ZIZI 18- Zidan Sakit Apa?

1.9K 137 11
                                    

18- Zidan Sakit Apa?

Selamat pagi cintaku. Matahari menyinari bumi, kalau kamu menyinari hatiku.

Zia membuang begitu saja ponselnya setelah membaca WA dari Rendra. Menjijikan. Gombalan seperti itu tidak akan membuat Zia baper apalagi terpesona, justru dia akan berencana menutup mulut Rendra nanti di sekolah.

Gadis setinggi 167 cm itu bergegas pergi menuju ruang makan dengan langkah sedikit tertatih. Bekas jatuh kemarin masih terasa nyerinya. Untung saja Nindya segera memeriksakannya ke dokter. Zia diberi obat pereda rasa nyeri.

Di ruang makan, sudah ada Nindya yang sedang mengoles selai ke roti sandwich.

"Pagi, Mi."

"Pagi juga, sayang. Mau langsung makan?"

"Iya, Mi."

Nindya menyuguhkan roti yang sudah diberi selai serta segelas susu putih ke hadapan putrinya.

Terdengar bunyi bel yang dipencet dua kali dari arah luar. Pertanda ada tamu yang datang.

"Biar Zia aja yang bukain pintunya, Mi." Zia berdiri, mencegah Nindya yang hendak pergi membukakan pintu.

Gadis itu mempercepat langkahnya. Siapa tahu tamunya penting sampai pagi-pagi sudah datang ke rumah, pikirnya. Namun, begitu pintu terbuka, semangat Zia seketika runtuh, berubah menjadi kesal sekaligus heran.

Narendra Aditya yang mendatangi rumahnya.

"Lo tau alamat rumah gue dari mana?" Seingatnya, Zia memang belum pernah memberikan data pribadi kepada lelaki yang sekarang statusnya pacar itu.

"Aku tau dari Sherly, Sayang."

Zia menyipitkan matanya. Semakin heran. "Lo kenal Sherly?"

"Iya."

Zia bergeming. Entah kenapa perasaannya mendadak tidak enak. Selama ini Sherly tidak pernah cerita apapun tentang Rendra kepadanya.

"Siapa tamunya, Zi?"

Zia terperanjat. Nindya sudah berdiri di belakangnya, terlambat untuk menyuruh Rendra pergi dari rumahnya.

Rendra berlaku sopan, mencium tangan Nindya. "Kenalin Tante, saya Rendra, pacar Zia anak Tante."

Nindya terbelalak. Pasalnya baru kali pertama ada seorang laki-laki yang memperkenalkan dirinya sebagai pacar Zia.

Nindya kemudian menyeret Zia menjauh dari pintu.

"Itu beneran pacar kamu?" tanya Nindya setengah berbisik. Takut kalau Rendra mendengar suaranya.

"Iya, Mi."

"Mami lebih suka kamu dekat sama cowok yang kemarin. Dia b aja, sorot matanya itu Mami nggak suka. Kayak lagi nyimpen sesuatu," Masih dengan berbisik Nindya berkata seperti itu. Dahi Zia mengernyit heran.

"Mami baru pertama kali lihat kok udah su'uzon sih?"

"Mami ini pernah muda, Mami juga udah sering ketemu orang dengan berbagai macam sifat dan karakter. Cowok yang kemarin di taman itu, dia punya sorot mata yang tulus. Nggak kayak cowok yang sekarang. Perasaan Mami nggak enak. Kamu percaya kan sama Mami?"

Mau tidak mau Zia menganggukkan kepala. Selanjutnya, Zia pamit. Bergegas menghampiri Rendra.

"Lho, Mama kamu mana?"

"Nggak usah cari-cari Mami! Buruan hidupin motornya!"

***

"Ayo Sayang, kita ke kelas bareng."

ZIZI - [Terbit] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang