"Kalau kamu dikasih kesempatan buat memutar waktu, mau ngelakuin apa?" Tanya [Y/N]. Yang tengah dilanda gabut.
Tobio mengangkat sepasang alis miliknya. "Nggak ada."
Gadis itu mencebik, "Apaan sih! Nggak seru banget."
"Ya emang kamu mau jawaban seperti apa?" Tobio menahan senyum. Memperhatikan gurat kesal yang tercetak di raut wajah kekasihnya.
"Ya- orang-orang 'tuh, kalau dikasih kesempatan kayak gitu, biasanya bakal pergi ke masa lalu buat memperbaiki kesalahannya."
"Aku bukan orang-orang."
[Y/N] maemanyunkan bibirnya. Sorot matanya tajam, tak tahu Tobio sedang menghitung dalam hati.
Satu ...
Dua ...
Tiga !
"Gak tau ah. Bete."
Tobio menyamarkan tawanya dengan dengusan. Telapak tangannya bergerak mengacak-ngacak gemas rambut kekasihnya.
"Kesalahanku di masa lalu, adalah tak mengenalmu lebih dulu. Kenapa semesta baru membuat kau dan aku saling bertemu?"
"Kenapa ya?" [Y/N] tampak berpikir. "Ah nggak mau tau juga. Ngapain mikirin gituan."
"Tapi Tobio janji satu hal sama aku, ya?"
"Janji apa?"
"Aku nggak mau berakhir jadi masa lalu kamu. Nggak mau berakhir jadi orang yang pantas dijadikan kenangan, bukan untuk dipertahankan."
Tobio berjanji. Gadis itu tersenyum.
Yang tidak diketahui, kenyataan malah berbalik. Yang berjanji tidak akan meninggalkan malah ditinggalkan, yang berjanji akan mempertahankan malah dijadikan kenangan.
Selucu itu.
So this heartache?
KAMU SEDANG MEMBACA
heartache. | tobio
FanfictionMenyenangkan 'kan? Memiliki seseorang yang mengerti diri. Mendengarkan saat dibutuhkan, memberi saran tanpa menggurui. Kamu disana apa kabar, Tobio? Apa kamu punya seseorang yang bisa dijadikan sandaran saat beban yang kamu punya sudah tak tertahan...