Part panjang ni, awas bosan 😂
14. Hadiah
***
Bugh
Bola warna oranye itu sukses masuk kedalam ring Basket, aku mendribel bola lagi, tapi fokusku pecah ketika melihat dua orang berjalan dekat kantin.
Dugh
Bola basket yang aku lempar malah mengenai papan penyangga ring.
"Istirahat dulu baal!" Karel meneriaku, dia duduk selonjoran dilantai lapangan dengan peluh di dahinya.
Aku menurut, lalu duduk tak jauh darinya, "Lo minum air gue?!"
Karel menjawab pertanyaanku dengan cengiran bodohnya, "Haus baal, gue ganti deh ntar ya," lalu dia bangkit dan berjalan menuju kantin.
Aku menunduk, menetralkan napasku yang tak beraturan karena bermain basket, teman satu clubku sudah pulang karena ini sudah sore, tapi aku masih aja melanjutkan latihan.
Karel menyerahkan air minum padaku, aku mengambilnya tanpa menoleh, langsung kuteguk air itu sampai tersisa setengah botol.
"Kok gak pulang?"
Sontak aku menoleh, suara itu, (Namakamu) memandangku bertanya, kemudian duduk disampingku.
"Lo dateng reuni nanti malam?"
Aku menaruh botol pemberian (Namakamu) kasar.
"Baal nih airnya."
Karel datang tepat waktu, aku berdiri langsung merampas sebotol air ditangan Karel dan menaruh didepan kaki (Namakamu), (Namakamu) mendongak menatapku bingung, kemudian langsung berdiri tepat setelah aku melangkahkan kaki pergi.
"Baal tunggu woi!" Kudengar Karel meneriaku, aku langsung mempercepat langkahku ketika kusadari seseorang membuntutiku.
Aku terpaksa berhenti melangkah, ketika (Namakamu) berada di depanku, menghadang ku.
"Lo kenapa sih Baal? Kenapa ngehindarin gue sih?"
Aku hanya meliriknya sebentar tak berniat menjawab pertanyaannya. Aku berjalan ke sisi lain, tapi (Namakamu) tetep menghadang malah dengan kedua tangannya ikut membentang.
"Minggir!" Bentakku, masa bodoh dengan perasaanya.
Dia sedikit tersentak dengan bentakanku, lalu mundur beberapa langkah, aku mengambil kesempatan itu untuk segera pergi.
Tak sampai lima langkah dia berteriak, "Lo kenapa sih Baal? Gue punya salah apa?"
Aku berhenti melangkah, lalu berjalan kearahnya, dia menatapku dengan matanya bulat.
"Kenapa lo ngehindarin gue?" Tanyanya pelan.
"Bukannya itu mau lo? Hmm?"
Dia menatapku bingung.
"Lo yang ngehindar dari gue, terus sekarang setelah gue ngehindar balik, lo tanya salah lo apa?!" Tanyaku menaikkan nada bicaraku beberapa oktav.
Dia menatapku, entah penglihatanku yang salah atau apa, tapi aku rasa dia mau menangis, matanya mulai berselaput bening.
Aku langsung berbalik setelah beberapa detik tak mendapatkan responnya, peduli setan dengan waktuku yang terulang, bagiku ini bukan kesempatan, ini hukuman, hukuman untukku agar membunuh perasaanku.
***
Datang ke reuni gak seperti yang aku bayangkan tadi dirumah, tadinya aku menolak ajakan Bastian dan Kiky untuk datang ke acara ini, tapi Kiky memaksa katanya dia sampai ijin pada komandannya hanya untuk menghadiri acara ini, dan Bastian juga ikut-ikutan memaksa, aku rasa acara ini tidak terlalu membosankan, aku bertemu dengan beberapa kawan lamaku, seperti BD, Alwan, Kiky, Bastian, ah dua orang yang aku sebutkan terakhir itu sudah terlalu sering bertemu denganku, sampai aku bosan.
KAMU SEDANG MEMBACA
TIME
FanfictionSequel of BEGO Iqbaal diberi kesempatan untuk memperbaiki masa depannya yang berantakan, dia kembali ke masa SMA awal pertemuan dirinya dan (Namakamu), namun semakin ke sini, Iqbaal merasa kalut dirundung pertanyaan 'Apakah kembalinya ia karena peny...