16. Tak Terduga

11.5K 466 23
                                    

'Sikapnya semakin membuatku merasa bingung, aku takut jika apa yang dia lakukan hanyalah sandiwara'

~Alyssa Zalfa Ramadhiaswari~

🍂🍂🍂

Zalfa berbaring gelisah di atas ranjangnya. Berkali-kali ia mengubah posisi tidurnya untuk mencari tempat yang nyaman. Namun semuanya sia-sia, perasaan aneh tetap saja ia rasakan sejak tadi. Sesekali ia mengusap perut ratanya yang terasa begitu lapar. Tidak biasanya ia lapar di sepertiga malam seperti ini. Apa mungkin karena bawaan janin dalam kandungannya membuat hal yang tidak biasa ia rasakan kini rasakan, hati Zalfa bertanya sendiri.

Segera Zalfa bangun dari berbaringnya, turun dari ranjang lantas beranjak keluar dari kamarnya. Suasana sudah sepi, tentu saja ibu juga adiknya bahkan tidur lebih awal dari pada dirinya. Mungkin karena mereka sangat lelah karena perjalanan tadi. Ditambah besok ada jadwal Bella untuk konsultasi dengan dokter barunya sesuai yang Elang katakan.

Zalfa membuka tudung saji yang berada di atas meja makan. Kosong. Ia lupa jika tadi ia tidak masak apapun, karena lelah akhirnya ia memilih membeli makanan siap saji di depan komplek untuk makan malam mereka. Menghela napasnya pelan, Zalfa kembali mengusap perut ratanya. Seandainya saja Elang berada di sini mungkin ia bisa minta tolong pria itu untuk membelikannya makanan. Namun semua itu hanya akan menjadi khayalannya, Elang tidak akan menginap di sini lagi sebab ia telah hamil dan sembilan bulan ke depan maka semua kontrak ini pun akan berakhir bersama pernikahan mereka. Membayangkannya saja membuat hati Zalfa terasa sangat ngilu. Ia tidak akan sanggup berpisah dengan lelaki yang telah diam-diam mencuri hatinya.

Terdengar bodoh memang sebab ia mencintai suami orang tapi Elang bukan hanya suami Alena saja melainkan juga suaminya. Walaupun pernikahan mereka tidak sah secara negara namun tetap saja tidak salah kalau Zalfa mencintai suaminya sendiri. Karena sudah seharusnya seorang istri mencintai suaminya dengan tulus. Namun mungkinkah perasaannya akan terbalas, jawabannya pastilah tidak. Ia tahu betul bagaiman Elang mencintai Alena sejak ia mengenal dua pasangan itu. Bahkan demi istrinya agar tetap bahagia pria itu rela menikah dengannya, bukankah itu berarti Elang sanggup melakukan segalanya asalkan bisa melihat istrinya bahagia. Lalu untuk apa Zalfa berharap kepada hal yang tidak akan mungkin terjadi. Zalfa pun tidak mengerti alasannya, karena cinta tidak akan pernah bisa dimengerti hanya bisa dirasakan.

Lamunan Zalfa buyar seketika saat sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya---ponsel pemberian Elang setelah keduanya menikah---menghapus kasar air matanya sebelum ia membaca pesan yang ternyata dari lelaki yang sejak tadi memenuhi pikirannya.

Mas Elang

Assalamualaikum, sudah tidur belum? Pasti belum kan?

Zalfa mengernyit keningnya. Ada rasa bahagia kala membaca pesan dari suaminya yang di dalamnya ada sedikit perhatian untuknya. Apalagi ketika tebakan pria itu benar adanya. Segera Zalfa mengetikan beberapa kata untuk membalas pesan suaminya.

Alyssa Zalfa

Waalaikumsalam Mas, iya belum, tapi bagaimana Mas bisa tahu?

Selang beberapa menit kemudian satu pesan kembali masuk ke dalam ponselnya. Dengan perasaan bahagia, Zalfa segera membacanya.

Mas Elang

Marriage ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang