Dua puluh.

162 15 6
                                    

15.34

Lelah dengan keadaan dan kenyataan siapa yang bisa menghindar? Mencoba untuk lari dari kenyataan siapa yang mampu? Jalan satu-satunya ialah hadapi. Satu kata yang mudah diucapkan namun tidak siap untuk dilakukan. Tapi pada akhirnya akan tau maksud dari kata itu. Dan jangan mencoba untuk kecewa.

Daeyeol lelah hari ini, kemarin entah jam berapa akhirnya ia sampai di dorm setelah bercerita panjang dengan Sungyoon tentang isi hatinya. Sedikit membuat lega.

Tapi tidak lagi untuk hari ini. Berkas project mendadak hilang, begitu juga salinannya. Siapa yang tak geram. Padahal akhir minggu, tidak. Hanya terhitung beberapa hari kedepan project selesai, tapi harus mengulang beberapa hal dari awal.

Entah ini bisa disebut kabar baik atau buruk, tapi melihat cuaca yang sudah dingin dan mulai turun salju, staff bahkan team tidak yakin akan itu. Terpaksa konsep beberapa harus diubah. Yang artinya akan lebih banyak pekerjaan lagi yang datang.

Ditambah lagi Jaeseok yang tak bisa dihubungi membuat Daeyeol harus mengurus anak-anak yang masih beberapa di dorm.

"baik. Apakah tak ada cara lain untuk mencari berkas-berkas itu?" nada jengkel ceo agensi mereka terdengar membalas seseorang diseberang sana.

Daeyeol memijat pelipis kepalanya, entah kenapa rasanya ada saja yang terjadi. Sebelumnya tak pernah ada masalah yang aneh-aneh perihal project-project mereka. Tapi ini seperti dihujani beragam masalah tanpa henti.

"Daeyeol, sekarang kau pilih. Melanjutkan project ini dengan konsep baru dan memulainya dari awal, atau memberhentikan projectnya"

"Tak mungkin seenaknya membatalkan project yang bahkan ini project akhir. Dan mengakiri team begitu saja. Tentu aku akan tetap mempertahankan project ini" Daeyeol menjawab dengan tegas.

"dan aku yakin member lainnya akan berfikiran yang sama. Kenapa kau memberikan kami pilihan yang tak masuk akal?"

Tidak ada jawaban dan Daeyeol segera meninggalkan ruangan. Ia menyetir sendiri dan kembali ke tempat syuting. Dimana dirinya sudah ditunggu oleh beberapa staff dan juga member lainnya.

"bagaimana hyung?"

"kita tetap jalankan. Tetap seperti rencana awal. Aku yakin dalam memori kalian semua masih ada tentang gambaran konsep awal. Tidak ada kata mulai dari nol. Berkas yang belum diberikan pada kantor producer masih ada. Jadi tidak ada namanya mulai dari nol." Semua yang ada ditempat mengangguk setuju.

Daeyeol yakin ini akan cepat selesai akhir minggu ini jika semua bisa bekerja sama dengan baik, "selesaikan member yang ada dulu, yang lain akan menyusul besok. Aku mohon kerja samanya"

Daeyeol tiba-tiba berlutut dihadapan semuanya saat ini. Air matanya keluar. Entah cobaan apa yang sudah team ini lalui selama beberapa bulan ini. Ia lelah, tapi akan tetap bertahan demi kelangsungan Golden Team.

"hyung"

Member lain yang ada saat itu mendatangi Daeyeol yang sudah berlutut, memeluk Daeyeol dan berakhir enam orang ini kini saling menguatkan ditengah keputus asaan mereka.

19.11

"bagaimana bisa terjadi hyung? Aish."

Sungyoon dan Jangjun tak percaya dengan apa yang diceritakan Daeyeol.  Mereka segera dihubungi setelah seluruh staff dan member yang ada dilokasi memulai pekerjaanya lagi.

"yang pasti next project kita tak bisa bekerja sama dengan mereka. Beres. Jangan terlalu diambil pusing hyung. "
Jangjun mencoba tenang, padahal dirinya yang sedari tadi panik bahkan sampai lupa pakai sepatu saat menuju lokasi syuting.

Damn! Daddy • Lee DaeyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang