"Cemburu itu manusiawi."
●●●
"Gak. Kamu gak boleh minum es. Teh hangat aja atau gak kopi hangat. Cappucino juga boleh." Salma melarang Aldo untuk minum es karena flu-nya. "Gue minum cappucino nih." Salma begitu cerewet.
"Oke-oke. Gue kopi hangat, bawel. Dessert-nya mau apa?" tanya Aldo. Salma kembali melihat menu. Ia memilih brownie trifle dessert yaitu kue coklat dengan cream putih bertumpuk diatasnya. Terlihat yummy. Sedangkan Aldo memilih cookie dough dessert. Tak lupa ia memesan kentang goreng kesukaannya disini.
"Hari ini gue senang banget, Sal. Gue mau bagi suasana hati gue sama kamu. Hari ini gue cuman mau nyenengin kamu."
"Senang gara-gara apa? Kamu gak ikut judi online gitu kan?" tanya Salma penasaran.
"Kamu gak tahu?" Aldo mengangkat alisnya dan mengerutkan keningnya.
"Poker?" Salma bingung. Ia kembali menatap Aldo dengan tatapan intimidasi.
"Masya Allah, Sal. Gak kali. Pokoknya kamu gak perlu tahu lah gara-gara apa. Yang penting kita sama-sama senang sekarang."
Seorang pelayan kembali datang bersama makanan dan minuman yang telah dipesan tadi. Karena posisi mereka yang di pojok cafe, mereka jadi dapat melihat langsung ke luar melalui kaca transparan yang tercagar tinggi menggantikan dinding. Yup. Di meja Aldo dan Salma sekarang penuh dengan makanan.
"She's shaun the sheep, she's shaun the sheep, she even mucks about with those who cannot bleat." Aldo bernyanyi saat melihat Salma melahap sayur yang kesekian kalinya.
"Bodoh amat." Salma tetap makan dengan gayanya.
Sekejap kemudian dua orang datang mengambil posisi di meja tak jauh dari Salma dan Aldo. Aldo mengenalnya. Lalu Salma melihat Aldo. Ia seakan mengisyaratkan siapa kepada Aldo dengan mengangkat dagunya. "Viola, Sal." ucapnya.
Viola? Dia menggunakan jeans biru dengan blouse abu-abu. Salma penasaran dengannya. Apa yang membuat Aldo kagum terhadap dirinya. Ia sedang duduk bersama pria yang sepertinya memiliki usia yang sama dengan mereka.
"Mana? Gue mau lihat." Salma langsung berdiri untuk melihat Viola lebih jelas. Aldo menahan tangan Salma. Itu membuat pandangan Salma teralihkan dan terpaku menatap Aldo. Aldo menggelengkan kepala yang berarti jangan. Salma cemberut. Kemudian duduk kembali di posisinya.
"Biarin aja." ucap Aldo. Aldo tetap fokus dengan makanannya. Ia sama sekali tak tertarik pada situasi ini.
"Pacarnya, Do?" tanya Salma. Seorang cowok dengan kemeja biru denim dan jeans cokelat. Ia sekarang tengah memilih menu makanan sepertinya. Ia pikir itu pacar Viola.
"Gak tahu. Gak kenal gue, Sal. Udah lanjutin makannya." jawab Aldo. Salma masih melirik Viola. Nampaknya dia sadar sekarang akan keberadaan Salma dengan Aldo. Dia juga melihat Salma. Namun pandangannya teralihkan saat seorang cowok di sebelahnya mengajak ia berbicara. Sementara Salma dan Aldo kembali menghabiskan makanan yang mereka pesan.
"Enek, Do." mulut Salma tak mampu lagi untuk mengunyah. Bukan karena kehadiran Viola. Tapi memang dia sudah kenyang. Daripada dia tidak bisa mencicipi dessert kesukaannya. Lebih baik ia makan sedikit nasi tersebut.
"Habisin! Gak boleh gak habis." tegas Aldo. Salma tahu Aldo pasti melarangnya untuk menyisakan makanan. Salma harus mencari cara agar diperbolehkan Aldo untuk tidak menghabiskan nasi ini. Atau paling tidak ia bisa memindahkan nasinya ke piring Aldo diam-diam.
![](https://img.wattpad.com/cover/175537167-288-k792643.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
ALDO SADARA
Humor[ONTHEWAY-COMPLETED] . . WARNING!! Membaca cerita ini sama dengan menolak lupa!