Set keempat dilalui Kageyama dengan lancar. Meskipun dirinya kelelahan-hingga harus digantikan. Pertandingan melawan Shiratorizawa kali ini benar-benar mendebarkan.
Tobio duduk di bangku cadangan.
Di bangku penonton, Oikawa dan Iwaizumi diam-diam memperhatikan. Diam-diam juga ada seorang gadis yang tiba-tiba datang.
"Senpai."
Oikawa menengok, matanya melotot.
Iwaizumi menatap skeptis. "Kau siapa?"
•|
Saat istirahat sedang berlangsung, Kageyama izin ke kamar mandi. Bagian bawah tubuhnya minta dipuaskan, dibuang segala cairan yang menumpuk akibat kebanyakan cairan yang masuk.
Saat berjalan kembali menuju gymnasium, seorang perempuan memanggil namanya. Perempuan yang ia kenal betul suaranya.
"Tobio."
Kageyama menolak menengok, telinganya sengaja ditulikan. Langkah kakinya dipercepat. Menolak sekedar bertegur sapa.
Langkah kakinya terhenti saat sepasang lengan kecil memeluknya dari belakang. "Aku merindukanmu."
Tobio mengeraskan rahang. Tak mau berucap jika kalimat yang keluar malah menimbulkan luka. Tobio lebih baik diam saja.
Kedua tangan yang memeluknya dilepas pelan, kaki kembali dilangkahkan.
Tobio kembali menguatkan tekat, dirinya berjanji dengan diri sendiri tak mau bertegur sapa lagi -jika belum siap- meskipun menyakiti diri sendiri.
[F/N] kesal. Tangan laki-laki itu ditarik sehingga badannya berbalik. Dengan cepat, tangan kurus [F/N] merengkuh leher Tobio. Menariknya paksa.
Tangannya yang lain memeluk badan yang berkeringat.
Tobio memejamkan mata. Lemah akan kenyataan yang ada. Kedua tangannya memeluk pinggang gadis di hadapan. Menerima ciuman yang lama ia rindukan.
Penderitaan Tobio beberapa tahun kebelakang akhirnya terbayarkan.
So this is heartache?
a/n:
mature stuff yay/nay?
KAMU SEDANG MEMBACA
heartache. | tobio
FanfictionMenyenangkan 'kan? Memiliki seseorang yang mengerti diri. Mendengarkan saat dibutuhkan, memberi saran tanpa menggurui. Kamu disana apa kabar, Tobio? Apa kamu punya seseorang yang bisa dijadikan sandaran saat beban yang kamu punya sudah tak tertahan...