XV. Afterthought

1.5K 188 57
                                    





❝ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴘsʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ❞


Di sebuah taman Kota dihiasi oleh banyaknya bunga -yang sedang bermekaran dan hijaunya dedaunan- pasti membuat sebagian orang merasa nyaman, damai dengan keindahan dan aroma kesegaran yang menyeruak. Terlebih untuk mereka yang sedang merasa ada kesedihan.

Salah satu diantara mereka adalah perempuan cantik yang sedang duduk lebih dari satu jam berlalu. Ia memilih taman ini untuk ketenangan dan kenyamanan hati; menanti senja menyapa di balik matahari kembali ke peraduan.

Oh, mungkinkah tepatnya dia merenung dan sedang merasakan kebebasan.

Taman tersebut terletak tidak begitu jauh dari kampus. Kebetulan tempat tersebutlah menjadi saksi bisu semua masalah yang sedang menganggu mereka dengan mencoba mencari ketenangan dan meluapkan keresahan.

Meski banyak juga orang berlalu lalang melintas, bukanlah suatu hal yang menghalang dan mengganggu mereka. Justru, sebagian dari mereka merasa jauh lebih baik setelahnya.

Lagipula taman adalah tempat umum yang mana siapa saja akan berkunjung atau melintas. Bahkan, pasangan dan keluarga akan datang menikmati indahnya dengan adanya beberapa stand penjualan.

Ah, memikirkan itu membuat Tzuyu merasa cemburu.

Ia mengusap perut yang sebentar lagi tidak akan rata dengan penuh sayang. "Kau baik-baik saja di dalam 'kan, Sayang?"

Memejamkan mata beberapa saat dan terlihat dirinya seolah merutuki kebodohan karena tetap bertahan pada hubungan yang tidak normal. Bodohnya sedari awal, tidak ada gerakan yang dia lakukan selain pasrah di tempat dan terbuai oleh mulut manisnya padahal menyimpan kekejaman.

Cinta menutup mata telinga dan hanya tertuju pada manis serta indahnya tanpa tahu bahwa ada hal yang tidak pernah atau akan diduga.

Pada dasarnya ada beberapa hal bersifat pribadi yang lebih baik disimpan sendiri agar tidak ada yang tersakiti dan mengenang kembali. Terkadang, apa yang disembunyikan memang untuk yang terbaik dikemudian. Namun, jika ketahuan jelas akan menyakitkan. Sayangnya, mungkin akan berakhir menjadi boomerang.

Itulah yang terjadi saat ini. Lebih baik dia tidak pernah mengetahui rahasia itu atau sebaliknya yang akan berakhir menyakiti hatinya? Bukankah itu sebuah kebimbangan?

Memang pada dasarnya ada beberapa hal yang lebih baik tersimpan rapat. Sayangnya Tzuyu tidak memikirkan sampai sana, ia hanya melihat keburukan yang ada pada Jungkook dan hubungan keduanya.

Tzuyu juga tidak berpikir untuk membahasnya atau meminta penjelasan sama Jungkook, mengulik informasi perihal hubungan mereka saja tidak pernah. Dia terlalu kaku dalam menyikapi segalanya.

Saat ini yang ada dalam benak Tzuyu hanyalah dia yang terjebak dalam hubungan tidak sehat dengan seorang pria seperti Jungkook. Terlebih kehadiran calon bayi yang sedang dikandungnya.

Awalnya, Tzuyu acuh tidak acuh pada berita yang tersebar seperti apa seorang pengusaha muda yang ramai menjadi perbincangan oleh banyak orang dan kaum perempuan.

Namun, mendengar sambungan telepon beberapa hari yang lalu merubah pandangan Tzuyu terhadap Jungkook. Meski tidak secara keseluruhan mendengar, namun Tzuyu dapat menyimpulkan bahwa bukan hanya sekali ini Jungkook mengotori tangannya dengan darah manusia, terlebih dengan respon yang diberikannya.

Sungguh hebat Jungkook memainkan peran di depannya. Wajah datar nan arogan itu sangat apik menutupi kebusukannya.

Tetapi, Tzuyu tidak mengetahui bahwa dibalik sosok orang yang kejam, pasti ada satu titik kelemahan dan butuh perhatian. Karena ketika Tzuyu melihat satu sisi sebuah bola, ia akan beranggapan bahwa bola itu tidak akan menghasilkan sebuah luas. Sama halnya dengan manusia, ketika dia melihat satu keburukan maka hanya satu keburukan itulah yang diingat dalam ingatan dan melupakan fakta bahwa pada baliknya ada seribu kebaikan.

You're Psychopath (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang