cerita tujuhbelas

86 6 0
                                    

Saat sedang sarapan dengan Mama Rani, Papa Gunawan, dan Riyandi terdengar suara klakson motor dari luar rumah.

"Itu temen kamu dek?" Tanya Riyandi berhenti menyuap makanan.

"Gak tau bang" ucap Fei tak peduli.

"Cek dulu gih"

"Nggak mau ah" tolak Fei sambil meneruskan makan.

"Ya udah biar Mama aja" ucap Mama Rani sambil berdiri.

"Fei ini ada temen kamu ngajakin berangkat bareng" teriak Mama Rani dari arah luar.

"Siapa Ma?" Tanya Fei.

"Ada Sagara nih" lanjut Mama Rani.

"Bilang Ma, aku berangkat bareng sama Papa" ucap Fei tak kalah kerasnya.

"Emang bener kamu mau diantar sama Papa?" Tanya Papa Gunawan terkejut.

"Iya Pa, kali ini aja ya. Pliiisss" mohon Fei.

"Tumben-tumbenan" ucap Papa Gunawan heran.

"Pengen aja Pa, boleh kan Pa?"

"Iya boleh sayang" ucap Papa Gunawan.

"Tumben sih dek, biasanya malu kalo berangkat sekolah di anter sama Papa lah ini kok malah minta? Jangan-jangan kamu lagi berantem sama cowok itu ya?" Heran Riyandi.

"Ih apaan sih Bang, orang aku rindu di anter sama Papa kok. Wle" ucap Fei sambil menjulurkan lidah ke arah Riyandi.

"Udah...udah kalian ribut mulu kalo lagi sarapan" ucap Mama Rani yang tiba-tiba muncul dari ruang tengah.

"Iya Ma, maaf" ucap Fei dan Riyandi bersamaan.

*****

Fei pun turun dari mobil Papa Gunawan dan menghampiri Rei yang berjalan sendirian .

"Woy! Sendiri aja lo" ucap Fei sambil menepuk pundak Rei dari belakang.

"Eh buset bikin kaget orang aja lo" kaget Rei.

"Elo berangkat bareng sama Sagara?" Lanjut Rei.

"Kagak, gue di anterin sama bokap" jawab Fei sambil mempercepat jalannya.

Di tengah-tengah perbincangan mereka, Sagara tiba-tiba menghadang jalan Fei.

"Permisi gue mau lewat" ucap Fei menunduk.

"Fei kamu kenapa sih" tanya Sagara masih menghadang Fei.

"Gue gapapa. Mau bel nih, permisi ya" ucap Fei sambil berlari meninggalkan Sagara disertai tangis yang tiba-tiba membasahi pipi Fei.

Sesampainya di ruang kelas, Fei langsung membanting tubuhnya di tempat duduk dan langsung menenggelamkan kepalanya ke dalam tangan yang di letakkan nya di atas meja.

"Buset nih bocah, baru pagi juga udah molor aja" celetuk Witan yang baru sampai di dalam kelas dan melihat keadaan Fei.

Dengan spontan, Fei mengangkat kepala dan mendapati trio WFF sudah berada di belakangnya.

"Siapa juga yang tidur?" Ucap Fei sewot.

"Fei lo kenapa sih tiba-tiba ninggalin gue gitu aja?" Rei yang baru sampai di kelas memotong ucapan Fei.

"Di kejar setan kali" sahut Firza.

"Mana ada setan pagi-pagi begini nyet" tanggap Feby.

"Eh iya juga ya" ucap Firza sambil garuk-garuk kepala yang tidak gatal.

"Dasar lu oon" celetuk Witan.

"Gue tanyanya ke Fei bukan ke kalian trio WFF" marah Rei.

"Iya sorry deh" maaf Firza yang mulai duluan.

"Gue gapapa kok Rei" ucap Fei mencoba tenang.

"Beneran lo gapapa? Kalo ada masalah cerita kek ke kita. Ya gak gaes?" Ucap Rei sambil memandang ke arah trio WFF.

"Yo'i" jawab trio WFF dengan kompak.

"Tapi btw, lo udah sembuh kan dari insiden kemaren?" Tanya Witan menyadari sesuatu.

"Iya, gue sehat-sehat aja"

"Lo kok bisa sih sampe pingsan di toilet gitu?" Witan masih penasaran.

"Gue cuma kepeleset doang kok kemaren" bohong Fei.

"Maaf ya Tan, kali ini gue gak bisa jujur sama lo kalo gue kemaren udah di celakain cewek yang lo suka. Gue gak mau buat lo kecewa. Maaf Tan" batin Fei sambil melamun.

"Wey malah bengong lo. Kesambet setan lo nanti" ucap Firza mengagetkan lamunan Fei.

"Elah Za, dari tadi lo ngomongin setan mulu" ucap Feby.

"Hehe iya deh maaf, ini efek tadi malem nih gara-gara gue nonton horor jadi kebawa sampe sekarang" ucap Firza memasang wajah ketakutan.

"Dasar sih elo Za, dari dulu emang gak pernah berubah ya, udah tau takut hantu masih aja lo nonton horor" heran Witan sambil geleng-geleng kepala.

"Za, thanks ya udah nolongin gue kemaren" ucap Fei kepada Firza kemudian.

"Oh iya Fei sama-sama, santai kita kan best friend susah seneng mah kita bareng" ucap Firza dengan santai.

"Sa ae lo Za. Tapi iya bener juga sih" tanggap Feby.

Jam pelajaran pertama pun berbunyi, mereka pun langsung duduk di bangku masing-masing dengan tenang.

Teeeeettt......teeeeettt

Bunyi jam istirahat terdengar hingga kelas Fei, hal ini membuat para murid tak sabar untuk segera berlari menuju kantin untuk mengisi perut mereka yang sudah keroncongan, tak ketinggalan dengan Firza.

"Yuk lah gaes gue laper banget nih" ajak Firza tak sabar.

"Bentar napa gue lagi beresin buku nih" sahut Witan.

"Cepetan lah, lo lelet"

"Elah kebiasaan lo" celetuk Rei.

"Elo mau bareng kita-kita nggak?" Tanya Witan pada Fei dan Rei.

"Boleh, makin rame makin seru" jawab Rei. "Lo gimana Fei?" Lanjut Rei.

"Gue ngikut aja" ucap Fei pasrah.

Mereka pun bergegas membereskan buku, ya karena paksaan dari Firza katanya dia sudah kelaparan seperti belum makan setahun (buset dah cuma beberapa jam gak makan aja udah kelaparan, dasar Firza). Namun, sebelum mereka keluar kelas, mereka didatangi oleh tamu tak di undang.


Tamu tak di undang?
Siapa? Stay tune aja😉
Jangan bosen-bosen nungguin ya
Maaf typo dimana-mana
Btw, tahunnya udah ganti ya? Semoga harapan di tahun kemaren bisa tercapai tahun ini.
Salam dari Firza kang makan🤭😍

Rumit (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang