4. Ancaman Mama

14.4K 559 7
                                    

' Jangan memberikan aku perhatian sedalam ini agar aku tidak sulit melepasmu di saat hubungan semu ini berakhir'

~Alyssa Zalfa Ramadhiswari~

🍂🍂🍂

"Zalfa!" Elang menyentuh bahu istrinya yang sama sekali tidak meresponnya setelah ia memanggilnya sejak tadi. Kening pria itu sedikit mengernyit bingung sekaligus bertanya dalam hati apa yang membuat istrinya itu melamun. Seakan hanya raganya yang di sini dan pikirannya ada di tempat lain. "Apa yang kamu pikirkan sampai saya harus memanggil kamu berkali-kali?" tanya Elang selanjutnya, seraya menarik tangannya ketika istrinya menatap ke arah tangannya. Memutuskan pandangannya untuk tidak menatap wajah imut Zalfa ketika ketakutan.

Zalfa meremas jari jemarinya, ia merutuki kebodohannya karena terlalu asyik memperhatikan suaminya ia sampai tidak mendengar Elang memanggilnya. Bukankah itu terlihat memalukan untuknya?

"Maaf saya ... saya hanya sedang memikirkan keluarga saya yang berada di kampung," kilah Zalfa berbohong. Ia bahkan tidak sedang memikirkan mereka setelah tadi pagi ia menghubungi ibunya untuk menanyakan kabar dan ibunya bilang berkat uang yang ia kirimkan kondisi adiknya perlahan mulai stabil. Dan itu sedikit membuatnya sedikit tenang, setidaknya pengorbanannya perlahan membuahkan hasil baik.

Elang meminum air putih lebih dulu setelah menghabiskan makan malamnya. "Kenapa? Apa adik kamu drop lagi atau kesehatan Ayahmu yang menurun?" tanya Elang kemudian.

"Tidak Mas, saya ... saya cuma takut aja kalau kondisi Adik saya drop lagi," jawab Zalfa kembali berbohong, ia tidak mungkin bukan mengatakan jika tadi ia melamun karena memperhatikan suami sirinya itu makan makanannya dengan lahap. Hal sederhana, tetapi bisa membuatnya bahagia. Karena ia jadi dapat menyimpulkan jika Elang menyukai masakannya.

Sebelum Elang kembali mengajukan pertanyaannya, gawai miliknya yang ia letakan di atas meja telah berdering lebih dulu. Pria itu segera beranjak dari meja makan untuk mengangkat panggilannya. Meninggalkan Zalfa yang tengah membereskan meja makan, perempuan itu sedikit berterima kasih kepada sang penelpon karena dengan begitu suaminya tidak bertanya lebih jauh kepadanya mengenai insiden memalukan tadi.

"Assalamualaikum, Ma." Elang menyapa setelah ia menggeser tombol hijau di layar flat gawainya.

"Waalaikumsalam, bagaimana Elang, apakah sudah ada kabar baik untuk Mama dari kalian?" tanya Rasty---mama kandung Elang langsung tanpa basa basi sedikit pun. Wanita setengah baya itu bahkan tidak perlu repot-repot menanyakan kabar putra dan menantunya. Sebab menurutnya itu tidak penting, ia hanya ingin tahu apakah menantu sulungnya itu sudah mengandung calon cucunya atau belum.

Elang mendesah pelan, memijat ujung pangkal hidungnya. Sebelum mengangkat telfon dari mamanya tadi, pria itu sudah bisa menebak jika mamanya pasti akan membahas hal yang sama setiap kali menghubunginya atau mengunjunginya.

"Ma, sabar dong, Elang dan juga Alena kan sedang berusaha agar bisa memberikan Mama dan Papa cucu." Rasanya Elang sudah capek mendapatkan pertanyaan yang sama setiap saat dan selalu memberikan jawaban yang sama. Tidak kah ia menjadi anak durhaka karena telah memberikan kedua orang tuanya sebuah harapan palsu.

Rasty berdecak diseberang sana. "Sabar juga ada batasnya, Elang. Apa selama ini Mama kurang sabar sama kalian berdua, heh? Lima tahun Mama bersabar menunggu kalian memberikan Mama cucu, tetapi apa sampai sekarang bahkan tidak ada tanda-tanda Alena hamil? Jangan lupa ya Elang kalau kamu adalah anak laki-laki satu-satunya di keluarga kita dan kamu juga anak sulung Mama. Jangan sampai keluarga kita tidak memiliki pewaris keturunan hanya karena Alena, istri kamu itu yang enggak bisa memberikan kamu keturunan," omel Rasty merasa kesal setiap mendengar jawaban putranya yang selalu saja sama. Rasty, memang memiliki tiga anak, tetapi dua dari anaknya berjenis kelamin perempuan. Andai saja ia memiliki satu anak laki-laki lagi, mungkin ia tidak akan terus memburu putranya untuk segera memiliki anak.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang