Pagi pun menjelang. Eunbi, mama nya dan mba Esi sibuk di dapur untuk menyiapkan sarapan pagi. Saat sarapan itu selesai di buat mba Esi langsung memanggil Yuri yang kala itu masih ia anggap tertidur. Ketukan pintu pertama Yuri tak menjawab, terus di ketukan kedua dan ketiga. Hingga akhirnya mba Esi masuk tanpa izin dari Yuri.
"Yuri, bangun? Udah pagi. Ayo sarapan, udah di tungguin mama sama nenek tuh" ucap mba Esi
Namun mba Esi merasa aneh saat melihat keadaan ranjang. Tidak seperti biasanya saat ia melihat Yuri tertidur diatasnya. Seketika itu juga mba Esi mendekati tempat tidur itu dan menyingkap selimutnya, tak ada Yuri di balik selimut itu. Sontak mba Esi kaget dan langsung memanggil Eunbi.
"Mba? Mba Eunbi??" Panggil mba Esi berlari keluar kamar Yuri menuju dapur
Saat mendengar teriakan mba Esi yang terdengar panik Eunbi langsung menghentikan pekerjaannya pagi itu.
"Heh kenapa kamu pagi-pagi udah teriak" tegur ibu sang majikan
"E-e-e itu buk..."
"Kenapa mba Esi?" Tanya Eunbi penasaran
"Yuri ngak ada di kamar nya mba!" Ucap mba Esi
Eunbi dan sang mama pun kaget saat mendengar pernyataan mba Esi. Seketika itu juga Eunbi langsung ke kamar Yuri untuk melihat keadaan. Ternyata benar Yuri sama sekali tak ada dikamar nya. Eunbi pun menjadi khawatir, tangan nya gemetar. Ini pertama kalinya ia melihat Yuri berani keluar rumah tanpa memberi tahu orang rumah.
"Coba kamu hubungi ponsel nya, Eunbi?" Ucap sang mama
Saat itu juga Eunbi menelfon Yuri. Tak ada jawaban, kemudian Eunbi kembali menelfon nya dan ponselnya mati. Eunbi pun semakin khawatir dan matanya terlihat berkaca-kaca.
"Semua ini salah mama!!" Teriak Eunbi gemetar
"Loh kenapa mama?"
"Kalau bukan karena tadi malam ngak mungkin Yuri pergi kayak gini!"
"Mama lakuin itu biar Yuri paham, Eunbi!"
"Yuri ngak semudah itu di bujuk ma!"
"Kalau gitu kamu yang bujuk dia! Nge-bujuk anak sendiri aja kamu ngak bisa! Jangankan nge-bujuk, ngomong aja kamu ngak berani!" Ucap mama menyudutkan Eunbi
Eunbi menatap sang mama dengan kasar kemudian ia pergi keluar kamar dengan sedikit kesal. Eunbi pun mengambil kunci mobil keluar untuk mencari Yuri.
Ditempat lain Yuri terduduk pilu di taman yang tak jauh dari komplek rumahnya. Dengan mengenakan Hoodie dan celana panjang ia terlihat begitu pucat. Tangannya juga sedikit gemetar. Wajar saja, Yuri memiliki riwayat sakit magh kalau saja ia terlambat makan. Dan kini jam sarapan nya ia lewatkan begitu saja. Tak hanya magh, Yuri juga memiliki alergi udara pagi yang bisa saya membuat nya bersin terus-menerus.
"YAH! YURI!!" Teriak Resa saat melihat Yuri
Yuri pun menoleh dan melihat kearah Resa yang berlari menuju kearahnya.
"Yah! Apa lo gila huh?! Lo kabur?" Tanya Resa begitu kesal dengan Yuri
"Kenapa?"
"Kenapa-... Kenapa-... Pake nanya lo lagi?"
"Gue diajak pindah ke Seoul, Res" jelas Yuri
"Pindah? Kenapa?"
"Karena mama dipromosikan ke tv disana. Ya pastinya pekerjaan nya sebagai news anchor"
"Ooh cuma gara-gara itu lo berani kabur? Waaaahh emang parah lo!"
"Yah abis gimana, gue udah nyaman disini. Gue punya banyak teman. Punya lo sahabat gue. Kalau gue pindah gue harus mulai dari awal dong!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Miracle
Fanfiction[COMPLETED] Eunbi seorang News anchor harus membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Ia seorang single parents untuk anak semata wayangnya. Kesibukan nya membuat ia merelakan keluarga hingga sang anak mulai membenci dirinya. Eunbi bertekad untuk...