27. Bersabar dan Tingkatkan Kesabaran

3.5K 527 123
                                    

Bismillahirrahmanirrahiim...

Author's Pov

Beberapa hari pasca bencana gempa bumi dan tsunami yang meluluh lantakkan tanah Sulawesi Tengah, berbagai relawan mulai bertandang dengan membawa bantuan bermacam-macam yang pasti dibutuhkan.

Posko-posko pengungsian telah banyak didirikan, terhitung sejak jaringan seluler kembali bisa menembus lokasi termasuk akses kendaraan dari jalur darat dan udara kembali bisa beroperasi.

Ada banyak korban berjatuhan, tidak terhitung berapa banyak kerugian akibat rumah-rumah yang menjadi reruntuhan. Bahkan masih banyak warga yang dilaporkan hilang.

Kahfi dan Bang Odi bersama tim penggalangan dana pesantren bersiap untuk ikut berangkat menjadi relawan disana, sekaligus mencari sendiri dimana keberadaan Abati.

Ummi, Khaula, Natasha dan Khansa yang kondisinya sudah mulai pulih mengantar mereka dengan lafalan doa-doa tanpa henti. Semoga mereka tetap aman dan selamat sampai mereka kembali setelah menemukan Abati.
Pasalnya, gempa susulan masih sering terjadi, yang ditakutkan jika gempa datang lagi, mereka yang datang sebagai relawan pun akan turut menjadi korban.

Seperginya Kahfi dan Bang Odi, Ummi banyak bercerita pada Khaula, Khansa dan Natasha tentang kenangan-kenangan sepanjang pernikahan dengan Abati.
Sebagai suami, Abati sosok yang romantis, itu sudah pasti Khansa dan Khaula ketahui. Sebagai kepala keluarga, Abati sangat bertanggung jawab, itu juga mereka yakini karena mereka merasakan sendiri bagaimana Abati berusaha menjamin kebahagiaan mereka.
Dan sebagai pimpinan pesantren dan muballigh, Abati selalu bisa diandalkan dalam menyelesaikan berbagai masalah umat, itupun Khaula dan Khansa setujui.

Yang mereka tak pernah tahu adalah, Abati dengan segenap kekurangan diri karena Ummi yang pandai menyembunyikan dan memaklumi.

"Abati itu dulu persis seperti kamu, Kak..." ujar Ummi dengan seulas senyum mengenang Abati di masa lalu.

"Keras kepala, tidak suka dipaksa."

"Masa sih?!" Khaula dan Khansa melotot tak percaya. Selama ini mereka melihat sosok ayah mereka sebagai sosok paling sempurna, superhero terhebat sepanjang masa. Benarkah Abati juga pernah salah?

"Pastinya. Persis seperti kalian-kalian. Malah lebih parah, Abati sering sekali membangkang. Termasuk waktu mau dijodohkan sama Ummi, Abati pernah pergi gak pulang-pulang."

Ini cerita yang tak pernah Khansa dan Khaula dengarkan. Mungkin sekarang Ummi bisa ceritakan karena mereka yang mulai dewasa dan memikirkan bahwa hidup memang tak seindah yang dalam khayalan.

"Terus terus, Mi?" Khaula tertarik mendengarkan sambil sesekali menertawakan Abati berdasarkan cerita Ummi.

"Kahfi tuh masih bagus, ketahuan coba-coba ngerorok dipukul rotan langsung kapok. Abati dulu, Ummi diceritain sama Jaddah, katanya sampe dihukum gimana macemnya juga masih aja ngerokok."

"Ya Allah Abatiiii"

"Baru sampe nanti pas kakak lahir, Abati bener-bener berhenti ngerokok. Abati bilang pas nikah udah berhenti sih, tapi Ummi tau Abati masih suka ngumpet-ngumpet."

"Hahaha Abati kocak"

"Tapi Ummi sama Abati nikah karena saling cinta kan?" Kali ini Natasha yang angkat suara. Memang dari dulu dia penasaran akan hal ini.

Yaa Abati [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang