1). TRAGEDI ?

296 19 28
                                    

Kesan pertama yang baik
akan menciptakan penilaian
positif seseorang terhadap
orang yang baru ditemuinya.
Namun bagaimanakah
jika yang terjadi justru sebaliknya ?

._._._.

Jika tidak ada tugas atau kegiatan di sekolah pada saat weekend, Safina akan membantu perkerjaan di toko kue milik bundanya. Seperti yang dilakukannya hari ini, dia membantu mengantar pesanan kue ke beberapa rumah pelanggan. Kali ini dia ditemani oleh Nabila,  teman yang sudah Safina anggap sebagai sahabatnya meski baru mengenalnya pada saat MOS beberapa bulan yang lalu.

" Masih jauh ya Bil?" tanya Safina sembari membenahi masker dan helm yang dipakainya

" Kalau di maps masih sekitar 500 meter lagi, setelah ini ada pertigaan belok kiri lurus ada perempatan belok kiri lagi, terus lurus lagi ada pertigaan belok kanan nah sekitar situ." Ibu jari Nabila sibuk menscroll ponsel yang berada digenggamannya.

Safina kembali meng-gas skuter matic warna biru metaliknya. Setelah mengikuti maps bukannya tiba di rumah pelanggan, akan tetapi mereka malah tiba di lapangan kompleks perumahan yang dipenuhi anak muda yang sedang bermain sepak bola.

Kedua gadis itu kompak menghela napas.

" Astaga, emang ya di dunia ini gak ada yang bisa dipercaya bahkan maps sekalipun ". Gerutu Nabila.

Safina tidak membalas omongan Nabila. Matahari yang sedang terik-teriknya membuatnya melajukan motor ke bawah pohon yang berada tepat disamping lapangan sepak bola.

" Kita berteduh disini dulu sambil nunggu orang lewat, terus tanya rumahnya Bu Anisa dimana". ujar Safina

Nabila mengangguk pelan sambil merefresh ponselnya. Gadis itu menaruh kantong kresek besar berisi kotak cup cake di pangkuannya, lalu mencoba kembali menggunakan aplikasi mapsnya.

10 menit berlalu ...

Hanya keheningan yang menyelimuti keduanya.

" Aww " teriakan Nabila sontak membuyarkan keheningan itu.

Kantong kresek besar yang berada di pangkuan Nabila jatuh ke tanah secara dramatis. Bersamaan dengan bola sepak berornamen papan catur yang kini menggelinding ke arah jalanan kompleks.

Safina yang tertegun membulatkan matanya, ketika melihat hal yang sama sekali tidak diingingkannya itu. Sedetik kemudian Safina dan Nabila turun dari motor untuk melihat kondisi cup cakenya. Mereka masih berharap cup cake tersebut tidak rusak, meski mereka tahu harapan itu tentu saja tidak akan pernah terwujud.

Sesaat setelah mengecek isi kantong kresek, Nabila tak kuasa memegangi dahinya. Sementara Safina menggigit sudut bibirnya, bayangan raut muka kecewa bundanya seolah tergambar dibenaknya saat ini.

" Maaf " ucap seseorang yang tiba-tiba mengampiri mereka terdengar datar dan pelan.

Mendengar ucapan itu sontak membuat Safina dan Nabila menoleh ke arah suara.
Tampak dihadapan keduanya seorang anak laki-laki dengan postur badan cukup tinggi, rambut tak tertata rapi seperti bangun tidur, memakai jersey yang basah oleh keringatnya.

Laki-laki itu sejenak mengamati kantong kresek yang sedang dipegang oleh Safina " Berapa total kue yang udah rusak ? Biar kuganti semuanya. Lagian kenapa kalian berdua malah berhenti disini? Udah tahu letaknya deket lapangan dan ada orang yang lagi main sepak bola. Bukannya udah resiko kalau sampai terkena bola nyasar " ucapnya dengan ketus.

KITA TERALIH Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang