Dua Puluh Empat.

181 15 2
                                    

Seminggu sudah setelah Mijoo berkata bahwa sumber masalah selama ini adalah agensi nya di Canada. Agensi tanpa nama namun dengan kekuatan finansial yang kuat itu jika dibandingkan dengan agensi model lainnya memang tidak seberapa. Tapi power management artist yang terlihat sempurna dan tertata membuat agensi luar negeri tak bisa menolak jika harus artisnya diambil ahli mereka.

Di Woollim Mijoo korbannya. Ia tak mengira bahwa sebusuk dan sekejam itu dalamnya. Bahkan media tak mampu menyoroti kejelekannya sekecil apapun itu.

Bagaimana bisa tanpa nama? Semuanya kembali pada nama agensi inti mereka, kepopuleran artisnya tentu saja bergantung pada artisnya sendiri. Hitungannya mereka hanya perantara.

Rumit jika harus membahas sistemnya, sebab semua yang ada pada kontrak agensi - agensi dengan agensi - artisnya 100% berbeda. Jika artisnya bisa bertahan dan taat dengan aturan kotor, bisa dijamin kemakmuran karirnya.

Mijoo bisa saja senekat itu, tapi seniornya di Canada dari agensi yang sama mengatakan bahwa 'lebih baik kau mati dari pada mengikuti aturan kotornya, karna yang mereka lakukan akan lebih parah dari yang kau terima sekarang' Dan itu benar.

Sekali menerima , lalu menolak. Habislah karirmu. Scandal, terror, ujaran kebencian dimana-mana. Tak ada yang bisa diubah. Kesempatan hanya ada sekali.

Menolak dan tetap menolak. Atau. Menerima dan tetap menerima.

Project sudah selesai tepat seminggu lalu. Hari ini project akan dimunculkan ke publik. Hari ini juga salju pertama turun. Kalau ternyata salju sudah pernah turun sebelumnya, anggap saja Daeyeol sedang banyak pikiran.

' Turun salju ' ' Mijoo tak suka itu '

Daeyeol berdiri di balkon dorm. Melihat kearah jalanan dari atas, memandangi setiap kendaraan maupun pejalan kaki yang senang tiasa menerpa salju yang turun.

"Hyung aku pamit"

Youngtaek terkesan terburu-buru. Ia dengan gerakan cepat memakai mantel dan sepatunya.

"Mau pergi kemana kau?" Daeyeol melihat kearah Youngtaek bingung.

"Mau menemui nan... seseorang."

Nancy.

Masih ingat gadis itu? Bukan lagi seorang trainee, ia dikeluarkan. Namanya buruk dan sempat mengurung diri. Tapi hubungannya dengan youngtaek semakin dekat. Tapi tetap tidak lebih dari teman.

Daeyeol hanya merespon dengan anggukan. Membiarkan Youngtaek pergi begitu saja.

"Youngtaek hyung sudah pergi?" Jaehyun memunculkan kepalanya sedikit dari balik pintu kamar.

Daeyeol mengangguk cepat, "sudah. Kemari"

Jaehyun keluar dari kamar dengan segera. Lalu duduk disebelah Daeyeol sambil mulai menyalakan laptop dan membuka beberapa file disana.

"Aku bersyukur punya beberapa kenalan pers dari perusahaan ayahku, meskipun ini seharusnya tidak boleh aku lakukan." Jaehyun mengatakannya.

"Hyung berhutang padamu"

"Ini"

Jaehyun menjelaskan perincian bagaimana cara kerja pers dan paparazi selama ini. Hubungan mereka dengan pihak-pihak terkait dari fenomena atau berita-berita yang mereka dapatkan.

Tentu semuanya butuh ijin, entah itu akan dibuat sebagai berita maupun tayangan publik. Karna dari sini terkadang pihak-pihak tertentu bisa mendapat keuntungan tertentu.

Damn! Daddy • Lee DaeyeolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang