"Pesanku ialah jangan datang membawa sesuatu yang indah, jika pada akhirnya kau akan pergi dengan meninggalkan luka."
•••
Awalnya Salma tidak ingin terlalu melibatkan perasaannya terhadap Aldo. Tapi semakin hari, ia semakin sayang dengan Aldo. Sifat Aldo yang lucu membuat Salma malas untuk menutup mata. Aldo selalu ada saat Salma jatuh dan membangkitkan kembali semangatnya. Aldo juga orang yang perhatian. Tak jarang ia memarahi Salma karena kesalahan kecil pun. Salma sangat menyukai momen di saat Aldo sedang marah. Lucu. Salma ingin sekali membuat Aldo marah terus, tapi ia juga berpikir bahwa tak akan membuat Aldo sampai bosan karena Salma yang terus mengulangi kesalahannya.
Aldo
Anak-anak tahu kalo kita pacaran. Soalnya Kak Tio ngeliat hp gue dan baca chatting-an kita. Gue lupa ngapus. Ini kesalahan gue.Salma terkejut membaca pesan dari Aldo. Baru berapa hari mereka pacaran, dan kini sudah sampai ke anak-anak OSIS. Salma mencoba meredakan kepanikannya dengan memastikan bahwa semua akan baik-baik saja. Apalagi dengan Kak Saih yang begitu menentang adanya pacaran.
Terus gimana?
Aldo
Gue tadi disuruh datang ke rumah Kak Tio karena mau kumpul, tapi gue ketiduran.Yah, Do. Gimana dong?
Kenapa harus ketiduran sih?Aldo
Gue minta maaf, Sal. Ini salah gue banget. Kita jalani aja kayak biasanya. Kayak gak terjadi apa-apa.Yaudah. Siap-siap gih mau tidur.
Goodbye, Do.Salma pun beranjak meninggalkan tempat duduknya. Ia bersiap-siap untuk tidur karena sudah pukul sembilan malam. Ia sedikit kesal dengan Aldo. Karena itu ia langsung meninggalkan Aldo saat sedang chatting tadi.
•••
Mohon perhatian kepada seluruh siswa-siswi yang tergabung dalam Organisasi Siswa Intra Sekolah untuk segera ke ruang OSIS sekarang juga.
Piko mengumumkan pesan dari Kak Tio -ketua OSIS- tersebut saat jam istirahat. Yah. Setelah ini guru akan rapat. Jadi mereka membuat acara dengan berkumpul. Sebut saja mereka sedang briefing. Atau pemberian pengarahan dan informasi-informasi penting agar tak membuang-buang waktu di kelas.
"Aldo! Akhir-akhir ini kakak perhatikan kamu sudah jarang kumpul. Kalo kumpul pasti datang telat." Aldo hanya menunduk. Ia tahu Kak Tio marah. Kak Tio menatap Salma. "Saih! Pesan apa yang lo kirim ke Salma?" tanya Kak Tio pada Kak Saih dengan mata masih menatap Salma. Salma kaget. Ia baru ingat ada pesan dari Kak Saih yang sempat ia abaikan gara-gara membalas pesan dari Aldo. Tatapan mata Kak Saih tak sanggup ia lihat.
"Udah. Lupakan. Pokoknya lain kali jangan pernah kalian mengabaikan pesan masuk dari orang lain. Bagaimana kalau itu penting?" ia melihat Salma.
"Kakak udah pacaran kan sama Aldo?" Eca membisik ke Salma. Sulit untuk ia berbohong kali ini. Salma mencoba menyembunyikannya dari Eca. Namun Eca tetap tak percaya. Eca menceritakan asal-muasal ia mengetahui semua ini. Berawal dari Aldo sendiri yang menceritakan hubungan antara Salma dan dirinya kepada Haikal. Tak sengaja Eca mendengar dan mereka tertangkap basah tengah membicarakan Salma. Eca bukan tahu dari Kak Tio.
Semakin hari semakin banyak yang tahu hubungan mereka. Sudahlah. Apa boleh buat? Batin Salma. Sekarang siapa yang tak tahu tentang Salma dan Aldo di OSIS? Di anak-anak SMA? Bahkan sudah sampai ke keluarga Aldo. Pernah beberapa kali Salma videocall dengan ibunya Aldo, kakaknya, juga adiknya. Mereka semua baik. Salma dan Aldo memang tak terlalu mengumbar berita hubungan mereka. Hanya saja dari mulut ke mulut berita itu jadi tersebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDO SADARA
Humor[ONTHEWAY-COMPLETED] . . WARNING!! Membaca cerita ini sama dengan menolak lupa!