Di depan toilet
Byuuurrr....
Tanpa Fei sadari, tiba-tiba air sudah membasahi tubuhnya. Ternyata ini adalah ulah dari Gita cs.
"Rasain lo" ucap Gita sambil menarik tubuh Fei ke dalam toilet.
"Eh apa-apaan lo" bentak Fei.
"Itu akibatnya kalo lo terus-terusan deketin pacar temen kita" timpal Wina.
"Hah? Pacar? Sejak kapan lo pacaran sama Sagara?" Kekeh Fei setelah tau yang sebenarnya.
"Berani ya lo" ucap Jeni sambil mendorong tubuh Fei.
"Lo yang mulai duluan" tanpa ada rasa takut sedikitpun, Fei balas mendorong tubuh Jeni.
"Eh elo songong banget jadi adik kelas ya" timpal Gita sambil mendorong tubuh Fei sampai terjatuh ke lantai dan kepala Fei membentur dinding.
"Haduh ini gimana, tuh anak masih hidup gak ya?" Panik Jeni melihat Fei yang setengah sadar.
"Yuk lah cabut daripada nanti kita ketahuan" ucap Gita sambil berlari keluar meninggalkan Fei yang mulai kehilangan kesadaran.
Tak beberapa lama Rei menemukan Fei yang dalam keadaan pingsan.
"Astaga Fei" kaget Rei.
*****
Di UKS
Sambil mengerjap-ngerjap mata Fei melihat sekeliling yang tampak asing baginya, dan mendapati Rei, Sagara dan Abi berdiri di sampingnya.
"Akhirnya lo sadar juga Fei"
"Gue dimana?" tanya Fei setengah sadar.
"Lo di uks Fei, tadi Firza yang bawah lo kesini" jelas Rei.
"Terus Firza nya sekarang dimana?" tanya Fei keberadaan Firza.
"Dia udah balik ke kelas dari tadi"
"Kamu gapapa kan Fei? Kok bisa sih kamu pingsan di toilet? Apa gara-gara hukuman tadi? Terus baju kamu kenapa bisa basah gitu?" Tanya Sagara khawatir.
"Iya gue gapapa. Gue pingsan bukan karena hukuman kok. Btw, lo kok disini?" Tanya balik Fei ke Sagara.
"Tadi gue yang nyuruh Firza buat panggil Sagara, takutnya lo kenapa-napa" jawab Rei.
"Rei gue kedinginan" keluh Fei pada Rei.
"Bi, cepet ambilin jaket gue di kelas" reflek Sagara menyuruh Abi.
Tanpa banyak protes Abi langsung berlari menuju kelasnya untuk mengambil apa yang disuruh Sagara. Beberapa saat kemudian Abi pun kembali dan menyerahkannya pada Sagara.
"Nih buat kamu biar gak kedinginan" ucap Sagara sambil memakaikan jaketnya pada Fei.
"Terima kasih" ucap Fei.
"Aku anterin kamu pulang ya" tawar Sagara.
"Gak mau, biar Abi saja" tolak Fei.
"Kok sama Abi sih?" kaget Sagara.
"Gue gak mau di anterin sama lo, mending gue pulang sama Abi aja" paksa Fei.
"Ya udah deh kalo itu mau kamu" Sagara pasrah.
"Hah? Gue? Males ah" ucap Abi kaget.
"Udahlah Bi, lo anterin dia pulang demi gue" mohon Sagara.
"Okelah, ya udah ayo"
"Bentar Fei gue ambilin tas lo dulu ya" ucap Rei sambil meninggalkan uks untuk mengambilkan tas Fei.
Tak beberapa lama Rei kembali ke uks dengan membawa dan menyerahkan tas kepada Fei.
"Jaga diri kamu baik-baik ya, kalo udah sampe rumah langsung istirahat, jangan lupa minum obatnya" nasehat Sagara kepada Fei.
Fei hanya menjawab dengan anggukan kepala dan berlalu meninggalkan ruang uks.
"Lo jaga dia baik-baik, kalo naik motor jangan ngebut-ngebut lo. Awas ya lo kalo terjadi sesuatu sama dia" pesan Sagara kepada Abi.
"Lo kira gue anak kecil? Iya gue ngerti. Cabut dulu" pamit Abi sambil mengikuti langkah Fei.
Mereka pun pergi dari sekolah dengan menggunakan motor Abi, namun Fei minta Abi untuk ke taman kota terlebih dahulu karena Fei ingin cerita kepadanya. Meskipun Fei tahu Abi orangnya sombong namun Fei nyaman bila mengutarakan keluh kesahnya kepada Abi.
Abi memarkirkan motornya di pinggir jalan dan mereka mencari tempat yang nyaman.
"Kenapa sih lo nggak mau langsung pulang aja?" tanya Abi sambil duduk.
"Gue pengen cerita ke elo Bi" jawab Fei sambil mengikuti gerakan Abi duduk.
"Kenapa harus gue sih? Kenapa gak ke temen lo itu?" Kesal Abi.
"Ini menyangkut Sagara" ucap Fei dengan tatapan memandang lurus ke depan.
Abi kaget dan memandang Fei "ada apa dengan Sagara?!"
"Kejadian di toilet tadi sebenarnya Gita yang nyelakain gue dan sebabnya gara-gara Sagara lagi" cerita Fei sambil beralih pandang ke Abi.
"What?! yang bener lo? Gak mungkin Gita bisa senekat itu" kaget Abi.
"Iya bener gue, gak bohong" balas Fei memasang wajah yang serius.
"Gila tuh cewek, gak punya otak" Abi semakin kesal dengan kelakuan Gita.
"Kalo kek gini terus gue lama-lama gak kuat Bi, gue berhenti aja untuk mencintai Sagara. Awalnya gue berani ngelawan cewek-cewek itu, tapi kalo dipikir-pikir gue gak bakal kuat. Gue belum jadi apa-apanya Sagara aja udah diperlakuin kek gini apalagi nanti kalo gue udah jadian sama Sagara" tanpa terasa air mata Fei mengalir.
"Kok lo gini sih Fei, setau gue lo itu tegar, gak gampang nyerah. Ingat gak lo pas gue nabrak lo, elo berani ngelawan gue padahal gue cowok. Lo jangan lemah gini dong" semangat Abi kepada Fei.
"Gue gak kuat Bi, gue ngejauh aja dari Sagara" tangis Fei semakin menjadi.
Dengan rasa kasihan Abi merangkul Fei untuk menenangkannya. "Udah dong Fei lo jangan kek gini, gue yakin lo bisa ngadepin Gita cs" ucap Abi sambil melepas rangkulannya.
"Makasih Bi atas semangatnya, tapi lo jangan bilang apa-apa ke Sagara ya Bi" ucap Fei sambil menghapus air mata.
Jawaban Abi hanya mengangguk " udah yuk pulang, lo butuh istirahat" ajak Abi.
Fei hanya meng-iya-kan ajakan Abi dengan lirih.
Kemudian mereka pun melanjutkan perjalanan pulang. Hampir kurang lebih 20 menit mereka pun sampai di rumah Fei.
"Sekali lagi thanks ya Bi" ucap Fei sambil turun dari motor Abi.
"Iya sama-sama"
"Maaf ngerepotin lo"
"Santai aja kali. Gue cabut dulu" ucap Abi sambil melambaikan tangan.
"Iya hati-hati" ucap Fei sambil membuka pagar rumah.
*****
Akhirnya, up juga.
Gimana? Kangen gak?
Hehe maafkan author yang ngaretnya panjang banget.
Maafkan typo dimana-mana.
Pantengin aja terus ya😉Btw, terimakasih buanyak banget pada 1k readers🤗
Makin semangat nerusin ceritanya
Eh iya jangan lupa vote dan commentnya di tunggu ya
See you next part😊
Salam...
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumit (hiatus)
Teen FictionBuat yang rindu timnas u19 zamannya saghara dkk. langsung aja yuk dibaca. Aku menulis cerita tentang mereka ala-ala drama percintaan anak SMA nih.