Bismillahirrahmanirrahiim...
Author's Pov
Sujud syukur Abati begitu tahu Khaula tak bersalah atas kasus penipuan ini.
Entah bagaimana Abati yang lemah hatinya itu mampu berdiri jika putrinya benar-benar melakukan perbuatan tak terpuji seperti itu.
Untung saja, ternyata Khaula pun juga korban. Sekarang tinggal memikirkan bagaimana Abati akan mengganti rugi uang sebanyak itu dalam waktu singkat.
Dan tentu saja, meski Khaula dinyatakan tidak bersalah bukan berarti ia termaafkan sepenuhnya.
Abati masih menurunkan perintah untuk membakar semua barang-barang Khaula yang ada sentuhan K-Pop nya.
Semua foto, lightstick, kartu, tanda tangan, boneka, kaset, poster, majalah, aksesoris yang semuanya memang tidak dipajangnya tapi disimpan dalam sebuah lemari yang tertutup rapat.Khaula masih menggerung tak terima semua hasil kerja kerasnya mengumpulkan koleksi satu persatu harus dimusnahkan sekejap mata.
Natasha yang sudah tiba sejak tadi pun merasa sayang jika benda-benda yang cukup berharga itu dibakar. Ia sempat mengusulkan agar dijual saja, sekecil apapun aksesoris berbau idol korea itu pasti ada saja penggemar yang mau membelinya. Jika dihitung-hitung, sedikit bisa membantu menutupi kerugian akibat penipuan itu.
Tapi, usulan Natasha ditolak mentah-mentah.Abati bilang, tidak ada yang lebih pantas selain menghancurkan semua benda-benda tidak berguna itu. Karena jika dijual, sama saja kita menyesatkan orang lain dan mendapatkan untung dari sana.
Bukan main-main kefanatikan seorang penggemar jika terlalu mencintai idolanya. Bahkan dengan harga berapapun, mereka rela membeli segala produk yang dipasarkannya.
Padahal jika dipikir-pikir lagi, keuntungannya apa untuk mereka?
Hanya menambah kekayaan sang idola, padahal idolanya pun sama sekali tak mengenalnya. Ia rela mengorbankan hartanya demi sesuatu yang akan hangus di neraka.
Andai sedikit saja mereka berpikir bahwa jika dengan sejumlah uang yang dia gunakan membeli pernak pernik artis itu mereka sedekahkan di jalan Allah, sungguh betapa di surga ia akan berbaring santai dalam sebuah istana bergelimang kekayaan, dan di dunia pun diliputi kemuliaan.
Dibandingkan dengan membeli gambar-gambar idola mereka, menontonnya, memandangnya ataupun mengirim hadiah untuk mereka.
Hanya kesenangan dunia saja yang dirasanya, namun entah seberat apa dosa yang menantinya di akhirat sana."Kak! Jangan yang itu kak. Ambil aja semuanya tapi jangan yang itu kak, pleaseeee... Biarin aku simpen foto Sehun yang itu kak, please!" Khaula merajuk tanpa henti, memohon agar disisakan selembar kartu foto untuk menjadi kenang-kenangannya.
"Jangan bakar itu, Kak! Yaampun disitu Sehun ganteng banget kasian kalo dibakar"
"Khaula! Istighfar. Kamu kenapa jadi kaya kesetanan begitu sih?" Khansa bertanya, sejenak ia hentikan pekerjaannya dan menatap Khaula lekat-lekat.
"Di dunia cuma fotonya yang dibakar, gak seberapa daripada nanti sampai dia mati gak dapet hidayah, badannya yang bakalan gosong di neraka. Na'udzu billah"
"Ih kakak kok gitu, sih! Nyumpah-nyumpahin aja. Bukannya didoain biar dapat hidayah."
"Kamu yang harus banyak doa tau gak?! Otak kamu udah penuh sama virus Korea. Mesti di install ulang."
"Coba dari kemaren-kemaren kamu nurutin kakak buat jualin semuanya, Bi. Gak rugi rugi amat deh." Natasha mencandai Khaula yang memang diminta Khaula agar memanggilnya dengan nama Na Bi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yaa Abati [SELESAI]
EspiritualTidak ada yang bisa memilih untuk dilahirkan menjadi apa dan menjadi bagian dari keluarga seperti apa. Hal itu sepenuhnya merupakan goresan tangan Tuhan. Mungkin memang benar... Tertakdir lahir sebagai anak ustad, adalah suatu keberuntungan sebab...