Yuri masuk kamar begitu saja saat Eunbi, sang ibu menyapa nya. Ia langsung merebahkan tubuhnya dan merogoh tas mengambil ponselnya.
"Hallo?"
"YAH! Gila lo, nelfon gue malam-malam begini"
"Ya maap, abisnya gue bete sih"
"Bete kenapa Yuri ku sayang?~~"
"Besok lo kerumah gue deh, gue ceritain deh"
"Oke deh"
"Bye Resa~" Yuri memutuskan sambungan telefon nya.
Di tempat lain, Eunbi masih duduk di sofa di temani mba Esi yang sudah ia anggap sebagai kakak nya sendiri.
"Kenapa mba? Ada masalah di kantor?" Tanya mba Esi terdengar khawatir
"Ngak, ini masalah saya dengan Yuri mba" balas Eunbi dengan suara bergetar
Mba Esi hanya menghela napas pelan saat Eunbi mengeluh permasalahan nya dengan Yuri. Entah apa yang bisa mba Esi perbuat. Yuri sama sekali tak mendengarkan ucapan nya jika mengenai Eunbi.
"Saya takut kalau Yuri menolak mba"
"Nolak apa mba?"
"Tadi di kantor, saya di promosikan ke stasiun televisi di Seoul, Korea"
Sontak mba Esi kaget mendengar pernyataan yang terlontar dari mulut sang majikan.
"Mba serius?" Tanya mba Esi penasaran
"Iya, saya di kasih waktu untuk memikirkan hal ini. Menurut mba Esi gimana? Apa saya terima tawaran promosi itu atau ngak?"
"Kalau memang promosi itu bisa menunjang pekerjaan mba yah ngak papa ambil aja mba. Kesempatan ngak datang berkali-kali mba, mungkin ini jalan buat mba mengasah kemampuan news anchor mba" jelas mba Esi sangat antusias
"Tapi gimana dengan Yuri. Saya bingung gimana cara bilangnya ke dia?"
"Bukankah ini kesempatan mba buat bicara empat mata dengan Yuri, bujuk dia buat bisa bicara sama mba dan buat keputusan bersama"
"Hm ya baiklah. Saya juga harus cerita ke mama. Gimana tanggapan nya"
"Itu lebih baik mba"
"Makasih ya mba Esi udah mau dengerin cerita saya. Kalau gitu saya istirahat dulu, mba juga. Hari juga sudah malam"
"Iya mba"
Eunbi dan mba Esi masuk ke kamar masing-masing untuk segera beristirahat.
***
Suara dentingan piring dan gelas menggema di dapur pagi ini. Terlihat dua wanita sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan.
"Mba ke kantor hari ini?" Tanya mba Esi
"Ngak, hari ini saya ambil cuti"
Mba Esi hanya mengangguk kemudian melanjutkan pekerjaannya.
Di kamar, Yuri terbangun saat jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Masih dalam suasana liburan, Yuri hanya menatap langit-langit kamarnya yang polos. Kemudian ia menghela napas panjang.
"Selamat pagi, hari yang sama dengan sebelumnya untuk segala aktifitas ku!" serunya sendirian
Kemudian Yuri mengambil ponselnya yang berada diatas nakas. Ia langsung menghubungi Resa Han, sahabat karibnya semenjak di bangku SMP.
"Jadikan kerumah gue ntar?" Yuri mengirim pesan singkat ke Resa.
Setelah menghubungi Resa, Yuri beranjak dari tempat tidurnya dan keluar kamar. Ia melihat Eunbi dan mba Esi tengah sibuk memasak di dapur. Yuri seketika berdecak kecil dan menuju meja makan untuk meneguk segelas air.

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Fanfiction[COMPLETED] Eunbi seorang News anchor harus membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Ia seorang single parents untuk anak semata wayangnya. Kesibukan nya membuat ia merelakan keluarga hingga sang anak mulai membenci dirinya. Eunbi bertekad untuk...