01- Tantangan Sherly
SMA Aksara kini sedang ramai. Karena sekitar pukul sembilan pagi tadi, pertunjukkan musik antar SMA dimulai.
Seorang siswi berseragam SMA Aksara sedang asyik melakukan siaran langsung melalui aplikasi media sosial yang sedang booming saat ini. Jumlah viewer yang nyaris menyentuh angka seribu membuat siswi tersebut makin semangat.
Siswi tersebut bernama Shaqeena Zianka Quiniela atau biasa akrab disapa Zia. Sejak kelas sembilan, gadis yang hobi belanja mulai aktif di salah satu media sosial bernama Instagram. Jumlah pengikut akunnya semakin meningkat tajam dari hari ke hari, apalagi sejak ikut kompetisi band di sekolahnya, juga sering menjadi endors barang-barang mewah. Terhitung hingga detik ini, follower Zia berjumlah 3,25 juta.
Zia menyorot kameranya ke arah panggung. Kali ini band dari SMA-nya tampil. Yang menjadi perhatian utama Zia adalah sang gitaris. Gitaris yang terkenal dingin dan pendiam, tapi ganteng. Banyak siswi yang berusaha menarik perhatiannya, namun tidak ada satu pun dari mereka yang berhasil. Sama seperti kisah di wattpad yang sering dibaca Salza.
Zia justru tidak tertarik dengan tipe cowok seperti itu.
Setidaknya untuk saat ini.
Acara ditutup dengan pertunjukan musik angklung dari kelas X IPA I. Tetapi Zia dan kedua sahabatnya sudah beranjak dari aula. Mereka bertiga malah pergi ke kantin.
Sambil menunggu pesanannya datang, Zia memantau akun Instagram-nya. Postingan fotonya yang baru diunggah tiga menit yang lalu sudah mendapatkan 1050 like dan 209 komentar. Zia tak berniat membalas komentar tersebut. Karena Zia kualahan membalas banyak komentar yang berdatangan.
"Zi, lo mau tas ini?"
Suara Sherly—sahabatnya—mengalihkan pandangan Zia ke layar ponsel milik Sherly.
"Gila! Tasnya bagus amat!" seru Zia begitu melihat tas cluth bertabur berlian. Salah satu tas branded mahal yang menjadi incarannya sejak dulu, tetapi belum bisa membelinya lantaran tidak diizinkan oleh sang mami.
"Mana coba gue liat." Salza yang baru selesai membaca cerita bad boy di wattpad juga turut melihat foto tas di ponsel Sherly. "Eh, itu kan tas harganya hampir seratus juta."
"Gue bisa beliin ini buat lo. Mumpung bokap gue baru aja pulang dari luar negeri."
"Serius lo?" Mata Zia berbinar.
Sherly mengangguk. "Ada syaratnya."
"Apaan syaratnya?"
"Syaratnya adalah ... Lo harus bisa menaklukkan hati Zidan dalam waktu empat belas hari."
"Zidan? Zidan yang mana? Di sekolah kita kan nama Zidan ada tiga orang." Zia tidak bohong. Nama Zidan memang ada tiga orang di sekolahnya. Yang pertama Zidan anak rohis, kedua Zidan kapten futsal, dan yang terakhir Zidan si gitaris dingin bin pendiam.
"Zidan yang tadi ikut nge-band itu, Zi. Lo tahu sendiri kan, dia sama sekali nggak pernah deket sama cewek, minus Shila yang suka nempel pas pulang sekolah. Udah banyak cewek yang naksir sama dia, tapi nggak ada berhasil jadi pacarnya. Gue yakin, cuma elo yang bisa naklukin hati dia. Lo kan cantik."
"Itu artinya Zidan jadi bahan taruhan dong?"
"Bisa dibilang begitu."
"Ogah ah. Gue nggak mau," tolak Zia. Ia tidak mau melakukan apa pun yang berbau taruhan. Apalagi yang menjadi taruhan adalah manusia. Maminya sudah memperingatkannya agar tidak terjerumus hal seperti itu.
"Yakin nggak mau? Lumayan lho tas ini limited edition."
Zia terdiam sejenak. Otaknya memikirkan apakah dia mau ngikutin tantangan dari Sherly. "Terus kalo gue nggak bisa, gue bakal ngapain?"
"Lo nggak akan ngapa-ngapain, tapi mobil lo bakalan gue sita."
"WHAT?" Zia bangkit dan tanpa sadar menggebrak meja. Hingga mencuri perhatian dari pengunjung lain. Zia pun meminta maaf lalu duduk kembali. "Lo bisa ambil barang gue yang lain, asal jangan mobil gue. Lo tau sendiri kan, itu mobil peninggalan Almarhum bokap gue."
"Itu sih tergantung lo-nya. Kalau lo mau dan berhasil, lo akan dapet tas ini. Kalo lo nggak berhasil, lo harus rela mobil lo diambil. Dan kalo lo nggak mau, lo nggak dapet apa-apa. Gimana?"
Zia diam lagi. Kapan lagi dapat tas branded gratis dari sahabat? Meskipun jika tidak berhasil mobil kesayangannya akan diambil. Zia kan belum mencoba. Bagaimana bisa tahu dia gagal jika belum melakukannya sama sekali?
"Ya udah deh gue mau. Empat belas hari, kan?" putus Zia akhirnya.
"Serius lo mau?"
"Iya. Mulai besok gue bakal coba deketin dia."
"Oke. Tapi ada syarat satu lagi dan yang ini nggak boleh lo langgar."
"Apaan?"
"Lo nggak boleh jatuh cinta beneran sama Zidan."
***
Done
25.01.19Published
01.05.19***
Next part...
Mengambil langkah seribu, Zia keluar dari kelas Zidan. Menyisakan tanda tanya besar di kepala beberapa siswa yang baru saja masuk ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIZI - [Terbit]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DIHAPUS. BUKUNYA BISA KAMU BELI DI TOKBUK ONLINE KESAYANGAN KAMU] "Lo harus bisa menaklukan hati Zidan dalam waktu empat belas hari." Petualangan Zia dimulai. Ia pun rela jatuh bangun demi hadiah yang dijanjikan temannya. Empat belas...