Mereka sudah sampai di depan rumah Jaehwan.
"Hyung mau masuk dulu?"
"Tidak"
Minhyun berkata tidak, namun kepalanya mengangguk.
"Kau membuatku bingung hyung"
"Karena kau memaksaku, aku akan masuk dulu"
"Aku tak memaksamu hyung"
Jaehwan melipat kedua tangannya di dada.
"Badanmu masih lemas Jaehwan~ah, aku harus menjagamu"
"Aku bisa menjaga diriku sendiri hyung"
Tanpa mendengarkan kata Jaehwan, Minhyun langsung membuka pagar rumah Jaehwan.
Jaehwan mengikutinya di belakang. Lalu membuka kunci pintu rumahnya.
Minhyun masuk mendahului Jaehwan.
"Anggap saja rumah sendiri"
Ucap Minhyun, kemudian duduk pada sofa yang berada di ruang tamu.
"Ini rumahku hyunggg"
Jaehwan terlihat agak kesal. Membuat Minhyun merasa gemas padanya.
"Apa kau ingin tidur Jaehwan~ah?"
"Tidak hyung, aku hanya ingin duduk saja"
Lalu Jaehwan duduk disamping Minhyun.
"Mau kubuatkan makanan?"
"Aku kehabisan stok bahan makanan hyung"
"Oke, akan aku pesankan makanan"
Minhyun mengeluarkan ponsel dari saku celananya. Lalu Jaehwan menahan tangannya.
"Tak usah hyung, aku masih kenyang. Apa hyung mau aku gemuk uh?"
Minhyun mencubit kedua pipi Jaehwan.
"Kau menggemaskan sekali Jaehwan~ah... "
"Hentikan hyung, badanku kan masih lemas"
Minhyun kini berhenti mencubit pipinya. Lalu menarik badan Jaehwan.
Kepala Jaehwan kini bersandar pada dada bidang milik Minhyun.
"Istirahatlah yang cukup Jaehwan~ah"
Tangan kiri Minhyun tengah mendekap erat tubuh Jaehwan. Sedangkan tangan kanannya tengah mengelus lembut kepala Jaehwan.
"Hyunggg..."
Jaehwan mencoba melepaskan pelukan Minhyun. Namun pelukan Minhyun sangatlah erat.
Minhyun merasakan suhu badan Jaehwan yang masih sangat panas.
Tanpa sadar, Jaehwan terlelap dalam dekapan Minhyun.
"Tidurlah yang nyenyak Jaehwan~ah"
Bisik Minhyun sambil terus mengelus Jaehwan.
Suasana rumah Jaehwan yang sunyi, membuat Minhyun merasakan rasa kantuk.
Rasa kantuknya sudah tak dapat ditahan lagi.
Kini mereka terlelap, Namun pelukan Minhyun masih sangat erat.
.
.
.
.
.Hembusan angin diwajahnya membuat Minhyun terbangun dari tidurnya.
"Ishh... Angin ini mengganggu tidurku"
Ucap Minhyun dengan mata yang masih tertutup.
Angin itu kini semakin kencang, membuat mata Minhyun kini terbuka.
Dilihatnya Jaehwan yang tengah meniup wajahnya.
"Bangun hyung... Tolong lepaskan pelukanmu"
Minhyun tersenyum.
"Tidak akan"
Kini Minhyun mengeratkan pelukannya.
"Aku ingin ke toilet hyung. Aku sudah tidak kuat"
Kini Minhyun melepaskan pelukannya.
Bukan ke toilet, Jaehwan malah mengambil remote lalu menyalakan televisi.
"Bukannya mau ke toilet?"
"Tidak jadi hyung"
Minhyun mendengus kesal. Sedangkan Jaehwan hanya tertawa.
Jaehwan bersandar pada sofa, lalu memandang pada langit-langit.
"Kapan Appa akan pulang?"
Kini Minhyun menoleh pada Jaehwan.
"Appamu kemana?"
"Kerja"
"Sejak kapan Appamu tak pulang?"
"Kemarin malam Appa pulang, lalu tadi pagi Appa berangkat lagi. Namun entah mengapa aku sangat khawatir"
"Tenang Jaehwan~ah, mungkin Appamu akan pulang malam ini"
Minhyun memegang pundak Jaehwan.
"Semoga saja hyung"
Jaehwan selalu bertanya-tanya, mengapa Appanya jarang sekali pulang.
Kadang 3 hari Appanya tak pulang. Bahkan sampai 1 minggu lamanya.
Appa tinggal dimana selama meninggalkan rumah?
Siapa yang membuatkan makanan untuk Appa?
Appa tak kesepian?
Pertanyaan itu yang selalu berputar dipikirannya selama menunggu Appa nya pulang.
"Hyung... Aku khawatir pada Appa"
Jaehwan Menunduk, lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.
Minhyun menggenggam tangan Jaehwan.
"Jangan khawatir Jaehwan~ah, mungkin Appamu sedang bekerja keras untuk memenuhi semua kebutuhanmu, juga untuk membiayai sekolahmu"
Minhyun mencoba untuk menenangkan Jaehwan yang tengah merasa cemas.
"Tapi yang ku butuhkan hanya kasih sayang Appa, hyung"
Kepala Jaehwan semakin menunduk, mencoba menyembunyikan air matanya yang terus mengalir.
Hati Minhyun teriris melihat Jaehwan yang kini terlihat sangat rapuh. Walaupun Minhyun tak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada keluarga Jaehwan.
-tbc-

KAMU SEDANG MEMBACA
I'm Ok?? ~ [Minhwan]
Fanfiction"Aku tidak apa - apa" Kata itu yang selalu kudengar darinya setiap hari, setelah dia mendapat perlakuan tidak baik dari teman - temannya. ©Jhwanie_