Fearless

4.3K 303 0
                                    


14 Februari 2024

Semua terlihat sama.

Sejak saat pertama aku membuka pintu, aku bisa melihat semua tatanan ruangan ini. Dan seperti yang telah aku katakan sebelumnya, semuanya sama. Dari mulai warna tembok, prabot, hingga aroma kamar. Tidak ada perubahan mencolok yang bisa aku rasakan.

Memasuki tahun 2024, itu berarti sduah hampir 5 tahun sejak aku memutuskan untuk pergi.

Dan setelah bertahun tahun pengecut ini bersembunyi, pada hari ini ia memilih untuk kembali menunjukan diri.

Rasa sesak kembali bergerumul saat aku tak sengaja menatap foto foto polaroid yang tertempel hingga hampir memenuhi sisi meja belajar.

Melihat sosok dalam foto itu tersenyum membuatku ingin memaki didepan wajahnya.

Tapi sayang, bukan umpatan yang aku keluarkan. Justru malah air mata ku yang keluar mewakili semua umpatan kekesalanku.

Aku tidak pernah tahu, memandang lembaran foto bisa semenyakitkan ini.

Aku pernah kehilangan Ibu ku, dan aku rasa itu adalah hal yang paling buruk yang pernah aku rasakan dalam hidupku.

Tapi ternyata aku salah, kehilangan sosok teman seperti mu juga merupakan hal terburuk dalam hidupku.

Lucu rasanya jika aku mengingat masa remaja ku, ketika aku dengan mudahnya mengatakan bahwa aku tidak memiliki rasa takut. Aku mengatakan bahwa rasa takutku telah menghilang bersamaan dengan diriku yang saat itu kehilangan sosok Bunda, sosok yang paling berharga dihidupku.

Tapi nyatanya semua omongan besarku itu palsu, rasa takutku tidak pernah menghilang. Justru mereka semakin menjadi jadi.

Aku takut, aku merasa takut ketika sosok yang biasanya menemaniku akhirnya memilih untuk pergi.

Aku takut, bahkan untuk kembali mengingat kejadian itu pun rasanya aku belum sanggup.

Aku menangkup wajahku dengan kedua telapak tanganku. Suara tangisan yang sedari tadi berusaha aku tahan pun akhirnya lolos dari bibirku.

Beberapa saat kemudian aku bisa merasakan kehadiran seseorang yang menghampiriku. Dia memeluk tubuhku yang masih bergetar karena sesenggukan.

"Jangan khawatiir, ada gue disini."

Tanganku beralih untuk memluk pinggang nya, erat. Menenggelamkan seluruh wajahku diantara dada bidangnya. Bahkan aku sudah tidak peduli jika kemajanya akan kotor karena ingus dan juga air mataku.

"Berhenti buat lari Jin, sekarang udah saatnya lo ngadepin ini semua."





:::

-Fearless-

Fearless✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang