Jaehwan masih terus terpatung menatap pria itu.
"kau tak apa-apa sayang? Untung tidak terjadi apa-apa padamu"
Pria itu mengelus lembut rambut anaknya.
"terima kasih nak, untung saja anak kami tidak kenapa-kenapa. Dan maaf telah membuatmu panik"
Wanita itu tersenyum pada Jaehwan. Jaehwan hanya melihatnya sekilas, lalu kembali melihat pria itu.
Pria itu berdiri, dan hendak mengucapkan terima kasih pada Jaehwan.
Mata mereka kini saling tatap. Pria itu terkejut.
"A-Appa?"
Wajah Jaehwan memerah, matanya berkaca-kaca.
Mata pria itu terbelalak. Dilihatlah seorang pria muda yang kini sudah hampir menangis.
Jaehwan sudah tak dapat membendung air matanya lagi, air matanya mengalir membasahi pipinya.
Tatapan Appanya seolah-olah mengatakan,
Apa yang sedang kau lakukan disini?
Jaehwan mencengkram bajunya, mencoba menahan air matanya yang terus mengalir.
"Appa, mereka siapa?"
Ucapnya sambil menangis terseguk-seguk.
Appanya hanya terdiam. Sedangkan wanita disisinya tengah celingukan, tak mengerti apa yang sedang terjadi.
Jaehwan maju dua langkah mendekati Appanya.
"Appa jawab aku, mereka ini sebenarnya siapa?"
Nada bicaranya kini lebih tinggi dari sebelumnya. Tangisnya semakin meledak saat itu juga.
wanita itu maju menghampiri Jaehwan dan Appanya.
"ada apa ini?"
Tidak ada yang menyahutnya. wanita itu sangat kebingungan.
Jaehwan manoleh pada wanita itu, masih dengan tangis yang terisak.
"sebenarnya apa hubungan anda dengan Appa?"
Wanita itu melangkah mundur, menjauhi Jaehwan dan Appanya.
"a-aku adalah istrinya, dan ini adalah anakku bersama suamiku"
Wanita itu mengalihkan pandangannya pada Appa Jaehwan.
Mendengar jawaban itu, hati Jaehwan seperti teriris. Kepalanya menunduk, menyembunyi air matanya yang terus mengalir.
Sekarang kakinya lebih lemas dari sebelumnya, kini ia berlutut karena tak ada tenaga lagi untuk menopang tubuhnya.
Mendengar isakan Jaehwan, membuat wanita itu merasa kasihan. Ia kini ikut berlutut, lalu memegang pundak Jaehwan.
"memang ada apa nak?"
Jaehwan menghindar dari sentuhan wanita itu. Lalu berdiri kembali, walaupun kakinya sangat lemas.
"d-dia adalah Appaku!"
Wanita itu terkejut. Lalu melirik suaminya dengan tatapan bertanya-tanya.
Jaehwan menaiki sepedanya dan segera mengayuhnya dengan cepat.
Diperjalanan, air matanya tak henti-henti mengalir.
Aku kecewa pada Appa!
Hanya kata itulah yang terus terlintas dipikirannya selama perjalanan pulang.
...
Ia sudah sampai di rumahnya,
Dengan cepat Jaehwan menyimpan sepedanya di halaman rumah, dan langsung berlari masuk kedalam.

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ok?? ~ [Minhwan]
Fanfiction"Aku tidak apa - apa" Kata itu yang selalu kudengar darinya setiap hari, setelah dia mendapat perlakuan tidak baik dari teman - temannya. ©Jhwanie_