6. Pemuda Kahfi

3.5K 528 45
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim...

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama, tokoh, tempat dan kejadian, merupakan kebetulan semata dan tanpa unsur kesengajaan.

Enjoy the story!

••••••••••

Beberapa minggu sebelum dihadapkan dengan situasi sulit diancam oleh Khansa.

Suasana kampus Kahfi masih sepi di awal pagi.
Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang. Termasuk Kahfi yang baru memasuki gerbang kampusnya.

Seperti biasa ketika baru tiba di kampus, sebelum kelasnya dimulai dia akan lebih dulu berdiam diri di mushola sampai waktu yang tidak ditentukan.
Tapi kali ini sebelum tiba di mushola langkahnya terhenti oleh seseorang yang tiba-tiba berdiri dihadapannya. Mencegatnya. Namun tak mengucapkan apa-apa.

Namanya Gadiza. Teman sekelasnya yang menutup aurat dengan rapi dan jilbabnya yang lebar, sangat kontras dengan penampilan teman perempuan lain di kampusnya.
Mau tidak mau, Kahfi pun jatuh hati meski tak pernah ia berniat mengakui, lagipula Gadiza pun tak pernah menanggapinya kecuali jika ada urusan penting.

Awalnya, Kahfi benar-benar menjadikan Gadiza sebagai sosok calon istri yang tepat untuknya. Dan seperti Khansa yang selalu ingin melawan aturan keluarga agar tidak dinikahkan dengan kerabat sendiri, Kahfi pun ingin menikah dengan orang jauh yang tidak ada hubungan keluarga dengannya.
Meskipun ia tahu bahwa kelak dia akan dijodohkan dengan saudara sepupunya sendiri, ia akan mengatur cara agar dia bisa menggagalkan rencana itu dan menikah dengan pilihannya sendiri.

Kampus menjadi tempat yang indah bagi Kahfi karena ada Gadiza disana. Sekalipun Gadiza tak pernah terhanyut dalam sejuta pesona Kahfi seperti mahasiswi lainnya.

Tapi Kahfi pun berusaha menjaga diri. Dunia yang ia hadapi kini sangat menyeramkan. Ia harus lebih kuat agar mampu bertahan.Mengingat arus zaman bisa kapan saja menyeret dan menenggelamkan dirinya.

Apalagi dengan perjanjian yang harus selalu ia pegang. Susah payah ia mendapatkan izin untuk kuliah di tempat ini, ia takkan mau menyia-nyiakan kesempatan hanya karena melanggar janji. Janji untuk tidak menimbulkan masalah, apalagi terjerat fitnah. Maka sebisa mungkin Kahfi memberi jarak dirinya dengan para wanita ataupun teman-teman pria agar tidak terlalu mengikuti pergaulan bebasnya.

Memasuki semester kedua. Semua berjalan sesuai yang diharapkan. Namun semakin lama, interaksi antar lawan jenis semakin dibutuhkan karena tuntutan tugas-tugas dari dosen. Disinilah ia bertemu Natasha. Seorang nonmuslim berusia 18 tahunan yang ternyata berteman baik dengan Gadiza.

Natasha gadis cantik yang periang dan cukup kritis. Kahfi mulai merasa terganggu dengannya karena kecerewetannya mempertanyakan prinsip hidup dan cara Kahfi bergaul dengan mereka. Meski Gadiza sudah memberi pengertian, tetap saja ia tidak puas jika bukan Kahfi yang menerangkan.
Dari situlah bermula, diskusi-diskusi panjang antara Kahfi dan Natasha. Dengan niat syiar, dan harapan semoga Natasha mendapatkan hidayah. Juga sekaligus menarik perhatian Gadiza yang selalu menyertai diskusi mereka.
Sekali mendayung, dua tiga pulau terlampaui.

Sayangnya, bukan Gadiza yang menyambut perasaan Kahfi, tetapi Natasha yang perlahan jatuh hati. Bahkan gadis itu terang-terangan mengakuinya dan mengutarakan niatnya untuk mengubah keyakinan menjadi seorang muslimah. Demi Kahfi.

"Kenapa, Za?" Tanya Kahfi pada Gadiza yang masih berdiri didepannya, menatapnya dengan tatapan bengis penuh kebencian.

Gadiza masih tidak bersuara, perlahan matanya basah, ia kemudian berlalu begitu saja. Namun raut wajahnya memberi tanda tanya besar dalam diri Kahfi.
"Salah apa gue?"

Yaa Abati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang