Cerita dua

160 13 0
                                    

pulang sekolah

Setelah acara mos usai, maka sekolahpun bubar seperti biasanya. Banyak siswa yang pulang di jemput oleh orang tuanya ataupun supirnya, namun tak banyak juga yang berjalan kaki dan mengendarai transportasi umum ataupun bawah sepeda motor sendiri. Begitupun dengan Fei, dia pulang sekolah memilih naik angkot karena itu merupakan kebiasaan Fei semenjak duduk di kelas 9 SMP. Fei menunggu angkot datang di depan gerbang sekolah. Namun, tiba-tiba Rei datang mengagetkan Fei.

"Hei sendiri aja. Bareng yuk" tawar Rei kepada Fei.

"Nggak usah deh terima kasih, nanti malah ngerepotin lo lagi, lagian rumah kita kan bedah arah" kata Fei dengan wajah yang tidak enak.

"Bener nih nggak mau bareng"

"Iya bener, udah gih sana udah ditunggu supir lo tu" kata Fei sambil mendorong tubuh Rei agar segera masuk kedalam mobilnya.

Iya, Rei memang berangkat dan pulang sekolah pun antar jemput supir karena orang tua Rei sibuk bekerja dan dia pun merupakan anak tunggal jadi wajar kalau dia sedikit di manjakan.

Oke, kembali kepada Fei.

Setelah berdiri cukup lama, namun angkot yang ditunggu Fei nggak datang juga hingga dia memutuskan untuk berjalan le halte depan. Tiba-tiba datang sebuah motor ninja berwarna merah datang menghampiri Fei.

"Eh elo anak baru, ngapain belum pulang juga" ucap seseorang tersebut sambil membuka kaca helmnya.

"Loh ini kan kakak-kakak tadi yang ngasih hukuman ke gue dan Rei. Aduh jangan sampe nih gue buat masalah lagi. Mampus deh gue" gumam Fei.

"Em, itu kak lagi nunggu angkot" kata Fei dengan ekspresi yang kaget dan ketakutan.

"Jam segini mana ada angkot yang lewat, naik sini gue anterin" ucap orang tersebut dengan pemaksaan.

"Gak usah, terima kasih kak....." kata Fei dengan kalimat yang masih menggantung karena Fei belum mengetahui nama orang tersebut.

"Sagara, nama gue Sagara. Panggil aja gue Gara" kata Sagara sambil menjulurkan tangan.

"Emmm, iya Kak Gara aku Fei. Makasih ya atas tawarannya tapi aku bisa telvon papaku buat jemput koq" kata Fei sambil menerima uluran tangan Sagara.

"Gak usah pakek kak, panggil Gara aja biar akrab" kata Sagara sambil memaksa.

"Iya kak, eh maksudku Gara" kata Fei sambil senyum.

"Cepet naik sini nanti lo sendirian disini, lagian kalo lo nunggu bokap lo keburu kemaleman" paksa Sagara.

"Gapapa? Takutnya ngerepotin" kata Fei dengan wajah malu-malu.

"Iya gapap, udah cepet naik"

Kemudian Fei pun naik di motornya Sagara dan diapun nganterin Fei sampai rumah.

Di depan rumah.

"Terima kasih ya, udah mau nganterin" kata Fei dengan senyuman.

"Iya sama-sama. Lain kali kalo mau pulang sekolah minta jemput deh biar gue gak nganterin elo" ucap Sagara ketus.

"Lah siapa juga yang mau dianterin situ, lo nya aja yang maksa. Dasar aneh" celoteh Fei dalam hati.

"Em iya, sekali lagi terima kasih ya" ucap Fei dengan pura-pura mengerti.

Kemudian Sagara pergi menancap gasnya dan melambailan tangan kepada Fei. Tak beberapa lama Sagara pun menghilang dari pandangan mata Fei.

*****

Makin gak jelas deh ceritanya.
Ga ada yang baca pun, okelah buat nampung khayalan gue aja.

Rumit (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang