Yuri berlari keluar setelah mendengar pembicaraan antara sang mama dengan direktur sekolahnya. Tanpa di sangka Eunbi membongkar rahasia yang ia simpan rapat-rapat dan terdengar oleh Yuri. Yuri pun berlari dengan napas sesak sambil menahan tangis. Yuri mendengar panggilan Eunbi namun ia tak menggubris dan terus berlari.
"Yuri? Tunggu! Dengerin mama dulu!" Ucap Eunbi terus mengejar Yuri
Eunbi berlari tak begitu cepat karena heels yang ia kenakan. Hingga akhirnya mereka berpisah saat Yuri sudah masuk lift turun. Tak ingin kehilangan Yuri, Eunbi langsung turun menggunakan tangga. Meski betisnya terasa sudah sakit namun ia terus berlari.
Yuri keluar dari lift dan langsung berjalan keluar gedung. Kini air matanya sudah menetes tak tertahankan. Tak lama Eunbi keluar dari pintu darurat dan melihat Yuri berjalan keluar gedung.
"Yuri??" Panggil Eunbi
Yuri menoleh kebelakang dan melihat Eunbi, seketika Yuri langsung berlari menjauh dari sang mama. Eunbi yang menyadari hal itu langsung ikut berlari mengejar Yuri. Keadaan gedung saat itu cukup ramai, semua mata tertuju pada Eunbi yang berlari dengan napas tersengal-sengal mengejar seorang gadis muda mengenakan seragam sekolah.
Tak sempat mengejar Yuri, Eunbi terhenti di depan gedung. Yuri hilang dalam sekejap mata. Eunbi tak sanggup lagi mengejar Yuri yang terlihat emosional itu. Eunbi pun melemas dan langsung terhempas duduk ke lantai, air matanya pun pecah hingga membuatnya menjadi sesak.
Di tempat lain Yuri berhenti di sebuah tempat setelah turun dari bis, ia merasa tempat ini terasa cukup jauh dari kantor sang Mama. Perlahan Yuri berjalan dan kemudian langkahnya terhenti di emperan toko. Yuri terduduk lemas sambil memeluk lutut dan menangis.
"Mama bohong! Selama ini bohong!" Ucap Yuri dengan menggebu
Pejalan kaki yang berada saat itu hanya menatap heran Yuri yang terlihat menangis bercampur emosi.
Di kantor Eunbi, keadaan studio mendadak gaduh saat mendengar Eunbi terlihat menangis di depan gedung. Sian yang menyadari hal itu langsung turun dan menjemput Eunbi. Terlihat Eunbi masih terduduk sambil menangis di depan gedung dan terus jadi bahan tontonan orang-orang.
"Eunbi?" Panggil Sian pelan kemudian merendah menyamakan posisinya dengan Eunbi
Eunbi langsung menatap Sian dan kemudian memeluk Sian.
"Semua sudah berakhir, Sian. Yuri udah tau semuanya" ucap Eunbi diikuti tangisan nya
"Udah Eunbi, tenang-tenang" ucap Sian mencoba menenangkan Eunbi
Sian langsung membangunkan Eunbi dan memapahnya kembali ke studio. Kini keadaan Eunbi tak seperti biasanya. Wajahnya pucat dan terlihat berantakan. Di sebelahnya Minhyun hanya bisa menatap Eunbi yang terlihat hancur itu, tangan nya mengepal erat bertanda perbuatannya membuat Eunbi sedih.
"Bagaimana ini! Ini syuting terakhir. Ngak mungkin acaranya di tunda!" Ucap kepala penanggung jawab acara marah kepada Sian dan tim
"I-iya pak, kami akan mengatasi nya" ucap Sian
"Saya tidak mau tau, program ini harus tayang! 30 menit lagi live!"
Sian dan tim hanya bisa terdiam sambil tertunduk saat dimarahi oleh kepala penanggung jawab acara. Saat itu juga Sian langsung bertemu Eunbi di ruang make up, namun saat Sian mencoba bicara Eunbi langsung berbalik dengan make up yang sudah rapi.
"Eunbi?" Panggil Sian heran
"Aku akan profesional, Sian. Ayo kita bersiap untuk on air" ucap Eunbi seketika berubah menjadi tegar berjalan menuju studio

KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Fanfikce[COMPLETED] Eunbi seorang News anchor harus membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Ia seorang single parents untuk anak semata wayangnya. Kesibukan nya membuat ia merelakan keluarga hingga sang anak mulai membenci dirinya. Eunbi bertekad untuk...