Chapter 27

9.5K 545 58
                                    

Novel
Atau
Ebook?

Pilih salah satu ya!

Ayo ramaikan lagi komennya agar aku makin semangat buat updatenya lagi!

Happy Reading!!!
















🍁🍁🍁

"Kenapa Mama bisa ada di sini? Bukankah Elang sudah mengatakan agar Mama di rumah saja."

Elang bertanya setelah mereka kembali ke ruang rawat istrinya atas permintaan mamanya yang tidak ingin masalah keluarga mereka menjadi konsumsi publik apalagi keluarga mereka termasuk salah satu keluarga yang terpandang.

"Mama tidak perlu izin dari siapa pun untuk bisa datang ke rumah sakit ini," jawab Rasty dingin tangannya mengusap bahu Zalfa yang tengah menangis sembari memeluk putrinya. "Lagi pula Mama bersyukur karena dengan Mama datang hari ini Mama jadi tahu bagaimana bejatnya sikap kalian berdua di belakang Mama," lanjut Rasty menatap putra dan menantunya tajam menyeruak.

Sejak awal Rasty memang mencurigai sikap aneh putranya juga menantunya. Rasty merasa ada yang tidak beres antara mereka apalagi saat ia melihat putranya begitu khawatir kala Zalfa mengalami pendarahan karena terjatuh di rumahnya. Sikap dan kekhawatiran putranya begitu berlebihan kepada Zalfa yang bukan siapa-siapa bagi putranya. Putranya terlihat sangat khawatir bahkan putranya yang menggendong Zalfa ke rumah sakit padahal bisa saja Elang meminta orang lain untuk melakukan itu.

Sejak saat itu Rasty mulai curiga jika memang ada yang disembunyikan darinya apalagi saat Elang memberinya kabar jika Alena mengalami kontraksi mendadak dan harus melahirkan saat itu juga padahal ketika di rumah keadaan Alena baik-baik saja. Semua itu membuat kecurigaan Rasty semakin besar sehingga ia memutuskan untuk datang ke rumah sakit untuk membuktikan segalanya. Dan semuanya terbukti kalau memang mereka menyembunyikan rahasia yang begitu besar darinya. Rahasia yang sama sekali tidak pernah Rasty banyangkan sebelumnya. Rahasia yang membuat Rasty mempertanyakan didikannya sendiri kepada putranya.

"Mama!" sentak Elang tidak menyangka dengan ucapan mamanya.

"Kenapa?" Rasty melepaskan tubuh Zalfa yang bergetar dari dalam pelukannya. "Semua yang Mama katakan memang benar kan, hah?Kalian egois dengan memanfaatkan kesusahan dan penderitaanZalfa hanya untuk memenuhi ambisi kalian berdua! Bahkan dengan teganya kalian akan merenggut seorang anak dari ibu kandungnya sendiri, bukankah itu perbuatan yang selalu dilakukan oleh orang yang tidak punya hati dan bejat seperti kalian berdua, hah?" tanya Rasty menatap putranya penuh rasa kekecewaan. Ia tidak menyangka jika putranya bisa bersikap sehina itu pada orang lain.

Elang menghela napasnya pelan, ia mengerti kenapa mamanya begitu kecewa kepadanya tetapi ia tidak menyangka jika mamanya akan mengatakan hal itu pada mereka.

"Mama harus tahu jika kami melakukan semua ini untuk Mama hanya untuk kebahagiaan Mama yang begitu menginginkan seorang cucu jadi Mama jangan menyalahkan kami seperti ini," jawab Elang berusaha untuk tidak berteriak di depan wanita yang telag melahirkannya.

"Jangan melimpahkan kesalahanmu di balik kata kebahagiaan Mama, Elang!" ujar Rasty. "Dan Mama menginginkan cucu dari kamu dan Alena bukan dengan cara hina seperti ini, Elang. Sungguh, dalam mimpi pun Mama tidak pernah berpikir jika putra satu-satunya Mama bisa bersikap seperti ini," lanjut Rasty memegang dadanya yang terasa sesak saat mengingat kejadian beberapa saat lalu.

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang