19- Jatuh
"Zia, pulang sama aku, yuk."
Zia memutar bola matanya malas. Baru dua hari jadi pacar Rendra, Zia sudah mual. Namun, Zia bingung bagaimana mau memutuskan hubungan ini.
Kebetulan Salza lewat, Zia memanggil temannya itu. "Gue mau pulang bareng Salza."
"Bareng gue?" ulang Salza. Lalu menatap Zia dan Rendra bergantian.
"Bareng aku aja, Sayang."
"Gue nggak mau! Gue mau sama Salza. Ayo buruan Sal!" Zia menarik tangan Salza dan keluar dari kelas meninggalkan Rendra.
"Lo sama Rendra kenapa ribut mulu sih?" tanya Salza begitu sudah tiba di parkiran dan keduanya sudah memasuki mobil.
"Nanti aja bahasnya! Lo nyalain dulu mobilnya!"
Salza menurut saja.
"Langsung ke rumah lo aja, ya. Barusan nyokap WA dia mau keluar kota, males gue kalo di rumah sendirian."
Salza menurut lagi.
***
Tiba di rumah Salza, Zia langsung merebahkan tubuhnya di kasur demi mengurangi nyeri pada kaki kirinya. Pikirannya melayang ke percakapan Ulil dan Zidan tadi. Gadis itu masih penasaran sebenarnya Zidan punya penyakit apa.
"Untung nyokap gue nggak ada. Kalo tau lo tiduran masih pakek seragam, habis lo dicincang."
Salza duduk bersila di karpet yang digelar di dekat ranjang. Dia sudah mengganti seragamnya dengan daster bergambar hello kitty. Selain cinta Wattpad, Salza juga pecinta daster. Ada banyak koleksi dasternya yang tidak boleh disentuh apalagi dipinjam oleh siapa pun.
Zia mengubah posisinya menjadi duduk. Lantas mengecek ponselnya. Ada WA masuk dari Rendra yang malas Zia baca. Menghindar mungkin menjadi satu-satunya cara agar bisa lepas dari cowok itu. Sebelum Zia mengatakan kata putus pada cowok itu.
"Lo sama Rendra kenapa sih, Zi? Kalian baru aja jadian lho. Harusnya happy gitu." Salza membuka percakapan.
"Rendra itu kasar, Sal. Gue nggak suka. Gini ya, masa tadi gue cuma ngobrol sama Zidan, gue ditarik-tarik terus bilang 'aku nggak suka kamu deket-deket sama Zidan' sebelum gue sama dia kan gue udah deket sama Zidan, kenapa dia ngatur-ngatur gue?"
Salza manggut-manggut. Sangat mengerti kalau Zia orangnya tidak suka diatur.
"Lagian gue yang bego, kenapa bilang mau pas ditembak sama Rendra. Kita kan belum saling kenal."
"Jalanin aja dulu, Zi. Siapa tau kalian cocok."
Zia menarik napas. "Gue nggak yakin."
"Apa karena lo udah mulai suka sama Zidan?"
Zia memicingkan matanya. "Kenapa Zidan?"
"Ya mungkin aja, gue kan cuma nanya."
"BTW, gue nih lagi curiga sama Zidan. Tadi pas gue lagi bantuin Pak Saiful gue nggak sengaja denger Zidan ngomong kalo hidup dia cuma sampai umur dua puluh tahun."
"Serius lo?" Salza melempar hpnya ke kasur. Bacaan di Wattpad sudah tidak menarik lagi.
"Seribu rius."
Hening meraja.
Lagi, WA datang dari Rendra. Kali ini Rendra mengirim banyak chat alias spam. Zia mendengkus. Segera saja jarinya menekan tanda 'mute' supaya tidak berisik. Zia lebih memilih membalas pesan Nindya yang katanya sudah tiba di tempat tujuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZIZI - [Terbit]
Teen Fiction[SEBAGIAN PART DIHAPUS. BUKUNYA BISA KAMU BELI DI TOKBUK ONLINE KESAYANGAN KAMU] "Lo harus bisa menaklukan hati Zidan dalam waktu empat belas hari." Petualangan Zia dimulai. Ia pun rela jatuh bangun demi hadiah yang dijanjikan temannya. Empat belas...