Pengakuan

367 21 4
                                    

Gwangju, 15 Januari 2019.

"Dad. There is someone ringing the bell" teriak Anna dari dapur. Malam ini tugasnyalah yang memasak makan malam. Sudah tiga hari ia kembali ke rumah orang tuanya. Hanya influenza, begitulah kata dokter. Karena penyakit ini berasal dari virus. Jadi tidak ada obat paten untuk menyembuhkannya. Yang ada hanya obat untuk meredakan gejala saja. Anna sudah meminta Na Ra dan Na Na untuk menfitting outfit yang telah datang. Sampai sekarang ia hanya memberi tahu Hyun Min alasan ia menghilang selama tiga hari.

"Ares. Help me out" teriak Anna lagi ketika pasta buatannya sudah siap untuk dihidangkan.
"Someone coming to see you" kata kakak laki - laki nya membawa piring berisi pasta buatan Anna. Tapi, adiknya tidak begitu peduli dengan siapa yang datang. Kini ia tengah memindahkan bubur abalon dari panci ke dalam mangkuk untuk ibunya.
"Dinner everyone" teriak Anna membawa menu terakhir ke meja makan. Terdengar suara ayah dan kakaknya yang tengah mengobrol dengan seseorang. Pasti tamu yang datang tadi.

"Eomma. Tolong panggil mereka. Daritadi sudah aku panggil tidak ada yang menyahut" gerutu Anna menata peralatan makan.
"Arraseo. Gidaryo ba" kata ibunya menyusul yang lain ke ruang tengah.

Beberapa menit kemudian.

"Anna. Lihat siapa yang datang" suara ibunya membuat Anna mendongakkan wajahnya.
"Ch. Danny?" kata Anna tak percaya.
"Aku akan meletakkan bunga ini divas terlebih dahulu" lanjut ibunya membawa bucket bunga lavender dan mawar. Ares meletakkan keranjang buah di tengah meja makan.
"Anna. Sediakan satu piring pasta lagi untuk Danny. Dia akan makan malam bersama kita" kata ayah Anna merangkul Danny seperti anak sendiri.
"I am not sure there is a food left for me" kata Danny dengan ekspresi tidak enak.
"Ini untukmu" kata Anna meletakkan sepiring pasta ditempat yang ada disebelah Ares.
"Ehem. Silahkan duduk adik ipar" kata Ares membuat mereka tertawa.

Ayah Anna sebagai kepala keluarga memimpin doa sebelum makan.

"Eh. Bro, kau tidak mungkin makan dengan tangan kiri kan?" Ares menatap Danny.
"Kan sudah kubilang tidak usah mengajakku makan malam. Tangan kananku sedang tak bisa digunakan" katanya pada Ares.
"Anna" panggil Ares pada adiknya yang tengah menyantap pasta yang ia buat tanpa terganggu.
"Anna" panggil ibunya lembut.
"Wae eomma" tanya Anna menoleh.
"Bantu Danny makan" kata Ayah menatap Anna dengan tatap meledek.
"Baiklah" kata Anna menarik bangku ke samping Danny dan mulai menyuapinya. Sesekali Anna juga turut memakan pastanya yang ia bawa turut serta.

"Bagaimana? Enak tidak? Aku yang mengajari Anna bagaimana memasaknya" kata Ares menatap Danny.
"Enak sekali. Resep dari chef terkenal memang berbeda" jawabnya membuat seisi ruangan senang.
"Ares" panggil Anna.
"Oppa. We still living in Korea" koreksi Danny.
"Bagaimana kalau kita pindah saja? Aku tak tahan memanggilnya oppa" jawab Anna.
"Kemana? Bagaimana kalau Australia? Atau kita ke Maryland? Terserah kau saja" kata Danny mengusap bibir Anna yang belepotan.
"Aku suka Maryland. Bagaimana kalau jepang? Kau suka jepang kan?" Anna tak sengaja memegangi tangan kanan Danny yang masih diperban.
"Aw.. appo" kata Danny mengaduh. Anna refleks meminta maaf dan mengecup tangan Danny beberapa kali. Lalu ia memeluk Danny dengan wajah merasa bersalah. Danny tertawa, memegangi wajah Anna yang tengah bersandar ke bahunya.

"Are you two now in relationship?" tanya Ares mengacungkan garpunya ke arah Anna dan Danny bergantian.
"We're now BFF" kata Anna dengan nyaman masih memeluk Danny.
"I am happy seeing both of you love each other. Even in different way than before" sahut ayah Anna tersenyum.
"Sekarang Danny sudah menjadi seorang Idol. Tidak mudah baginya untuk menjalin hubungan lebih dari sekedar teman" lanjut Ibu Anna menyelesaikan makan malamnya.

XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang