XI. Kiss at Night

3.4K 319 22
                                    




❝ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴘsʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ❞

Lampu begitu temaram dan juga cuaca dingin terasa begitu nyaman bagi gadis Zerald yang tengah menikmatinya. Gadis itu duduk seorang diri di halaman belakang membiarkan dinginnya angin malam masuk ke dalam pori-pori tubuhnya.

Halaman yang dibuat dengan desain sederhana terlihat sangat asri terlebih saat malam hari hanya cahaya lampu kecil yang ada di sekelilingnya saja menyinari sekitar halaman.

Tzuyu duduk dengan tangan saling menggenggam. Raut wajahnya seakan tengah berfikir tentang sesuatu hal yang akhir-akhir ini sering terlintas di dalam pikiran. Juga beberapa kali terdengar Tzuyu mendesah pelan saat sekelebat bayangan masa lalu kembali terulang.

Ingatan-ingatan itu seolah-olah adalah sebuah kaset rusak yang ingin mencoba untuk menyatu kembali dan masuk ke dalam mimpinya setiap malam.

Tetesan air mata meluncur hebat pada pipi mulus tanpa polesan. Sejak tadi memang Tzuyu sudah mencoba untuk tidak menangis sewaktu ia menikmati angin malam duduk di bangku taman. Tetapi, usahanya gagal begitu saja secara tiba-tiba. Diusap pipi itu dan menunduk sebentar, lalu kembali diangkat menatap terangnya rembulan.

Ia tidak tahu apa yang terjadi pada dirinya akhir-akhir ini. Entah kenapa setiap bayangan mimpi dan kejadian masa lalunya terlintas, ia akan merasakan sakit dan menangis tiba-tiba. Emosinya seperti sedang tidak stabil.

Tzuyu merasa bingung ada apa sebenarnya pada dirinya yang sejak tinggal bersama Tuan muda Bright ia merasa ada sesuatu mengganjal dalam benak dan mimpi yang seakan nyata datang seperti sebuah peringatan akan masa depan.

"Tidak bisakah ini terlupakan dan pergi begitu saja?" lirih Tzuyu dengan menangkup wajahnya dan terisak.

Tangis yang sejak kemaren sudah ia tahan akhirnya terluapkan juga hanya dengan ditemaninya malam. Gadia Zerald bingung akan semua perasaan yang terluap begitu saat dirinya sendirian.

Gadis menangkup dalam wajahnya dengan kedua tangan menahan tangisan agar tidak terdengar. Tetapi, tidak lama Tzuyu mendengar langkah kaki seseorang berjalan mendekat. Dengan cepat Tzuyu mendongak menghapus sisa air mata di pipi dan pelupuk mata yang tergenang agar tidak terlihat karena habis menangis pada malam hari.

Tzuyu sangat kenal dengan langkah kaki yang mendekat. Langkah kaki seseorang yang enggan ia hadapi dan temui setiap hari. Bukan takut lagi yang dia rasakan, hanya saja gadis itu malas menanggapi semua perilaku pria tersebut yang membuat dirinya sangat risih dan juga enggan. Terlebih pria itu suka sekali menggoda dan mencoba memaksa mencium dirinya.

"Kenapa duduk di sini sendirian? Kau tidak takut kedinginan?" Pertanyaan datar itu membuat Tzuyu memutar bola matanya malas.

Devan Jungkook Bright mengambil duduk di sebelah Tzuyu sembari merangkul pundak gadis dengan posesif membuat Tzuyu hanya diam malas memberontak. Lelah rasanya terus-menerus memberontak kalau akhirnya ia akan kalah juga. Toh, jika pun ia berontak, maka Jungkook akan menarik paksa dirinya dan mencium dirinya secara brutal seperti waktu itu; saat dirinya mendapatkan ponsel baru.

Ah, memikirkannya saja sudah membuat dirinya bergidik ngeri karena Jungkook benar-benar tidak berpikir bagaimana seorang gadis mau dipaksa berciuman.

"Kau habis menangis?" tanya Jungkook menarik dagu Tzuyu agar menatap dirinya.

Sejak tadi Jungkook sudah memperhatikan gadis Zerald dari dalam dan ia tentu saja tahu gadis itu menangis dengan pundaknya tampak bergetar. Dan Jungkook datang karena ingin tahu apa yang membuat Tzuyu menangis malam-malam dan sendirian.

You're Psychopath (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang