Hal pertama yang harus aku lakukan adalah membicarakan hal ini dengan Hyun Min oppa setibanya aku di Korea nanti. Untuk saat ini tidak ada yang bisa aku lakukan. Aku terus menggigiti bibirku sambil menatap keluar jendela pesawat. Ares sempat melarangku untuk kembali ke Korea karena masalah kemarin. Ia bilang lebih baik aku tetap di London sampai masalah ini selesai. Meyakinkan Ares cukup menguras tenagaku. Karena kebahagiaanku adalah hal utama baginya.
Aku sengaja tak mengangkat telphon siapapun. Aku juga tidak membalas pesan apapun yang masuk. Hanya terus memantau sudah sejauh apa masalah ini menyebar. Entah kenapa aku jadi merindukan Chang Kyun. Ditengah - tengah situasi seperti ini, justru aku ingin mengajaknya kabur. Tapi, aku takkan menemuinya hingga masalah ini selesai. Kalau bisa.
***
Aku menyeret travel bagku dengan perasaan galau. Menginjakkan kaki ke Korea tidak membuatku semangat kali ini. Biasanya aku akan mampir untuk sarapan cinnamon roll dan americano. Tapi, aku sungguh tidak ingin melakukannya. Bahkan untuk sekedar makan coklatpun aku malas. Waktunya untuk memesan taksi.
"Mama" suara itu membuatku mencari keberadaannya. Kulihat keponakanku sudah tertawa dipelukan ayahnya dari jarak 3 meter. Aku tidak menyuruhnya untuk menjemputku.
"Alaric Hwang" kataku berjongkok dan merentangkan kedua tanganku. Ia tertawa dan melompat ke pelukanku.
"Ares yang menyuruhmu?" tanyaku saat Min Hyun mengambil alih travel bagku sementara aku menggendong Ri On.
"Siapa lagi" kata Min Hyun memasukkan tasku ke bagasi. Ia menempatkan Ri On di bangku belakang sementara aku disampingnya.
Aku tak kunjung menyalakan handphoneku. Entahlah, sepertinya aku tidak ingin melihat apapun yang ada disana. Baru saja aku melihat Min Hyun melirik ke arahku yang baru saja melemparkan handphoneku secara asal - asalan ke dashboard mobilnya. Daritadi ia tidak menanyakan apapun padaku. Tampaknya ia tahu jika aku tidak ingin membicarakannya. Jadi disepanjang perjalanan kami hanya menanggapi celotehan Ri On.
"Come here" kata Min Hyun merentangkan kedua tangannya saat sampai didepan gedung apartemenku.
"Hug. Hug" kata Ri On memegangi boneka hiu kesayangannya. Aku tersenyum kecil, memeluk Min Hyun dan menyandarkan pipiku ke bahunya. Ia membelai kepala sampai punggungku dengan lembut.
"Katakan bye bye pada mama Anna" katanya begitu melepas pelukan kami."Angg. Ri On mau main dengan mama Anna" pintanya sangat imut.
"Bukankah hari ini kita akan makan ice cream enak? Kau tidak mau?" tanya Min Hyun lagi.
"Oiyaaa. Ice creaam. Bye bye mama Anna" jawab Ri On secepat kilat. Aku tertawa, ku lambaikan tanganku pada Ri On dan segera keluar dari mobil.***
Setelah mandi, aku segera merebahkan tubuhku ditempat tidur. Rasanya lelah sekali, pikiranku berpusat pada satu hal. Aku juga tidak punya best friend untuk tempat curhat. Eugene sibuk mengurus Jin Hwan. Dari jaman SMA aku tak pernah dekat dengan siapapun. Kadang orang yang dekat dengan kitalah yang berpotensi paling besar untuk menyakiti kita.
Aku ingin menilik kontak siapa saja yang ada di handphoneku. Tapi, itu bearti aku harus menghidupkan benda kotak itu dan aku tidak mau. Entah kenapa aku jadi pengecut begini. Sibuk dengan pikiranku, baru saja seseorang menekan bel apartemenku. Ya ampun, ijinkan aku istirahat.
Saat aku melihat wajah itu, spontan aku tersenyum. Terminator dengan muka bayi itu ada didepan pintu apartemenku.
"Hyun Woo ya" kataku tersenyum.
"Wajahmu kusut sekali" balasnya memasuki apartemenku dan meletakkan berbagai macam plastik dimeja ruang tengah. Sesekali aku membenarkan letak kacamataku yang terus merosot dihidungku.
Tiba - tiba saja Shownu merentangkan kedua tangannya dihadapanku. Aku menatapnya tak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
X
FanfictionStylist Noona Monsta X mengajukan cuti. Manager mereka mengumumkan stylist pengganti yang tak lain adalah sahabat karib dari stylist Noona mereka sebelumnya. Tadinya mereka tak begitu tertarik dengan pergantian stylist. Tapi, suatu kalimat yang teru...