1

3.2K 341 13
                                    

So they say that
time takes away the pain,


Tobio menghela nafas, mencoba mengembalikan konsentrasi yang sempat hilang. Bola dilempar, tangan bergerak bebas di udara.

Penonton bersorak, service berjalan lancar. Diliriknya seorang perempuan yang duduk di tribun penonton, [Y/N] tersenyum seraya mengacungkan jempol. Tobio tersenyum tipis seraya mengangguk.

Memori yang indah.

Tobio mengacak rambut kesal, geraman kecil ikut terdengar.

"Hei?" Seorang laki-laki sebaya menepuk bahu, dengan sepasang iris oranye menatap dalam. "Kau sakit?"

"Bukan urusanmu, boge."

Hinata mendecih, "Setidaknya fokus latihan!"

Tobio mengangguk lemah.

Laki-laki itu menghela nafas kasar, tangannya dikepal kuat. Berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa ia bisa melupakan seseorang yang sangat berarti, mrmaksa perasaan hilang dengan sendiri.

Oikawa memandang dari seberang, latih tanding kali ini terasa sulit bagi tim Karasuno. Bukan karena lawannya Seijoh, namun sang setter utama terlihat tidak fokus sejak awal pertandingan.

"Kouhai-mu kenapa?" Iwaizumi menyenggol lengan Oikawa, "Terlihat berbeda."

Oikawa mendesah, "Hm? Sepertinya teringat masa lalu. Kau tahu, dia menjadi seseorang yang sifatnya keras karena ditinggalkan seorang gadis."

Iwaizumi mengerutkan dahi, "Yang benar?"

Oikawa mengangguk, "Kau tidak percaya kepadaku?"

"Sampah mana yang bisa dipercayai." Iwaizumi mendecih.

"Iwa-chan!"

"Sudah berapa lama?"

"Apanya?"

Iwaizumi memutar mata, "Perihal Kageyama dan gadis itu."

"Ngg... tiga tahun mungkin?"

"Mungkin?"

"Gadis itu pindah saat mereka naik ke kelas dua sekolah menengah, waktu yang sama saat kita lulus." 

Iwaizumi mengangkat sebelah alisnya, "Dan dia masih memikirkannya sampai sekarang?"

Oikawa terkekeh, "[F/N] satu-satunya gadis yang berhasil membuat Tobio jatuh cinta. Wajar saja."

Iwaizumi mengangkat bahu cuek, "Tetap saja, tiga tahun tak bertemu itu sulit untuk mempertahankan sebuah perasaan."

Oikawa tersenyum tipis.

"Ada yang bilang waktu membawa pergi rasa sakit,"

Pandangan menyapu seisi gymnasium, menemukan Tobio yang sedang melamun sendirian di ujung ruangan.

"Sayangnya hal itu tidak berlaku bagi sebagian orang."

But i'm still the same.

 heartache. | tobioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang