13 Oktober 2019
Seperti yang kemarin dikatakan Yeongue, hari ini Yoonbin sudah diperbolehkan pulang.
Kemarin aku selalu menggunakan masker saat mengunjungi Yoonbin. Aku bilang aku sedang flu, padahal hal itu hanya alibi ku saja, tamparan Eric waktu itu meninggalkan bekas memar dipipiku.
Untung saja sekarang bekasnya sudah memudar. Aku tidak perlu mengenakan masker lagi, aku hanya perlu memakai bedak untuk menutupi bekasnya.
Sambil menunggu Ibu yang sedang mengurus administrasi, aku mengajak Yoonbin untuk berkeliling ke area taman rumah sakit.
Junghwan pun ikut bersama kami, sedari tadi dia mengekor dibelakangku yang sedang mendorong kursi roda Yoonbin.
Aku berhenti disalah satu bangku taman, lalu memilih duduk disana.
Yoonbin sendiri masih diam, entah mengapa dia terlihat lebih pendiam belakangan ini.
"Yunbinnn.." panggil ku ke arahnya.
Dia hanya menoleh kearahku, salah satu alis nya terangkat.
"Kok diem aja sih?"
Dia menggeleng, "lagi males ngomong."
"Ck, aku ada salah ya sama kamu?" Kataku sambil berpindah tempat ke hadapannya.
Aku berlutut untuk mensejajarkan tinggi ku dengan nya yang sedang duduk di kursi roda.
Junghwan sendiri hanya diam, sedari tadi dia tidak berkomentar apapun. Dia hanya duduk serta menontoni aku dan Yoonbin.
"Apaan sih? Geli ah gue denger omongan lo, lagian sejak kapan sih lo selalu pake aku-kamu an begitu? Biasa juga nge anjing anjing in gue mulu," kata nya sambil mendorong dahi ku menjauh.
Aku tertawa, sudah lama sekali aku tidak melihat Yoonbin mem pout kan bibirnya seperti ini. Dia terlihat menggemaskan saat melakukan kebiasaan nya saat sedang merajuk.
"Yaelah kemaren kemaren biasa aja dah perasaan. Kok baru sekarang sih geli nya?"
"Lagian kan kata dokter kalau ngomong sama orang yang lagi sakit tuh harus alus, mana boleh orang sakit gue anjing anjing in? Yang ada tambah betah situ bobok cantiknya!" Lanjutku.
Dia tersenyum, "ya tapi kan sekarang gue udah sembuh."
Aku berdecak, "Ck, iya iya. Gue pake lo-gue lagi nih. Udah ah, gitu aja bawel lo!"
Dia kembali tertawa. "Ini baru gue suka. Ryujin gue itu galak, bukan mellow kayak kemaren kemaren."
Yoonbin menangkup wajahku dengan kedua tangannya.
Aku merasakan Yoonbin yang mendekat kearah ku.
Perlahan, jarak kita semakin dekat. Aku bisa merasakan suatu hal yang lembut mentuh pipiku.
Cukup lama, aku rasa lebih dari 10 detik?
Sejujurnya ini bukanlah kali pertama Yoonbin mencium pipiku. Sebelum nya Yoonbin juga pernah melakukannya.
Jangan tanya tentang aku, Tentu saja aku juga pernah melakukannya Beberapa kali aku pernah mencium Yoonbin saat dia masih dalam masa koma nya beberapa saat yang lalu.
Stt, jangan bilang siapa siapa. Itu adalah rahasia kita.
Itupun hanya sebatas di kening atau pun di pipi.
Aku merasa wajahku sudah memerah sekarang, begitu juga dengan Yoonbin. Ku lihat telinga nya yang sekarang berwarna lebih merah.
"Nggak usah ketawa!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Fearless✓
FanfictionDemi Tuhan, aku takut ketika hari itu harus terulang kembali. ▪cover pict from canva.