12

1K 183 10
                                    

Setelah kejadian malam itu, [F/N] tak pernah lagi memunculkan diri dihadapan Tobio. Keduanya sama-sama disibukan hal lain, [F/N] dengan segala perlombaan yang harus ia menangkan dan Tobio dengan ujian kenaikan kelas yang harus ia hadapi.

Hingga pada hari kelulusan, tepatnya perayaan kelulusan klub voli angkatan Oikawa, barulah [F/N] memberanikan datang ke gymnasium. 

Gadis itu sempat mengobrol sebentar dengan Oikawa, sebelum akhirnya Tobio datang dan Oikawa pergi begitu saja.

"Kageyam-"

"Jangan."

"Eh?"

Tobio menggigit bibir bawahnya keras-keras, "Tolong. Jangan ada yang berubah diantara kita. Aku minta maaf."

[F/N] sedikit membatu, tahu-tahu tertawa kecil seraya menutup mulut. "Nggak papa. Yang udah berlalu biarkan aja."

"Kau serius?" Tobio menatap kekasihnya lekat-lekat, tak percaya dengan apa yang ia katakan.

"Tentu." [F/N] tersenyum simpul.

Tobio menghela nafas lega, "Lalu kau mau apa? Maksudku, malam-malam datang kemari-"

"Aku akan pindah," Katanya seraya mengalihkan pandangan. "Aku tahu ini tiba-tiba, tapi ayah mendadak dipindahkan ke kantor cabang di kota lain."

Tobio maju selangkah, dua langkah. Mendekatkan diri dengan sang kekasih, [F/N] masih juga tak mau menatap dirinya. Tobio mulai panik, ia memeluk badan [F/N] erat-erat, menenggelamkan hidungnya di leher gadis yang selama ini ia sayangi.

"Tidak,"

"Tobio, lepas-"

"Aku mohon [F/N], jangan pergi. Aku minta maaf. Aku memang salah. Aku minta maaf."

"Aku memaafkanmu, kok." Perempuan itu menjauhkan bahu Tobio dari badannya, lalu ditatap mata dingin itu lamat-lamat.

"Tapi kita harus tetep pisah."

why did i let you go?
i miss you

 heartache. | tobioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang