cerita sembilanbelas

47 4 0
                                    

1 minggu berlalu

Ini sudah satu minggu telah berlalu, dan Fei tetap teguh pendirian dengan kemauannya. Satu minggu terlewati dengan menghindari Sagara terus-menerus. Terkadang kasihan juga melihat Sagara yang terus-terusan mencari perhatian kepada Fei namun tetap saja, nggak di gubris sama sekali. Sekuat apapun Fei menahan dirinya, namun hati tetap menginginkannya untuk membalas perhatian Sagara dan sudah pasti kekuatan itu pasti runtuh juga. Namanya juga cinta, sekuat apapun Fei menolaknya namun hati tetap bertahan.

Hari ini hari sabtu, hari di penghujung minggu. Bagi Fei, hari sabtu merupakan hari merdekanya, karena satu malam tanpa mengerjakan tugas sekolah, jalan-jalan menikmati kota, hingga tidur tengah malam. Seperti malam ini, Fei diajak Rei jalan-jalan ke taman kota untuk menikmati suasananya dan sejenak menghilangkan penat tentang Sagara.

"Yuk Fei duduk situ" ajak Rei sambil menuju bangku taman.

Tanpa menjawab pertanyaan Rei, Fei berjalan mengikutinya.

"Emmmm Fei gue mau nanya sesuatu, boleh?" Rei membuka pembicaraan.

"Tanya aja kali, gak usah sungkan gitu"

"Lo ada masalah apa sih sama Kak Gara?"

"Kenapa sih lo tanya tentang dia? Males tau" ucap Fei sewot.

"Kok lo marah sih Fei, kan gue cuma mau nanya doang. Ya udah deh gue minta maaf" ucap Rei nggak enak hati.

"Emmm Rei, maaf ya kalo gue marah sama lo. Habisnya gue bete kalo denger nama orang itu" ucap Fei merasa bersalah.

"Emang ada apa sih? Cerita kek"

"Jadi gini, gue mau ngejauhin Sagara gara-gara gue nggak mau hidup gue sengsara terus kar...." Cerita Fei langsung dipotong oleh Rei.

"Kok bisa? Apa sebabnya kalo lo deket-deket Kak Gara hidup lo bisa sengsara" Rei kaget.

"Makanya dengerin dulu gue cerita sampe selesai" ucap Fei kesal.

"Iya deh sorry, sok atuh lanjutin"

"Jadi gara-garanya tuh si Gita. Nah lo tau kan pas gue pingsan di toilet satu minggu lalu, itu semua Gita cs yang ngedorong gue sampe jatuh, gara-gara gue deket sama Sagara. Sebab itu, gue mau ngehindar dari Sagara" cerita Fei kepada Rei.

"Buset tuh cewek sadis bener dah, kalo waktu itu gue tau kejadiannya pasti gue gibeng tuh satu persatu" ucap Rei berapi-api.

"Ya udahlah itu kan kejadian satu minggu yang lalu, nggak usah di ungkit-ungkit. Tapi, Rei lo jangan bilang ini ke Witan ya" pintaku kepada Rei.

"Nggak bisa gitu dong Fei, Witan harus tau semua ini biar dia nggak salah pilih cewek"

"Nggak Rei, gue kasihan aja liat Witan dia berjuang mati-matian demi ngedapetin Gita" ucap Fei mencoba meredam emosinya Rei.

"Ya deh kalo itu mau lo. Btw Fei, lo nyerah gitu aja sih sama Gita cs, lo sama aja ngebiarin mereka menang. Lo harus bisa ngadepin mereka semua. Masak lo lemah gini sih Fei" tutur Rei.

"Gue nggak kuat Rei"

"Cemen lo Fei. Lo cinta kan sama Kak Gara? Lo suka kan sama Kak Gara? Lo sayang kan?" Cerocos Rei.

Fei hanya menjawab dengan anggukan kepala.

"Nah, lo perjuangin dong cinta lo, jangan lemah kek gini" semangat Rei.

"Iya gue janji bakal perjuangin cinta gue" ucap Fei melemah.

"Nah itu baru sahabat gue" ucap Rei sambil memeluk Fei.

"Thanks ya Rei lo udah buat gue yakin dan semangat lagi"

Belum sempet Rei menjawab perkataan Fei, tiba-tiba Witan datang.

"Hayo lo pada ngapain pelukan segala, di malam minggu lagi. Jangan-jangan kalian....." Ucap Witan yang mengagetkan mereka.

"ih apaan sih lo Tan, jangan berfikir yang aneh-aneh deh" ucap Rei sambil melepaskan pelukannya dari Fei.

"Iya nih, Witan jangan nethink dong. Kalo cewek pelukan mah udah biasa, itu tandanya mereka habis curhat dan sebagai ungkapan terima kasih gitu deh" jelas Fei pada Witan.

"Oh gitu ya" ucap Witan faham.

"Btw, lo kok sendirian gak ngajak saudara-saudara lo?" Tanya Rei.

"Saudara? Perasaan gue kalo kemana-mana juga sendirian deh" ucap Witan heran.

"Itu tuh Feby sama Firza, kemana mereka? Biasanya kan kalian selalu bersama kemana aja" ucap Rei.

"Oh Feby sama Firza ya. Noh lagi beli bakso. Biasa, Firza kumat penyakit lapernya" ucap Witan sambil menunjuk temannya dengan kepalanya.

"Kok lo nggak ikutan sih?" Tanya Fei.

"Gue udah makan tadi di rumah" balas Witan dan Fei hanya ber"oh" ria mendengar jawaban Witan.

Tak disangka, ternyata Sagara dan kawan-kawanya berada di taman yang sama dengan Fei. Iqbal mengetahui keberadaan Fei dahulu, kemudian dia memberi tahu ke teman-temannya.

"Eh itu Fei deh kayaknya lagi bareng sama temen-temennya" ucap Iqbal pada teman-temannya.

"Eh iya tuh, samperin yuk" ajak Egy.

"Nggak ah, nanti kalo dia makin marah ke gue dikiranya gue ngikutin dia gimana" cegah Sagara.

"Elah Gar, santai aja lah gue yang bakal ngejelasin ke dia" ucap Lutfi.

"Nggak ah, gue takut dia bete kalo ngeliat gue" Sagara masih ragu.

"Udahlah kuy" kali ini Abi yang membujuk Sagara.

"Ya udah deh, ayok" ucap Sagara. Itulah Sagara kalo Abi yang ngomong pasti dia nurut gitu aja, karena Abi sudah dianggap kayak saudaranya sendiri.

"Malam Fei" sapa Iqbal yang tiba-tiba datang dari arah belakang.

"Eh Kak Iqbal, malam juga" ucap Fei kaget sambil menghadap ke belakang melihat arah datangnya Iqbal.

"Elah kak, kita disini bertiga masak yang disapa cuma Fei doang sih" protes Witan.

"Bawel lo" ucap Iqbal tak menanggapi permintaan Witan.

Namun Egy malah menanggapi permintaan Witan. "Hai Rei, hei Witan. Selamat malam" sapa Egy dengan terpaksa.

"Selamat malam juga Kak Egy" ucap Witan sambil memasang wajah sok manis.

"Puas lo" ucap Iqbal yang masih gak terima.

"Hei Fei" ucap Sagara tiba-tiba yang dari tadi memasang wajah tidak enak.

"Hai juga Gara" ucap Fei dengan nada pelan.

"Eh kakak-kakak ini ngikutin kita ya?" Tanya Witan tanpa ada rasa takut-takutnya.

"Enak aja lo, ngapain juga gue ngikutin lo" Lutfi yang nggak terima kali ini.

"Ya mungkin kakak-kakak ngefans sama Witan, hehe" ucap Witan sok ke PD-an.

"Serah lo dah" ucap Egy kesal.

Di sela-sela percakapan mereka Sagara mimikirkan sesuatu.

"Apa sekarang aja gue ke Fei, kek nya Fei juga udah nggak bete deh" batin Sagara.

"Emmm Fei sini deh" ucap Sagara yang tadinya hanya diam dan tiba-tiba narik tangan Fei mengajaknya berdiri.

"Ada apa?" Tanya Fei heran.

"Emmmm..... sebenarnya aku suka dan sayang sama kamu, mau nggak kamu jadi pacarku?" Ucap Sagara sambil memegang kedua tangan Fei.



Aduuuhhh enak banget ya Fei ditembak pas satnight😍
Eh tapi tunggu dulu deh, kira-kira diterima apa nggk nih sama Fei
Tunggu aja ya😉
Btw, kalian kalo satnight gini, sama gak kayak Fei? Apa cuma rebahan aja di kamar?
Tenang, author bakal nemenin kalian dengan cerita-cerita author hehehe.
Salam satnight buat kalian dari gengnya Sagara🤗

Rumit (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang