06.58
Selamat pagi. Mungkin itu kalimat yang cocok untuk menggambarkan moment-moment saat ini. Akhir pekan tetap akhir pekan. Begitu istilahnya. Bangun pada jam-jam sekarang di hari minggu yang tenang ini sesuatu hal yang 'wow' kecuali memang ada keperluan penting bukan? Namun bagaimana jika tanpa tujuan yang jelas? atau bahkan hanya permainan kata semata?
Mungkin menyenangkan mempunyai saudara beda jenis kelamin. Berbagi cerita yang berbeda, kemampuan yang berbeda maupun rasa dan karakter yang berbeda. Tapi ini hanya menurut beberapa orang. Mungkin salah satunya Jangjun.
Entah sejak kapan Jangjun semakin dekat dengan Mijoo. Pemandangan pagi ini sudah diisi oleh Jangjun dan Mijoo yang berkutat dengan peralatan dapur. Tidak lupa juga dengan suara-suara peralatan serta bahan masakan menghiasi bagian musik pagi ini. Tidak kalah kencang dengan musik dari arah apartemen sebelah yang ditinggali oleh seorang musisi.
"Eo hyung, selamat pagi. Duduk duduk."
Melihat Daeyeol yang terbangun karena suara musik dari tetangga mereka sudah menjadi hal biasa setiap minggu. Tapi tidak dengan suara gaduh Mijoo dan Jangjun yang heboh karna kelebihan merica.
Tatapan aneh dan heran Daeyeol lemparkan kearah Mijoo dan Jangjun yang asik melakukan aktifitas memasak mereka. Tidak ada Jaeseok disana. Minggu bukan waktunya Jaeseok memasak. Itu menurut dia. Jadi sudah dipastikan kalau lelaki tinggi nan tampan itu masih asik dengan dunia mimpinya.
"Aku bersyukur kemarin oppa tidak pulang dengan bau alkohol." Mijoo bermonolog.
"Noona, itu sudah dipastikan. Daeyeol hyung, semalam atau bahkan sesubuh apapun pulang kembali ke dorm tidak mungkin dengan aroma alkohol."
Jangjun menimpali pernyataan Mijoo. Iya setidaknya sedekat itu kedekatan mereka selama ini. Berada dalam satu team yang sama selama kurang lebih 1 setengah tahun, dan tinggal didorm yang sama, kebiasaan satu sama lain makin lama makin terbongkar.
"Ani, palsu jika memang begitu."
"Yah!" Daeyeol tidak terima.
"Mwo? Apa aku salah? Aku masih ingat kejadian itu oppa. Jangan kira tinggal di canada dalam waktu yang lama cerita masa lalu aku tidak ingat." Mijoo tidak mau kalah.
"Noona ceritakan juga padaku."
Masih dalam mode siaga didepan kompor dengan segala kemungkinan yang terjadi pada bumbu pasta yang masih harus diaduk, Jangjun siap mendengarkan cerita tentang seorang Daeyeol dari mulut seorang Mijoo.
"Begini ceritanya..."
"Terus kan saja, tidak segan-segan aku mengusirmu dari sini lee mijoo."
Mendengar perkataan Daeyeol, Jangjun langsung merubah ekspresinya, "ahh separah itu ya noona, uri appa tidak sebaik itu ternyata."
"Ya! Kau jangjun sejak kapan ada dipihak mijoo?"
Masih dengan alat penghancur kentang ditangan, Mijoo mengarahkannya ke arah Daeyeol, "wae? Apa salah sekarang salah satu anak oppa ada dipihak ku?"
"Eo! Tentu saja, apalagi ada dipihakmu lee mijoo, seorang model yang tak jelas bagaimana karirnya sekarang setelah kembali dari canada." Daeyeol tak mau kalah.
"Mworago?"
Jelas kata-kata yang dilontarkan Daeyeol terbilang menyakitkan. Benar-benar menggores jiwa bahkan harga diri. Terlebih Mijoo yang notabene adalah seorang gadis. Yang masih memiliki perasaan nan mudah rapuh.
Tapi... Mijoo tetap lah Mijoo, sekejam dan sebrutal apapun kata-kata yang dilontarkan seseorang padanya Ia tak akan menggubrisnya. Bahkan mungkin bagai goresan pasir diterpa ombak, mudah hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! Daddy • Lee Daeyeol
Fanfiction[COMPLETED] ✔️ Definisi hidup seorang Lee Daeyeol bersama 10 anaknya. • Baku • Formal OT.11 💖 Main cast : Lee Daeyeol. #1 in Goldenness 🏅(281118)(031019) #1 in Lee Daeyeol 🏅(281118)(240519)(040819)(060920)(080921)(220921) #1 in Lee Mijoo 🏅(28...