Clear's One

71 2 0
                                    

"Kalau putus itu berarti bosan. Tak ada alasan lain."

●●●

Sekarang Salma, Dita, Aldo, dan Wiliam tengah berada di ruang OSIS. Cuman ada mereka berempat. Seperti tak terjadi apa-apa antara Salma dan Aldo. Aldo malah sering mengusik Salma disini. Aldo pasti sudah melupakan kejadian tadi pagi. Tapi berbeda dengan Salma, ia masih agak kesal. Ia tak begitu menanggapi tingkah Aldo.

"Sal." Salma, Dita, dan Wiliam melihat Aldo. "Kamu cantik." ucapnya duduk di sofa sembari menatap Salma. Wiliam hanya menggelengkan kepalanya dan kembali membaca buku.

Salma hanya tertawa kecil. Dita pun ikut tertawa. Meski mood Salma tak terlalu baik sekarang. Ia terus melanjutkan menonton film dari latopnya. Ia mengabaikan Aldo. Hanya Dita yang mau menanggapi Aldo. Ia duduk di sofa sekarang.

"Pasti lo itu di kelas suka gangguin cewek, ya?" tebak Dita kepada Aldo.

"Kok tahu?" jawabnya.

"Oh, terciduk. Chatting sama cewek lain?" tanya Dita lagi.

Aldo mengangguk dan menaikkan alisnya, "Kenapa?"

"Oh my God." Dita langsung menatap Salma seakan terkejut akan hal itu. Salma tahu Dita berusaha membahasnya.

"Kita semua itu bersaudara, emangnya kenapa?"

Dita semakin dalam melihat Salma. Dita tak percaya Aldo akan menjawab itu dihadapan Salma secara live. Ah. Salma sudah terbiasa dengan sikap Aldo yang satu ini. Jadi ia sudah tak kaget lagi mendengarnya. Salma beranjak dan menutup laptopnya dengan cepat. Ia berjalan keluar dari ruang OSIS yang menyesakkan itu. Tentu Dita mengikutinya.

"Emang Aldo kayak gitu?" tanya Dita.

Aldo
Sal, pulang sekolah gue tunggu di parkiran.

"Udah gue bilang, kan?" Salma mengabaikan pesan masuk dari Aldo.

"Gila banget. Gak ngerti gue cara kalian pacaran." ucap Dita. Salma hanya tertawa.

●●●

"Piko, lo punya temen cowok gak dari SMA lain? Yang bisa diajak jadi temen dekat gitu?"

"Dih. Kenapa lo?" tanya Dita.

"Gue masih kesal aja sama Aldo. Jadi ada gak?"

"Putus?" tanya Piko.

"Gak."

"Ada, Fillah. Orangnya asik, baik, dan taat agama. Jangan dirusak. Wkwk. Sepupu gue."

"Oh, gue kenal Fillah. Kalo gak salah anak basket?" tanya Eca.

"Iya, betul."

"Ih, gue udah lama ngincar dia. Buat gue aja, Kak." ucap Eca.

"Bilang dong, chat gue." pinta Salma.

Aldo sudah menunggu Salma di atas motornya. Ia keluar lebih cepat takut Salma lebih dahulu pulang tanpa ia ketahui. Ternyata benar. Terlihat dari jauh kalau Salma berjalan keluar gerbang bersama teman-temannya. Aldo segera menghidupkan mesin untuk menghampiri Salma. Salma bersama Dita, Piko, dan Eca.

"Kak, gue punya urusan sama Salma." ucap Aldo yang lebih tepatnya lagi ditujukan pada Piko.

Piko melihat teman-temannya termasuk Salma. Semuanya mengangguk iya. Mereka meninggalkan Salma bersama Aldo. Salma pun ikut dengan Aldo. Entah kemana kali ini. Salma hanya menurutinya saja. Atau akan bertengkar lagi seperti pagi tadi. Salma tak peduli.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 11, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ALDO SADARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang