XVII. The Story Behind It

1.6K 162 36
                                    




❝ʏᴏᴜ'ʀᴇ ᴘsʏᴄʜᴏᴘᴀᴛʜ❞

Remaja laki-laki berusia tiga belas tahun tersebut memeluk erat kedua lututnya di bawa tangga. Tangisan tanpa suara menyakitkan tiada henti dia lakukan. Tangisan tanpa suara yang seolah mengatakan bahwa dia kehabisan suara setelah berteriak meminta pertolongan.

Tidak jauh dari dia berada, kumpulan kerabat dan tetangga datang dengan penuh duka mengisi kediamannya. Terlebih kala sebuah peti di hadapan mereka dan rangkaian bunga berduka cita disekeliling sebuah foto.

Devan Jungkook Bright, remaja lekaki itu sesekali menggumam tanpa suara dengan tubuh bergetar. Ia menolak mendekat kala bayangan kejadian berputar dalam benak.

Wanita yang dia cintai dan sayangi tidak lagi bisa menemani dirinya tumbuh dan bermain dengan suka cita. Ibunya yang telah melahirkan dan membesarkan tidak lagi bernyawa di balik peti dengan balutan gaun putih yang membuat sang Ibu semakin cantik.

Sayangnya sang Pencipta lebih dulu mengambil Ibunya dalam keadaan yang mengenaskan.

Bermula di beberapa jam sebelum kejadian. Tepat kala Jungkook pulang sekolah, memasuki rumah dengan ceria membawa kertas hasil ujian yang pasti akan membuat Ibunya bangga.

Namun, langkah itu terhenti kala di depan mata rumahnya sudah berantakan dengan ceceran kaca pecah mengelilingi langkah kakinya. Ia pun bergerak berhati-hati dengan perasaan takut luar biasa. Takut hal buruk telah terjadi.

Sampai matanya tertuju dengan ceceran darah mengalir di balik sofa. Seketika itu ia jatuh terduduk dan menjerit ketakutan.

Di sana, sang Ibu terbaring penuh darah dan memandang dirinya dengan senyuman yang Jungkook remaja tahu itu hanya untuk menutupi sakit atas luka di dada dan lengan yang sobek.

Diambang nyawa, Ibu Jungkook meminta sang Anak mendekat dan bergumam, "Bu ... bukan ... Papa ... mereka ... bun ... nuh...."

Sebelum akhirnya hembusan nafas terakhirlah yang Jungkook dengar dengan rintihan kesakitan yang tertahan. Ibu yang dia cintai meregang nyawa di tangan seseorang entah siapa, meninggalkan dirinya yang langsung memekik keras memeluk sang Ibu yang tidak lagi bernyawa.

Rumah berduka, seluruh keluarga dan kerabat datang untuk memberikan penghormatan dan berduka cita. Sayangnya anggota paling penting itu tidak hadir di sana, bahkan sejak beberapa hari yang lalu tidak terlihat di mana.

Ayah Jungkook —Thomas Bright— hilang entah ke mana. Dihubungi juga tidak aktif. Orang suruhan dari pihak keluarga juga mengatakan tidak menemukan di mana Thomas berada.

"Nak, di mana Papamu?"

Sang Bibi yang memiliki rupa mirip dengan Ibunya —lebih tepat Adik sang Ibu— bertanya dengan kedua tangan memegang lengan Jungkook sayang. Jungkook remaja bergeser menjaga jarak. Bayangan sang Ibu tewas begitu menggangu seolah gambaran itu terus berputar di depan matanya.

Choi Hye-In bergerak memeluk Jungkook remaja dengan mata terpejam. Dia tahu apa yang Jungkook rasakan dan pemuda itu butuhkan. Selain dirinya yang turut terluka, Jungkook pastinya lebih terluka. Wanita yang dia sayangi dan cintai, mati di depan matanya, itu sebabnya dia tidak banyak mengeluarkan suara sejak Jungkook menghubunginya dan menuntut tanya.

"Bibi dan Paman menyayangimu, Kook...." bisiknya mengusap kepala Jungkook yang semakin terisak. Dia turut terluka melihat keponakan tersayangnya bagai kehilangan jiwanya. "Ayo temui Mamamu untuk terakhir kalinya sebelum dimakamkan."

"Kook, ayo—"

"Paman...." lirih Jungkook mendongak menatap sang Paman yang kini berjongkok di depannya. "Papa?"

You're Psychopath (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang