Bel pulang pun berbunyi,
Semua siswa terlihat sangat bahagia,
Menuju kerumah dan segera beristirahat.Jaehwan berjalan lesu menuju luar kelas.
Setelah melewati pintu, Jaehwan terkejut.
Dilihatnya Minhyun yang sedang menatapnya dengan senyum jahilnya.
"Hyung... Kau mengejutkanku"
Jaehwan memegangi dadanya.
"Jaehwan~ah, Ekspresimu lucu sekali saat terkejut"
Minhyun tertawa gemas pada Jaehwan.
"Ada apa hyung disini?"
"Apa kau lupa Jaehwan~ah?"
Kini Jaehwan menggaruk kepalanya yang sama sekali tidak gatal.
"Lupa apa hyung?"
"Ishh kau ini, kita kan akan pulang bersama"
Minhyun melipat kedua tangannya di dada dengan bibir yang mengerucut.
"Iya hyung, aku lupa. Hehe..."
Jaehwan menggaruk kepalanya dan tertawa malu.
"Ayo, aku akan membocengmu"
Mereka berjalan menghampiri sepeda Jaehwan.
"Ayo naik"
Minhyun sudah siap menjalankan sepedanya.
Jaehwan terdiam.
"Mengapa kau diam saja? Ayo naik"
"Aku takut hyung, apa hyung benar-benar kuat memboncengku?"
Jaehwan menatap Minhyun cemas.
"Ishh, aku kuat Jaehwan~ah"
"Kalau jatuh bagaimana?"
"Kalau jatuh, yaa kebawah"
"Tapi sakit hyung"
"Oke, kalau tidak mau pulang bersamaku"
Minhyun turun dari sepedanya, lalu berpura-pura pergi.
Jaehwan menahan tangan Minhyun.
"Tunggu hyung, aku mau"
Kini Minhyun tersenyum.
Lalu Jaehwan menaiki sepeda itu.
Awalnya, Minhyun menjalankan sepeda itu dengan berkelok-kelok.
"Hati-hati hyung!"
Jaehwan menutup matanya.
"Ternyata kau sangat berat Jaehwan~ah"
"Sudah aku bilang kan hyung..."
Sebuah batu besar berada di depan, membuat mereka tergelincir.
Braakkk!
Mereka jatuh.
"Awww kakiku..."
Jaehwan memegangi kaki kanannya.
Sementara Minhyun memegangi lututnya.
Setelah itu, mereka saling pandang.
Kemudian menertawai diri mereka masing-masing.
"Kau tau? Kita ini seperti anak kecil"
Ucap Jaehwan sembari tertawa.
Minhyun pun ikut tertawa.
"Hyung, aku jadi teringat eomma"
Jaehwan menatap pada langit dengan mata yang berkaca-kaca.
Sementara Minhyun tengah kebingungan.
"Aku ingat saat umurku 5 tahun, eomma mengajariku bermain sepeda"
"Saat aku sudah mulai bisa bermain sepeda, tiba-tiba ada batu didepanku. Dan akhirnya aku terjatuh"
"Dan setelah itu, aku tak ingin naik sepeda lagi. Namun, eomma membujukku sampai aku mau"
Minhyun tersenyum.
"Ingatanmu kuat Jaehwan~ah. Aku saja sudah tidak ingat bagaimana aku bisa mengendarai sepeda"
"Aku tak percaya hyung bisa mengendarai sepeda"
Jaehwan melipat kedua tangannya di dada.
"Kenapa tidak percaya?"
Kini bibir Minhyun mengerucut.
"Tadi saja kita jatuh gara-gara hyung.. Ha ha ha"
"Baik, aku akan pulang sendiri"
Minhyun kembali berpura-pura pergi.
Jaehwan menahan tangannya lagi.
"Tidak hyung, aku hanya bercanda"
"Ayo cepat naik"
Minhyun menaiki sepedanya lagi.
"Hyung masih marah?"
"Tidak Jaehwan~ah, ayo cepat naik"
Jaehwan langsung menaiki sepedanya.
...
Kini mereka sudah sampai di rumah Jaehwan.
Rumah Jaehwan terlihat sangat sepi, seperti tak berpenghuni.
"Apa di rumahmu ada seseorang?"
"Tidak hyung, Appa sepertinya belum pulang"
"Entah kapan Appa akan pulang"
"Oke, aku akan pulang dengan kendaraan umum"
"Kau boleh pinjam sepedaku hyung"
Jaehwan menyodorkan sepedanya.
"Tidak usah, aku akan pulang dengan kendaraan umum saja"
"Oke hyung, hati-hati dijalan"
Jaehwan melambaikan tangan pada Minhyun.
Kini Minhyun berjalan menjauh dari tempat Jaehwan.
Hufftt...
-tbc-
KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ok?? ~ [Minhwan]
Fanfiction"Aku tidak apa - apa" Kata itu yang selalu kudengar darinya setiap hari, setelah dia mendapat perlakuan tidak baik dari teman - temannya. ©Jhwanie_