Gadis itu melamun, di tribun penonton, sementara seorang laki-laki seusianya berjalan mendekat. Lapangan outdoor yang biasa digunakan bermain basket itu kali ini terasa sepi.
"Hei."
[Y/N] tersadar dari lamunan, sementara Tobio meneguk minuman botol yang dibawanya.
Tak ada yang spesial, jika dilihat sepintas. Salah satu kebiasaan unik dari pasangan ini adalah mereka seringkali menghabiskan waktu bersama, tanpa ada yang berbicara.
Tobio nyaman, karena tak perlu susah payah mengekspresikan perasannya. [Y/N] juga terkesan, ternyata ada laki-laki yang tahan dengan sifat penyendiri-nya.
Angin musim semi berhembus, rambut keduanya bergerak tergerak angin. Tobio menyodorkan botol yang masih berembun, sementara perempuan itu tersenyum tipis.
[Y/N] menyenderkan kepalanya ke bahu Tobio, hidungnya mengendus bau khas kekasihnya. Selalu menyukai parfum yang tercampur keringat, [Y/N] tak tahu kenapa. Yang jelas hal itu termasuk hal-hal kecil yang membuatnya nyaman dekat-dekat dengan Tobio.
Lengan Tobio bergerak. Telapaknya mengelus kepala gadisnya. Perasaan nyaman disertai angin yang terus menyapa. Lama-kelamaan [Y/N] mengantuk, lalu tertidur di pelukan Tobio.
Laki-laki itu selalu tersenyum tipis di akhir hari. Saat senja menyapa, kekasihnya akan bangun dengan sendirinya. Menyisakan pegal yang tak akan terlalu Tobio anggap.
"Kageyama!" Laki-laki itu mendecih, merasa lamunannya terganggu kembali.
"Kau sedang apa?" Hinata duduk disampingnya. "Wah! Angin disini segar sekali!"
Tobio tak menggubris, hanya menghela nafas pelan. Badannya kemudian tegak berdiri, dilanjutkan kedua kaki yang perlahan melangkah.
"Ah! Kageyama payah!"
Lagi-lagi tak menggubris, tribun penonton yang tak terlalu luas itu kemudian hanya diisi Hinata seorang. Setelah Tobio tak terlihat lagi, laki-laki itu mendengus.
"Aku kira Oikawa-San hanya bercanda."
Turning back the time,
back when you were mine.
All mine.
KAMU SEDANG MEMBACA
heartache. | tobio
FanfictionMenyenangkan 'kan? Memiliki seseorang yang mengerti diri. Mendengarkan saat dibutuhkan, memberi saran tanpa menggurui. Kamu disana apa kabar, Tobio? Apa kamu punya seseorang yang bisa dijadikan sandaran saat beban yang kamu punya sudah tak tertahan...