2.0 Kabur

635 117 12
                                    


3 November 2019

"Non, dicariin sama mas Yoonbin itu."

Mataku yang sedari tadi menempel dengan rapat, kini langsung terbuka lebar hanya karena Mbak Siti yang menyebutkan sebuah nama.

"Yoonbin? Yang bener mbak?"

"Iya non, lagian ngapain juga mbak bohong sama neng Ryujin."

Aku mengangguk, kemudian bergegas untuk merapikan tempat tidurku yang sudah seperti kapal pecah.

"Udah, biar Mbak yang beresin. Non Ryujin siap siap aja, kasian kalau mas Yoonbin nunggu kelamaan."

"Eh, yaudah deh. Makasih mbakk."

Maka dengan kecepatan ekstra, kurang lebih 10 menit aku sudah selesai mandi dan mengganti pakaianku.

:::

"Cepet banget, kata si mbak lo masih tidur?" Tanya Yoonbin saat aku duduk disebelahnya.

"Nggak ya, gue udah bangun dari subuh tadi. Cuma males aja gerak dari kasur."

Yoonbin tertawa, lalu menyentil dahiku pelan, "ck, dasar mageran."

Aku tidak menghiraukannya, aku malah merapatkan tubuhku kearahnya. Sekarang masih jam 6 pagi, udara masih terasa sangat dingin. Apalagi saat ini aku dan Yoonbin hanya duduk lesehan didepan teras rumahku. Jadi, setidaknya biarkanlah aku mencari kehangatan untuk diriku saat ini.

"Ngapain lo nempel nempel gue? Bukan mukhrim bege!"

Mulut Yoonbin memang mengatakan hal itu, namun kenyataannya, perbuatannya tak sejalan dengan apa yang dia ucapkan. Yoonbin tidak menjauh, dia malah membawa kepalaku untuk bersandar dilengannya yang terasa begitu hangat.

"Tadi kesini dianter Ibu?" Tanyaku.

"Enggak."

"Terus?"

"Tuh." Yoonbin menunjuk kearah luar pagar rumahku. Terpaksa aku harus sedikit menegakkan tubuhku untuk melihat kemana arah yang Yoonbin tunjuk.

Mataku sedikit melebar ketika Yoonbin menunjuk sebuah sepeda motor yang terparkir rapi disana.

"KOK LO UDAH NAIK MOTOR AJA SIH?!"

Tanpa sadar aku malah berteriak kearah Yoonbin, "kenapa emangnya? Nggak enak tahu kalo kemana mana harus dianterin Ibu."

"Ya tapikan lo baru sembuh ubinn, gue masih parno ah lihat lo naik motor itu."

Yoonbin mengusap rambutku, "nggak usah khawatir. Kecelakaan waktu itu mungkin jadi teguran karena dulu gue sering kebut kebutan. Buat sekarang gue janji kok, gue bawanya pelan pelan, biar bisa sambil dinikmati."

"Ya tapi kan sama aja Yoonbin, gue masih khawatir."

"Nggak ada yang perlu di khawatirin. Udah ah, niat gue kesini tuh mau ngajakin lo jogging ya, bukan buat ngajakin lo adu bacot."

Aku berdecak, namun tetap menerima uluran tangan Yoknbin untuk mengajakku berdiri.

Jelas aku khawatir, tapi tidak bisa melarang Yoonbin lebih jauh dari ini. Aku tidak ingin membuat Yoonbin ku terkekang karena aku yang banyak tuntutan ini.

:::


"Pucet amat sih lo? Baru juga seputeran." Kataku sambil menghampiri Yoonbin yang tertinggal beberapa langkah dibelakangku.

Fearless✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang