cerita duapuluh

8 2 0
                                    

"emmm..... sebenernya aku suka dan sayang sama kamu, kamu mau nggak jadi pacar aku?" Ucap Sagara sambil memegang kedua tangan Fei.

Sontak saja hal itu membuat Fei terkejut dan seakan semuanya berhenti. Begitupun semua teman-teman Fei yang ada di situ seakan tidak percaya dengan apa yang di ucapkan oleh Sagara.

"Wei, bakal ada momen seru nih siapin kamera lo pada" ucap Iqbal heboh menyadarkan lamunan semua orang yang masih nggak percaya apa yang dilakukan Sagara.

"Diem lo nyuk, ganggu suasana aja lo" ucap Lutfi yang menyenggol tubuh Iqbal.

Bagaimana dengan Fei? Fei hanya diam tak bisa berkata apa-apa, Fei pandangi teman-temannya satu persatu dan mereka seperti menunggu jawaban dari Fei. Fei bingung harus menolak apa menerimanya. Disisi lain, Fei takut akan hal buruk yang akan terjadi tapi disisi lain Fei juga suka sama Sagara. Fei memandang ke arah Rei, seolah Rei mengerti dengan apa yang sedang Fei pikirkan, Rei mengangguk pelan. Fei memandang ke arah Abi seolah Abi juga mengatakan hal yang sama seperti Rei. Kini, keputusan Fei sudah bulat. Sekuat apapun Fei menolaknya, rasa cinta yang besar tak akan kalah dengan semua rintangan yang menghadang.

"Iya aku mau" ucap Fei kemudian seakan menjawab ketegangan yang terjadi pada teman-temannya.

"Beneran?" Tanya Sagara yang masih nggak percaya.

Fei hanya menjawab dengan anggukan.

Kemudian Sagara memeluk Fei dengan reflek.

"Yesss akhirnya  Sagara jadian juga sama Fei. Gak galau-galau lagi nih. Traktiran dong, hehehe" ucap Iqbal seolah baru saja mendapatkan undian.

"Selamat ya brow, cinta lo nggak bertepuk sebelah tangan" ucap Egy sambil memeluk Sagara.

"Merdeka lo agar-agar. Makan-makan ni" pinta Lutfi ke Sagara.

"Lo menang men" ucap Abi.

"Ey, my brow akhirnya lo jadian juga sama bidadari lo. Selamat ya" kali ini ucapan selamat dari Iqbal.

Sagara hanya mengangguk atas ucapan semua teman-temannya, dan sesekali tertawa karena merasakan kebahagiaan.

Fei menghampiri Rei dan langsung memeluknya.

"Selamat ya" ucap Rei yang masih memeluk Fei.

"Terimakasih ya Rei lo udah ngeyakinin gue, lo udah nyemangati gue" ucap Fei sambil menangis terharu.

"Gue yakin lo bisa ngejalaninnya" ucap Rei sambil melepas pelukannya.

Rei menyadari kalo Fei mengeluarkan air mata.

"Kok lo nangis sih Fei" tanya Rei sambil mengusap air mata Fei.

"Gue nangis karena bahagia Rei"

"Selamat ya Fei" ucap Witan yang sedari tadi bingung mau ngapain.

"Iya makasih Tan."

Mereka pun kembali berkumpul di kursi tadi.

"Yes aku nggak ada saingan nih buat ngedeketin Gita" celetuk Witan tiba-tiba.

"Hah lo suka sama Gita?" tanya Lutfi kaget dan semua mata tertuju pada Witan kecuali Fei dan Rei yang telah dulu mengetahuinya.

"Hehe iya kak" jawab Witan dengan cengengesan.

"Seriusan? Gak salah lo?" Kali ini Egy yang kaget.

"Ya nggak lah kak, masak aku bohong sih"

"Udahlah gaes kalo Witan emang suka sama Gita, emangnya salah ya? Cinta kan gak mandang apapun. Ya kan Tan?" Ucap Sagara bijak.

Rumit (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang