Why didn't i realize?
"Kau bilang kau percaya kepadaku?" Hinata menarik kerah Tobio agak keras, si laki-laki bersurai hitam hanya menatap remeh. "Memangnya kenapa?"
"Lalu kenapa kau tidak membiarkanku memukul dengan mata terbuka? Itu namanya tidak percaya!"
"Bukan urusanmu. Boge."
Hinata emosi. Ditariknya kerah Tobio makin keras. Namun laki-laki itu menepis tangan Hinata pelan. "Minggir. Aku mau pergi."
Seisi lapangan melotot tak percaya. Seorang Kageyama Tobio yang terkenal sangat kasar dalam berperilaku, terutama kepada seorang Hinata Shoyo, bisa se-tenang ini saat rekan satu timnya itu menantangnya.
Hinata makin kesal. Dirinya diabaikan, perasaannya disia-siakan.
"Kau berbohong ya? Kau pasti menyembunyikan sesuatu!"
Kageyama berhenti melangkah.
"Tidak."
"Boge! Berikan aku satu alasan, kenapa kau tidak mungkin berbohong padaku! Ou-sama-"
"Tidak mungkin." Tobio mengeratkan kepalan tangan. "Aku pernah kehilangan seseorang karena membohonginya. Tak akan kuulangi, meskipun hanya sekali."
Hinata bungkam.
Dipukul kenyataan bahwa laki-laki itu sukses membuka luka lama Tobio, yang ia yakin belum sepenuhnya kering.
"Kepercayaan itu bukan hal yang bisa kau dapatkan berkali-kali dengan mudah."
Why did i tell lies?
KAMU SEDANG MEMBACA
heartache. | tobio
FanfictionMenyenangkan 'kan? Memiliki seseorang yang mengerti diri. Mendengarkan saat dibutuhkan, memberi saran tanpa menggurui. Kamu disana apa kabar, Tobio? Apa kamu punya seseorang yang bisa dijadikan sandaran saat beban yang kamu punya sudah tak tertahan...