Dua puluh satu.

159 16 4
                                    

23.06

Percaya bahwa kerja keras tak akan mengecewakan hasil. Percaya saja. Karna sebenarnya yang membuat itu menjadi kenyataan adalah percaya.

Melihat keadaan sekitar di lokasi project membuat Daeyeol sedikit memutar otak kreatifitasnya. Ia berfikir bila alangkah lebih baik kalau tak ada project bersama untuk Golden Team. Tapi bukan berarti tak akan pernah ada lagi.

Project individu akan lebih terlihat maksimal, jika harus terpaksa bersama, dibentuk seperti unit akan terlihat lebih memikat. Tapi semoga ini bukan hanya angan-angan belaka.

"Donghyun... donghyun..."

Daeyeol membangunkan donghyun yang tertidur didekat meja rias. Jujur saja Daeyeol tak tega melihatnya.

Donghyun membuka matanya malas, dan mencoba kembali duduk tegak saat tau Daeyeol yang membangunkannya.

"Mianhae hyung"

"Oh tak apa. Lebih baik kau kembali ke dorm. Apa bagianmu sudah?"

"Belum"

"Tak apa, kembali saja ke dorm besok kembali kesini agak siang. Aku tau kau lelah. Setidaknya kau hari ini sudah membantuku banyak hal."

Donghyun masih terdiam. Antara masih mengumpulkan nyawa atau sedikit kurang paham akan maksud dari hyung-nya ini.

"Donghyun"

"Ah ne. Sungyoon atau Jangjun akan mengantarmu kembali ke dorm."

"Tidak jika hanya aku saja yang kembali hyung"

Daeyeol sedikit setuju soal itu. Di dorm tak ada siapapun, Donghyun bisa saja kesepian meskipun sebenarnya ia sudah terbiasa di dorm entah itu sendiri ataupun bersama anggota lainnya.

"Tak apa hyung. Aku menunggu sebentar aja. Setelah ini pasti aku."

Daeyeol mengangguk pasrah, jujur dirinya merasa bersalah tak bisa jadi pemimpin yang baik bagi anggota lainnya, bahkan sebagai yang paling tua dirinya seolah tak mampu melindungi yang lebih muda.

"Hyung yang seharusnya istirahat, hyung sedari tadi belum terlihat duduk ataupun sedikit terlelap. Jangan sampai kembali ke rumah sakit" Donghyun tersenyum dan menarik lengan Daeyeol agar duduk pada kursi kosong disebelahnya.

Benar kata Donghyun dirinya sedari tadi tak mengistirahatkan diri, berkeliling dilokasi syuting, bahkan sampai harus membantu delivery makanan untuk para staff. Baginya ini sudah termasuk tanggung jawab yang seharusnya ia lakukan. Sehingga istirahat untuk saat ini belum waktunya untuk ia lakukan.

"Hyung istirahatlah"

"Untuk saat ini belum waktunya istirahat donghyun-i. Masih banyak yang harus diurus."

Donghyun pasrah, hyung nya yang satu ini memang terkenal keras kepala. Meski berkata demikian tetapi Daeyeol tak langsung bangkit untuk melakukan sesuatu. Mungkin ia berubah pikiran.

"Hyung mianhae" Daeyeol melirik Donghyun kurang paham.

"Untuk?"

"Karna jadi orang yang tak bisa membantu hyung banyak" Donghyun menunduk.

Daeyeol tersenyum, "kau sudah membantuku banyak. Jangan minta maaf. Aku yang seharusnya minta maaf"

"Maaf karna tak bisa jadi pemimpin team yang baik, maaf tak bisa jadi sosok ayah diteam dengan baik"

Daeyeol mengusap pundak Donghyun. Jujur ini pertama kalinya Donghyun dan Daeyeol berbicara sedikit intens diluar membahas anggota lainnya. Sekalipun di dorm Daeyeol dan Donghyun terhitung jarang berkomunikasi.

Damn! Daddy • Lee DaeyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang