Anggota sie acara yang kordinatornya BARA.BARA
Safina merutuki nasibnya sendiri, bahkan semesta seolah tak membiarkan dia sedikit bernafas lega di proker pertamanya.
Ia memijit kepalanya yang tidak pusing. Membayangkan bekerja sama dengan Bara saja sudah membuat Safina bergidik ngeri.
Apalagi jika harus menjalaninya di dunia nyata, namun apa boleh buat ia harus tetap menjalankan komitmennya sebagai pengurus OSIS secara profesional."Hayoooo lagi mikirin siapa" teriak Adam sambil menepuk bahu Safina pelan.
Safina yang kaget begitu kesal, kemudian ia mencubit pinggang kakak laki-lakinya itu. Adam meringis kesakitan, sambil menggosok pinggangnya secara lembut.
" Sakit tahu "
" Bodo Amat "
Adam duduk disamping Safina, beberapa menit tidak dihiraukan adiknya. Akhirnya Adam berdeham keras. Safina memutar bola matanya malas.
" Apaan sih kak, samean ganggu mulu "
" Kakaknya pulkam malah dicuekin, giliran lama gak pulkam dikangenin "
Safina tak memperdulikan perkataan Adam.
Adam menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Tak mau berlama-lama diabaikan adik kesayangannya, Adam merayu Safina dengan berjanji menraktifnya makan es krim, dan mengajaknya menonton film di bioskop.
Safina menahan senyum kemenangannya. Namun ia tidak lupa memanfaatkan situasi dengan meminta Adam mengajarinya PR Fisika, sebelum mereka keluar jalan-jalan.
Safina ingin melepaskan kerinduan pada kakak semata wayangnya itu, dengan menghabiskan waktu bersama.
Sejak kecil Adam memang dikenal oleh keluarga dan teman"nya sebagai seorang yang pandai dan berprestasi. Terbukti ia sekarang mengambil jurusan teknik geofisika di ITB. Ditambah lagi parasnya yang tampan dan berkharisma, membuat banyak gadis bermimpi menjadikannya sebagai seorang kekasih.
Namun Adam lebih memilih untuk single dan fokus dengan mimpi-mimpinya.
._._._.
Seperti yang diintruksikan Niko, setiap sie menggelar meet up sebelum rapat besar, tanpa terkecuali sie acara. Meet up diisi dengan perkenalan anggota, sambil merundingkan mengenai konsep apa yang akan mereka usulkan untuk HUT SMA tahun ini.
Setiap anggota aktif menyampaikan pendapat tak terkecuali Safina, dia belajar untuk mengesampingkan masalah pribadinya dengan Bara. Bara menanggapi setiap usulan dan mencatatnya dalam buku kerja.
Setelah meet up selesai semua anggota sie acara mulai membubarkan diri. Bara memanggil Safina untuk tetap tinggal. Safina yang sudah berdiri kembali duduk di bangku dengan malas.
" Apa ??? "
" Untuk meet up selanjutnya, rakor, briefing dsb kamu yang catat semua usulan dan hasil rapat "
Safina mengernyitkan alisnya heran.
Seolah mengerti maksud Safina, Bara menjelaskannya santai namun dengan nada mengejek. " Aku minta tolong, kalau nggak mau ya udah" ujar Bara sambil menyilangkan kedua tangannya.Safina yang geram berusaha menahan emosinya, ingin sekali ia menendang kaki Bara. " Kebiasaan nyolot! Dulu ibunya pas hamil ngidam apa sih? " batinnya.
" Iya " jawab Safina malas.
" Bagus " sahut Bara yang sibuk mengutak-atik ponselnya.
"Udah gak ada yang diomongin lagi kan ? Aku mau pulang! "

KAMU SEDANG MEMBACA
KITA TERALIH
Teen FictionPernah nggak kalian ada di posisi layaknya pemeran utama cewek yang sering muncul pada novel remaja? Yap, Itulah yang terjadi pada Safina gadis biasa yang hidupnya berubah, setelah melewati rentetan macam peristiwa. Termasuk berada diantara dua kisa...