12.11
Mijoo baru saja kembali dari aktivitas dadakan-nya di Jepang. Pemotretan dan interview yang awalnya Mijoo kira bisa selesai hanya dalam waktu 2 hari ternyata bisa terjadi begitu lama. Terlebih lagi kembalinya Mijoo dari Canada menjadi topik hangat baru-baru ini. Banyak isu yang bermunculan. Jadi dirinya sekaligus mengonfirmasi atas isu-isu yang ada.
Wajah lelah terpampang nyata. Belum lagi pikiran tentang sosok yang ia cari-cari karna kembali lagi soal tidak ada kabar selama beberapa hari. Mijoo lelah, jadi hal itu ia coba abaikan saja. Toh kalau memang orang itu membutuhkan Mijoo, pasti dengan otomatis datang pada Mijoo tanpa diminta.
Mijoo sampai di dorm. Suasana seperti biasa. Sepi. Ini yang ia benci saat harus kembali ke korea terlebih apartemen-nya. Tidak ada hiburan kecuali televisi yang menyala.
Televisi yang menyala?
"Mwo? Tidak mungkin sebelum pergi aku tidak mematikan televisinya."
Mijoo bermonolog. Ia bukan orang yang lupa hal-hal penting seperti itu. Mijoo mulai merasakan keanehan. Dia hanya berfikir mungkin bisa saja itu Jaeseok. Tapi setau Mijoo, Jaeseok tak sempat ke partemen-nya karna ada kesibukan seputar project.
Mijoo mematikan televisi. Kemudian berpindah ke dapur. Betapa terkejutnya Mijoo saat melihat terdapat tumpukan sampah plastik bekas makanan. Sampah tersebut masih terbilang baru, tentu saja bukan bekas sampah miliknya yang ia tinggalkan.
Tanpa banyak komentar Mijoo segera lari menuju lantai atas dimana kamarnya berada. Tanpa sadar juga ia menabrak koper besarnya sendiri. Mijoo abaikan dulu sebentar rasa sakit dilututnya karna ketakutan akan kehilangan sesuatu lebih penting untuk saat ini.
Bersamaan dengan hendak membuka pintu kamar, saat itu juga pintu kamar tiba-tiba terbuka, "EOMMAAA!!"
Mijoo berteriak dan jatuh terduduk terkejut dengan lengan melindungi kepalanya. Siapa yang tak terkejut saat hendak membuka pintu ternyata pintu itu terbuka terlebih dulu dan keluar seseorang dengan wajah putih, oleh karna berbalut masker wajah.
"Aku bukan eomma"
Mijoo melihat kearah orang tersebut, "ya!!"
Mijoo berdiri sendiri sedangkan orang tersebut hanya membetulkan posisi masker yang sedikit bergeser oleh karna ikut terkejut saat Mijoo hendak membuka pintu.
"Oppa sedang apa disini?"
Mijoo geram, tidak ada panggilan telepon yang direspon lelaki bermarga sama denganya ini. Bahkan pesan pun hanya dibaca. Sekarang tiba-tiba sudah berada di apartemen Mijoo dan dengan santainya menggunakan masker wajah milik Mijoo.
"Kau mencariku kan belakangan ini? Dari pada membalasa pesan tanpa perilaku nyata, lebih baik aku datang langsung ke apartemen-mu dan ternyata kau belum kembali." Jawaban santai lelaki ini sukses ingin membuat Mijoo melemparinya dengan masker yang terpasang diwajahnya.
"Daeyeol oppa! Bahkan oppa tidak ada rasa bersalah mengabaikan panggilan dan pesan yang kuberikan." Ingin rasanya marah, tapi Mijoo hanya bisa memendam kekesalan itu sendiri.
Seolah tak mendengar apa yang baru saja Mijoo katakan, Daeyeol mesih tetap membenarkan masker wajah yang kurang sempurna itu dan mengarah pandangan ke arah lainnya.
Mijoo masih menatap Daeyeol dengan beribu harapan dan respon dari Daeyeol. Jika tidak karna masa lalu yang baik tentang Daeyeol dan Mijoo. Mungkin saja saat ini air mata Mijoo sudah jatuh membasahi pipi dan memperburuk tampilan lelahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! Daddy • Lee Daeyeol
Fanfiction[COMPLETED] ✔️ Definisi hidup seorang Lee Daeyeol bersama 10 anaknya. • Baku • Formal OT.11 💖 Main cast : Lee Daeyeol. #1 in Goldenness 🏅(281118)(031019) #1 in Lee Daeyeol 🏅(281118)(240519)(040819)(060920)(080921)(220921) #1 in Lee Mijoo 🏅(28...