin ikut. Aku lupa memberitahumu sesuatu. Pasien yang dirawat Jong Hyun adalah asistenmu yang dulu pernah menjenguk Yoo Jin dirumah sakit ini. Namanya Kwon Na Ra. Diharinya keluar dari rumah sakit kami berpapasan dan dia memanggilku dokter ganteng. Hanya dia yang memanggilku begitu. Apa kau tahu kenapa ia bisa datang kesini dengan wajah seperti itu?" kini aku migrain.
"Arraseo. Akan ku tanyakan padanya. Gumawo"
"Bye bye mamaaaaa. Saranghae" teriak Ri On.
"I do love you too. Pumpkin" kataku menutup telphon. Aku menelusuri record audio dan memutarnya tepat dihadapan kami berenam.Ki Hyun menatap Na Ra yang sedari tadi diam saja. Bahkan setelah ku putar rekaman pembicaraanku dan Min Hyun tadi. Apa aku harus menghipnotisnya agar ia bicara?
"Ayahku meninggalkan hutang yang lumayan besar. Ia kalah main judi dan memberikan sertifikat rumah pada para ahjussi . Ayah berjanji akan membayarnya dalam waktu dekat. Tapi, ayahku kabur. Lalu mereka datang ke rumahku untuk menagih. Perlakuan mereka sangat kasar, ibuku dipukul saat aku tidak ada. Saat itu aku tengah makan disini sambil memikirkan jalan keluar. Aku melihat orang - orang dispatch tengah berdiskusi tentang Yun Hyoung IKON. Tanpa pikir panjang aku menghampiri mereka, transaksipun dimulai. Aku menjanjikan mereka sebuah informasi dan ia memberiku uang. Paling mahal saat aku memberikan foto Chang Kyun tengah mencium pipi Seola Eonni. Saat itu aku baru pulang dan mendapati adikku dipukul karena meneriaki mereka. Ketika aku yang menghadapinya. Aku balas memukul, tentu saja aku kalah dan wajahku babak belur. Aku memesan taksi ke rumah sakit sendirian" kata Na Ra dengan ekspresi datar.
"Berapa hutang ayahmu sekarang?" tanyaku.
"Tinggal 1 juta lagi" jawabnya tanpa menatapku.
"Aku sudah mentransfer sejumlah uang ke rekeningmu. Lunasi hutang ayahmu hari ini juga. Ambil kembali sertifikat rumah yang ayahmu gadaikan. Menurut perjanjian kerja pasal 7 jika kau melakukan hal yang merugikan kantor salah satunya mencemarkan nama baik. Maka kau dipecat. Jadi berhentilah bekerja sekarang sebelum sajangnim mengeluarkanmu secara tidak hormat. Aku harap kau bisa belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Kalian berdua pergilah ke rumah sakit tempat Min Hyun bekerja. Obati luka kalian, biaya akan ku tanggung. Jika sudah tidak ada lagi yang mau dibicarakan. Aku akan pergi. Terima kasih semuanya" kataku beranjak dari kursi dan meninggalkan semua orang dalam diam. Sesungguhnya aku hampir menangis. Hanya saja aku tak mau menangis disana.***
Jadilah aku melakukannya dihadapan Yoo Jin yang baru saja menidurkan Jin Hwan. Ia hanya menatapku dan terus mengulurkan tisyu. Bahkan ia menyediakan susu strawberry kesukaanku. Berharap aku segera berhenti menangis. Belum lama aku mengingatkan diriku sendiri yang tak pernah akrab dengan orang lain karena mereka palimg berpotensi menyakitiku. Sekarang sudah terjadi.
Rasanya dadaku sesak sekali. Aku tak mampu berkata - kata. Yoo Jin bilang siapapun yang menghadapi situasi sulit bisa saja berubah menjadi orang yang tak pernah kita duga sebelumnya. Waktu menangisku tinggal lima menit lagi. Total sudah setengah jam setelah aku menceritakan semuanya pada Yoo Jin. Ia tak marah ataupun mengumpat, ia sudah kenal Na Ra sejak lama dan ia memakluminya.
Smartphoneku berdering. Tertera 3 huruf dilayarnya tengah memanggilku. Yoo Jin membelalakkan kedua matanya.
"Itu benar dia?" tanyanya.
"Tentu saja. Mau ku angkat?" tanyaku menyeka hidungku yang beair.
"Annyeong haseyo" sapaku.
"Kukira kau tadi mampir ingin memberi tahu apa keputusanmu. Tapi, kau malah pergi duluan"
"Aku ada urusan lain. Aku menerima tawaranmu. Bulan besok kita mulai. Bagaimana?" jawabku kemudian.
"Keputusan yang bijak. Baiklah kalau begitu. Selamat bergabung" balasnya memutus sambungan telephon."Daebak!!!" Kata Yoo Jin .
"Aku ini terkenal" kataku tertawa.
"Bagaimana bisa. Jadi apa kau disana? Manager?" tanya Yoo Jin lagi.
"Kau akan segera tahu. Aku harus pulang sekarang, kalau aku terus - terusan disini kasihan Jin Hwan" jawabku memasang kacamata bulatku.
"Sudah menangis 30 menit kau baru sadar jika itu mengganggu? Lagipula wajahmu bengkak begitu. Yakin bisa menyetir?" tanya Yoo Jin menatapku.
"Gwaenchana. Gumawo Yoo Jin - a" jawabku memeluknya. Ia mengusap punggungku pelan.***
Ku mohon, jangan ada yang menggangguku lagi ~
Speak of The Devil.
Bel apartemenku berbunyi."Duguseyo?" kataku beranjak dengan malas - malasan.
"Ayem" ucapnya membuatku menyipitkan mata untuk menatap monitor.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanyaku saat membiarkan ia memasuki apartemenku.
"Pacarku baru saja melewati hari yang berat. Jadi apa salahnya aku mampir?" tanyanya menoleh kearahku.
"Naneun gwaenchana" kataku menghempaskan pantatku ke sofa.
Ia meletakkan semua bawaan dimeja, sementara aku bermalas - malasan disofa. Karena mengantuk, aku mengganti posisiku dari duduk menjadi tidur. Chang Kyun ikut berbaring disampingku. Takut ia jatuh, aku sengaja memiringkan tubuhku, memeluk pinggangnya dengan satu tangan. Ia mengulurkan lengannya yang ditumpu dengan bantal agar aku dapat meletakkan kepalaku disana. Ia mengusap mataku, pipiku, pokoknya seluruh wajahku. Sementara aku memejamkan mata. Hari ini melelahkan sekali. Bibirnya kini menusuri puncak kepalaku, kemudian dahiku dan aku sengaja mengecup bibirny secara tiba - tiba. Lalu kami tertawa, jarang sekali kami mendapatkan waktu berdua seperti ini."Jangan menggodaku. Aku mengantuk" kataku dengan suara parau.
"Ya ampun suaramu sampai habis begitu" balasnya membelai rambutku.
"Hmm~ tetaplah seperti ini. Aku membutuhkanmu" ucapku memejamkan mataku dan terlelap.
KAMU SEDANG MEMBACA
X
FanfictionStylist Noona Monsta X mengajukan cuti. Manager mereka mengumumkan stylist pengganti yang tak lain adalah sahabat karib dari stylist Noona mereka sebelumnya. Tadinya mereka tak begitu tertarik dengan pergantian stylist. Tapi, suatu kalimat yang teru...